Courtesy of NatureMagazine
Regulasi Ketat China Mempersempit Ruang Bagi Peneliti Asing Pasca Pandemi
06 Mar 2025, 07.00 WIB
101 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Regulasi keamanan baru di China menciptakan tantangan bagi peneliti asing.
- Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan signifikan jumlah peneliti asing di China.
- Hukum data yang ketat di China dapat menghambat kolaborasi penelitian internasional.
China telah memperkenalkan undang-undang yang berfokus pada keamanan yang mempengaruhi peneliti asing yang ingin mengirimkan data ke luar negeri. Meskipun banyak peneliti asing masih merasa diterima di China, mereka menghadapi tantangan baru akibat peraturan ketat setelah pandemi COVID-19 dan undang-undang data yang membatasi. Jumlah peneliti asing di China diperkirakan antara 5.000 hingga 10.000, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lebih dari 100.000 peneliti asing di Amerika Serikat. Banyak peneliti meninggalkan China selama pandemi karena pembatasan yang ketat.
Selain itu, undang-undang keamanan yang baru membuat peneliti harus lebih berhati-hati dalam mengirimkan data penelitian, terutama jika data tersebut dianggap sensitif. Misalnya, undang-undang Data Keamanan China mengharuskan izin resmi untuk mengirimkan data tertentu ke luar negeri. Meskipun ada kekhawatiran tentang pengawasan dan tuduhan spionase, banyak peneliti asing masih melanjutkan pekerjaan mereka di China, meskipun dengan lebih banyak batasan.
--------------------
Analisis Kami: Kebijakan China yang semakin ketat terhadap peneliti asing dan data riset mencerminkan strategi negara tersebut untuk mengamankan teknologi dan informasi penting, tetapi ini juga menimbulkan kerugian dalam hal pertukaran ilmu pengetahuan dan inovasi global. Jika tidak ada perubahan, talenta asing akan terus meninggalkan China, menghambat perkembangan riset internasional yang saling menguntungkan.
--------------------
Analisis Ahli:
Halldór Berg Harðarson: Penurunan dramatis jumlah peneliti asing di China terutama disebabkan oleh kebijakan pandemi dan pembatasan perjalanan yang ketat.
Annina Lattu: Undang-undang keamanan data China berada di ujung paling ketat dan ambigu dibandingkan dengan negara lain, mempersulit ekspor data riset akademik.
Rogier Creemers: Definisi 'data penting' dalam hukum keamanan data di China masih samar, menciptakan ketidakpastian besar bagi peneliti internasional.
--------------------
What's Next: Di masa depan, kolaborasi riset antara China dan negara lain akan menghadapi hambatan lebih besar kecuali terjadi pelonggaran regulasi dan peningkatan transparansi hukum terkait data dan keamanan.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-00630-1
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-00630-1
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak regulasi baru terhadap peneliti asing di China?A
Regulasi baru meningkatkan pengawasan terhadap pengiriman data penelitian ke luar negeri, yang dapat menghambat kolaborasi.Q
Mengapa jumlah peneliti asing di China menurun setelah COVID-19?A
Jumlah peneliti asing menurun karena pembatasan ketat yang diterapkan selama pandemi dan ketidakpastian hukum.Q
Apa yang dimaksud dengan China Initiative?A
China Initiative adalah program yang diluncurkan oleh pemerintahan AS untuk melawan spionase ilmiah yang menargetkan ilmuwan dari China.Q
Bagaimana hukum data di China mempengaruhi kolaborasi penelitian?A
Hukum data di China mengharuskan izin resmi untuk mengirim data tertentu ke luar negeri, yang dapat menghambat proyek kolaborasi.Q
Apa yang dirasakan peneliti asing selama pandemi di China?A
Peneliti asing mengalami ketidaknyamanan dan stigma selama pandemi, termasuk perlakuan berbeda di tempat umum.