Gelombang Panas Ekstrem Memicu Kematian Massal Satwa di Wilayah Tropis
Courtesy of CNBCIndonesia

Gelombang Panas Ekstrem Memicu Kematian Massal Satwa di Wilayah Tropis

Memberikan pemahaman mengenai dampak serius gelombang panas ekstrem akibat perubahan iklim terhadap populasi satwa liar serta memperingatkan urgensi penanganan krisis iklim agar tidak memperparah kepunahan massal.

22 Agt 2025, 07.50 WIB
163 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Gelombang panas ekstrem mengakibatkan kematian massal satwa liar di berbagai belahan dunia.
  • Perubahan iklim dan gelombang panas dapat mendorong spesies menuju kepunahan yang lebih cepat.
  • Kawasan tropis adalah yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim.
Tecolutilla, Meksiko - Perubahan iklim memicu gelombang panas ekstrem yang menimbulkan kematian massal pada banyak spesies satwa liar di seluruh dunia. Contohnya terjadi di Tecolutilla, Meksiko, di mana puluhan monyet howler ditemukan mati akibat kelelahan dan dehidrasi saat suhu mencapai 43 °C. Fenomena ini menjadi tanda betapa seriusnya dampak perubahan iklim.
Selain di Meksiko, kasus serupa juga terjadi di Australia dengan banyak kelelawar yang mati, Kanada dengan miliaran teritip dan kerang yang mati karena panas, serta Afrika yang melaporkan penurunan kesuburan tikus akibat suhu ekstrem. Ini menunjukkan bahwa gelombang panas tidak hanya membunuh hewan secara langsung, tapi juga mengganggu proses reproduksi.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa wilayah tropis adalah yang paling rentan terhadap gelombang panas yang makin sering terjadi. Data penelitian menunjukkan populasi burung tropis turun antara 25% hingga 38% selama 70 tahun terakhir akibat kenaikan suhu ekstrem yang mengganggu habitat mereka.
Gelombang panas juga mengubah perilaku hewan, memaksa mereka beristirahat di tempat teduh dan mengurangi aktivitas penting seperti mencari makanan dan berkembang biak. Kondisi ini memperbesar risiko kepunahan karena hewan tidak dapat menjaga keberlangsungan hidup dan generasi baru.
Jika kondisi iklim terus memburuk tanpa adanya upaya penanganan serius, kepunahan massal hewan liar akan semakin parah dan berdampak buruk pada ekosistem secara global. Ancaman ini setara bahkan lebih buruk daripada efek deforestasi, sehingga krisis iklim menjadi prioritas yang harus segera diatasi.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250822071652-37-660366/kiamat-sudah-dekat-monyet-mati-massal-kelelawar-berjatuhan

Analisis Kami

"Fenomena kematian massal satwa ini menunjukkan bahwa krisis iklim bukan hanya isu lingkungan lama, tetapi sudah menjadi ancaman nyata bagi ekosistem dan keanekaragaman hayati. Jika tidak ada tindakan segera, kehilangan keanekaragaman hayati ini akan memengaruhi keseimbangan ekologi yang berdampak buruk pada kehidupan manusia juga."

Analisis Ahli

Maximilian Kotz
"Populasi burung tropis menurun drastis karena frekuensi gelombang panas yang meningkat lebih cepat di wilayah tropis dibandingkan wilayah lain."
PJ Jacobs
"Hewan harus mengurangi aktivitas penting seperti mencari makan dan reproduksi selama gelombang panas besar, yang mengancam kemampuan bertahan hidup mereka."

Prediksi Kami

Jika gelombang panas ekstrem terus meningkat tanpa penanganan serius terhadap perubahan iklim, akan terjadi kepunahan massal berbagai spesies satwa liar secara global dalam waktu dekat, khususnya di wilayah tropis yang paling rentan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi di Tecolutilla, Meksiko terkait gelombang panas?
A
Di Tecolutilla, Meksiko, puluhan monyet howler jatuh bergelimpangan dari pepohonan akibat dehidrasi dan kelelahan akibat gelombang panas ekstrem.
Q
Berapa banyak monyet howler yang ditemukan mati di Tabasco?
A
Sedikitnya 83 ekor monyet howler ditemukan mati di Tabasco, dengan ratusan lainnya diperkirakan ikut tewas.
Q
Apa dampak gelombang panas ekstrem terhadap populasi satwa liar?
A
Gelombang panas ekstrem memicu kepunahan massal, mengancam satwa liar, dan mempengaruhi perilaku hewan, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Q
Siapa Maximilian Kotz dan apa kontribusinya dalam penelitian ini?
A
Maximilian Kotz adalah ilmuwan iklim dari Potsdam Institute for Climate Impact Research yang meneliti dampak gelombang panas terhadap populasi burung tropis dan satwa liar.
Q
Mengapa kawasan tropis menjadi sangat rentan terhadap gelombang panas?
A
Kawasan tropis menjadi sangat rentan karena frekuensi gelombang panas meningkat jauh lebih cepat di wilayah tersebut.

Artikel Serupa

Pemanasan Global Perparah Banjir Bandang di Dunia, Seruan Beralih Energi BersihCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
128 dibaca

Pemanasan Global Perparah Banjir Bandang di Dunia, Seruan Beralih Energi Bersih

Suhu Ekstrem Ganggu Fotosintesis di Hutan Tropis, Ancaman Pemanasan GlobalCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
292 dibaca

Suhu Ekstrem Ganggu Fotosintesis di Hutan Tropis, Ancaman Pemanasan Global

Waspada Perubahan Iklim: Dampak Serius Pemanasan Global di Indonesia dan AsiaCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
145 dibaca

Waspada Perubahan Iklim: Dampak Serius Pemanasan Global di Indonesia dan Asia

Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan IklimCNBCIndonesia
Sains
3 bulan lalu
119 dibaca

Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan Iklim

Pemanasan Global Membuat Hutan Tropis Kehilangan Kemampuan FotosintesisCNBCIndonesia
Sains
4 bulan lalu
118 dibaca

Pemanasan Global Membuat Hutan Tropis Kehilangan Kemampuan Fotosintesis

Kerusakan Arus AMOC: Tanda Bahaya Pemanasan Global Makin MengkhawatirkanCNBCIndonesia
Sains
4 bulan lalu
248 dibaca

Kerusakan Arus AMOC: Tanda Bahaya Pemanasan Global Makin Mengkhawatirkan