Courtesy of CNBCIndonesia
Fenomena 'Cagongjok' di Korea Selatan: Ketika Kafe Jadi Kantor dan Sekolah
Menginformasikan tentang tren 'cagongjok' di Korea Selatan dan bagaimana fenomena tersebut memicu perubahan kebijakan di kafe-kafe, termasuk Starbucks, demi menjaga kenyamanan pelanggan dan kelancaran bisnis.
26 Agt 2025, 08.15 WIB
12 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Cagongjok adalah fenomena di Korea Selatan di mana orang menjadikan kafe sebagai tempat belajar dan bekerja.
- Pemilik kafe menghadapi tantangan dalam mengelola pelanggan yang menghabiskan waktu lama di kafe dengan membawa peralatan kerja.
- Starbucks Korea menanggapi fenomena ini dengan memperbarui kebijakan penggunaan ruang di kafe untuk menjaga kenyamanan semua pelanggan.
Seoul, Korea Selatan - Di Korea Selatan, ada tren unik bernama 'cagongjok' yang berarti sekelompok orang belajar atau bekerja lama di kafe. Kata ini berasal dari gabungan bahasa Korea untuk 'kafe', 'belajar', dan 'kelompok'. Anak muda memanfaatkan suasana kafe sebagai tempat produktif seperti kantor atau ruang kelas.
Baca juga: Korea Selatan Larang Penggunaan Ponsel di Kelas Mulai 2026 untuk Atasi Kecanduan Media Sosial
Namun, fenomena ini menimbulkan persoalan. Banyak pelanggan kafe duduk berjam-jam dengan hanya membeli satu minuman. Tidak jarang mereka membawa perangkat elektronik besar seperti dua laptop dan printer, serta alat pengisi daya yang memaksa pemilik kafe membatasi akses listrik demi mengelola ruang.
Salah satu pemilik kafe di kawasan mahal Daechi, Seoul, Hyun Sung-joo, mengaku sulit menjalankan bisnis jika pelanggan menguasai tempat seharian, terlebih biaya sewa yang sangat tinggi. Ia sampai membuat aturan menutup akses stop kontak bagi pelanggan.
Starbucks Korea pun merespons dengan memperbarui kebijakan mereka. Mereka membolehkan laptop dan perangkat kecil, tapi melarang perangkat besar seperti komputer desktop, printer, atau barang lain yang menghalangi tempat duduk agar pelanggan lain tidak terganggu.
Kebijakan ini mencerminkan upaya menjaga kenyamanan semua pelanggan sekaligus mendukung bisnis kafe agar bisa bertahan. Fenomena serupa juga terjadi di negara lain seperti Inggris, di mana kedai kopi membatasi waktu penggunaan meja untuk mencegah dominasi pekerja jarak jauh.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250826071842-37-661313/rojali-level-master-namanya-cagongjok-pemilik-kafe-putar-otak
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250826071842-37-661313/rojali-level-master-namanya-cagongjok-pemilik-kafe-putar-otak
Analisis Kami
"Fenomena 'cagongjok' menimbulkan dilema antara kenyamanan pelanggan dan kebutuhan bisnis kafe yang harus mengelola ruang terbatas dengan efisien. Kebijakan pembatasan perangkat besar merupakan langkah tepat untuk memastikan bahwa semua pelanggan mendapat pengalaman yang seimbang tanpa mengorbankan pendapatan kafe."
Analisis Ahli
Dr. Lee Min-kyu
"Sebagai pakar budaya kerja di Korea Selatan, fenomena cagongjok mencerminkan tekanan kerja dan belajar yang tinggi, sehingga kafe menjadi ruang alternatif yang fungsional namun harus dikelola agar tidak berdampak negatif pada bisnis kafe."
Prof. Sun Hye-jin
"Dalam studi psikologi sosial, penggunaan ruang publik harus memperhatikan etika dan kebiasaan agar tercipta lingkungan yang ramah bagi semua pengunjung."
Prediksi Kami
Kedepannya, kafe-kafe di Korea Selatan dan mungkin di negara lain akan semakin ketat dalam mengatur penggunaan fasilitas untuk menyeimbangkan kenyamanan pengunjung dan keberlangsungan bisnis.