Courtesy of CNBCIndonesia
Starbucks Korea Batasi 'Cagongjok', Atur Etika Pakai Ruang Kafe
Menyampaikan fenomena 'cagongjok' dan respons Starbucks Korea dalam mengatur penggunaan ruang di kafe agar kenyamanan pelanggan tetap terjaga serta membahas dampaknya terhadap etika penggunaan ruang publik.
19 Agt 2025, 20.20 WIB
52 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Fenomena cagongjok menunjukkan perubahan cara orang bekerja dan belajar di ruang publik.
- Keluhan tentang etika penggunaan ruang publik di kafe semakin meningkat.
- Starbucks mengambil langkah untuk menyesuaikan kebijakan demi kenyamanan pelanggan.
Seoul, Korea Selatan - Fenomena 'cagongjok', yaitu sekelompok orang yang belajar atau bekerja di kafe dalam waktu lama, sedang ramai diperbincangkan di Korea Selatan. Mereka sering membawa laptop, printer, dan perlengkapan kerja lain yang menguasai meja kafe.
Baca juga: Korea Selatan Larang Penggunaan Ponsel di Kelas Mulai 2026 untuk Atasi Kecanduan Media Sosial
Asal kata 'cagongjok' berasal dari kata 'cafe', 'gongbu' yang berarti belajar, dan 'jok' yang berarti kelompok. Fenomena ini semakin menyebar di kota-kota besar seperti Seoul.
Kelakuan 'cagongjok' ini mengganggu pengunjung lain yang ingin menikmati kopi atau menggunakan meja bersama, karena mereka sering hanya membeli satu minuman namun duduk berjam-jam.
Starbucks Korea kemudian mengambil tindakan dengan memperbarui kebijakan mereka. Mereka melarang penggunaan perangkat besar seperti komputer desktop dan printer di dalam gerai mereka, demi menjaga kenyamanan semua pelanggan.
Langkah ini juga mengikuti tren global di negara lain yang berusaha mengatur ruang publik kafe agar tidak dikuasai oleh pekerja jarak jauh secara berlebihan, sehingga tetap memberikan suasana yang ramah dan nyaman.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250819130106-37-659301/rojali-sudah-sampai-korea-kelakuannya-keterlaluan
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250819130106-37-659301/rojali-sudah-sampai-korea-kelakuannya-keterlaluan
Analisis Kami
"Fenomena 'cagongjok' menunjukkan bagaimana kebutuhan ruang kerja yang fleksibel mulai mengambil ruang tempat publik, namun tanpa regulasi yang tepat, hal ini mengganggu pengguna lain. Kebijakan Starbucks adalah langkah yang tepat untuk menyeimbangkan kepentingan pengunjung kafe dan memberikan batasan yang diperlukan agar semua pihak merasa nyaman."
Analisis Ahli
Dr. Kim Eun-jung (Sosiolog)
"Fenomena ini mencerminkan perubahan besar dalam budaya kerja dan belajar, yang menggeser batas ruang publik dan privat. Perlu kebijakan yang adaptif untuk mengakomodasi kebutuhan baru tanpa merugikan komunitas lainnya."
Prediksi Kami
Kedepannya, lebih banyak kedai kopi di Korea Selatan dan negara lain kemungkinan akan menerapkan aturan serupa untuk membatasi penggunaan ruang yang berlebihan oleh pekerja jarak jauh, guna menjaga kenyamanan sekaligus perputaran pelanggan.