Perang Harga E-Commerce China Tekan Laba dan Ancaman Deflasi
Courtesy of CNBCIndonesia

Perang Harga E-Commerce China Tekan Laba dan Ancaman Deflasi

Menginformasikan bahwa persaingan sengit di sektor ritel instan dan pengiriman makanan antara perusahaan e-commerce besar di China mengakibatkan tekanan pada laba dan margin keuntungan jangka pendek hingga menengah, serta potensi dampak makro ekonomi termasuk deflasi.

09 Sep 2025, 21.00 WIB
27 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Persaingan di sektor e-commerce China semakin intens dengan strategi diskon yang agresif.
  • Perusahaan-perusahaan mengalami tekanan laba jangka pendek meskipun ada potensi keuntungan jangka panjang.
  • Regulator berupaya mencegah perang harga yang dapat merugikan industri dan ekonomi secara keseluruhan.
Jakarta, Indonesia - Perusahaan e-commerce besar China seperti Alibaba, Meituan, dan JD.com kini tengah bersaing sangat ketat dalam layanan ritel instan dan pengiriman makanan. Mereka saling memberikan diskon besar dan kupon demi menarik konsumen lebih banyak dan menguasai pasar domestik, sehingga harus mengeluarkan dana miliaran dolar untuk promosi dan subsidi.
Persaingan yang sengit ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut mengalami tekanan besar pada laba dan margin keuntungan mereka. Dikhawatirkan, kondisi ini bisa bertahan selama 1-2 tahun ke depan, terutama sebelum festival belanja besar seperti Singles' Day yang berlangsung pada bulan November.
CEO dari masing-masing perusahaan seperti JD.com dan Meituan bahkan mengakui bahwa persaingan yang terjadi saat ini sudah terlalu berlebihan dan tidak berkelanjutan. Hal ini juga menimbulkan perhatian dari regulator China yang terus mengingatkan agar perang harga tidak berujung pada dampak negatif yang lebih luas.
Meskipun rentan terhadap kerugian jangka pendek, ketiga perusahaan itu masih optimistis bahwa investasi besar-besaran saat ini akan membuahkan keuntungan yang signifikan di masa depan. Alibaba, misalnya, memproyeksikan bahwa segmen ritel instan bisa menambah nilai transaksi hingga 1 triliun yuan dalam tiga tahun ke depan.
Para analis dan regulator berharap bahwa perusahaan-perusahaan e-commerce dapat menyeimbangkan persaingan mereka dan mematuhi kebijakan pemerintah agar tidak memperburuk situasi pasar. Jika berhasil, dinamika persaingan akan kembali normal dan memberikan manfaat lebih besar untuk ekonomi China secara keseluruhan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250909162414-37-665507/perang-saudara-menggila-di-china-ramai-ramai-bakar-uang

Analisis Kami

"Persaingan ini memang menciptakan kondisi pasar yang brutal, di mana strategi diskon besar-besaran merugikan jangka pendek tapi esensinya bertujuan penguasaan pasar untuk jangka panjang. Namun, tanpa kontrol ketat dari regulator, perang harga seperti ini hanya akan memperparah deflasi dan merugikan pelaku pasar secara keseluruhan."

Analisis Ahli

Kenneth Fong
"Persaingan ini adalah permainan risiko tinggi, di mana investasi awal sangat menentukan siapa yang bertahan dalam pasar ritel instan yang sangat kompetitif di China."
Ying Wang
"Komitmen perusahaan terhadap kebijakan pemerintah diharapkan bisa menormalkan persaingan dan menghindari perlombaan perang harga yang merugikan industri."

Prediksi Kami

Persaingan agresif ini bakal terus berlanjut minimal sampai festival belanja Singles' Day November, dengan kemungkinan kerugian tetap tinggi sebelum ada normalisasi kompetisi akibat tekanan regulasi.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang memicu pertarungan di antara e-commerce besar di China?
A
Pertarungan di antara e-commerce besar di China dipicu oleh upaya untuk memenangkan perang 'ritel instan' dan merebut pangsa pasar.
Q
Apa dampak dari strategi diskon yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ini?
A
Strategi diskon yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ini justru membakar uang mereka dan menekan margin keuntungan.
Q
Mengapa analis memperkirakan persaingan ini akan memangkas laba jangka pendek?
A
Analis memperkirakan laba jangka pendek akan terpangkas karena perusahaan menghabiskan banyak dana untuk promosi dan subsidi.
Q
Apa yang diharapkan oleh Alibaba dari segmen ritel instan?
A
Alibaba berharap segmen ritel instan dapat menambah 1 triliun yuan nilai transaksi tahunan dalam tiga tahun mendatang.
Q
Bagaimana regulator merespons persaingan harga di industri ini?
A
Regulator telah mengingatkan perusahaan agar tidak terjebak dalam perang harga yang dapat merugikan industri secara keseluruhan.

Artikel Serupa

Tiga Raksasa Pengiriman China Hentikan Perang Harga dan Janji Persaingan RasionalSCMP
Bisnis
1 bulan lalu
81 dibaca

Tiga Raksasa Pengiriman China Hentikan Perang Harga dan Janji Persaingan Rasional

Perang Diskon Besar Tiga Raksasa Pengantaran di China MemanasSCMP
Bisnis
1 bulan lalu
276 dibaca

Perang Diskon Besar Tiga Raksasa Pengantaran di China Memanas

Alibaba Bangkit dengan Kolaborasi RedNote dan Fokus Ritel Instan di Tengah Persaingan KetatCNBCIndonesia
Bisnis
2 bulan lalu
137 dibaca

Alibaba Bangkit dengan Kolaborasi RedNote dan Fokus Ritel Instan di Tengah Persaingan Ketat

Alibaba Bangkit dengan Layanan Pengiriman Instan dan Kerja Sama dengan AppleCNBCIndonesia
Bisnis
3 bulan lalu
68 dibaca

Alibaba Bangkit dengan Layanan Pengiriman Instan dan Kerja Sama dengan Apple

Alibaba Bangkit Lewat AI dan Kerjasama RedNote di Tengah Persaingan SengitCNBCIndonesia
Bisnis
4 bulan lalu
302 dibaca

Alibaba Bangkit Lewat AI dan Kerjasama RedNote di Tengah Persaingan Sengit

JD.com Catatkan Laba Besar dan Ekspansi Usai Tutup JD.ID di IndonesiaCNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
219 dibaca

JD.com Catatkan Laba Besar dan Ekspansi Usai Tutup JD.ID di Indonesia