Perang Harga E-Commerce China: Risiko Besar dan Tekanan Laba Anjlok
Courtesy of CNBCIndonesia

Perang Harga E-Commerce China: Risiko Besar dan Tekanan Laba Anjlok

Memberikan wawasan tentang bagaimana persaingan harga antar e-commerce besar di China berpotensi menggerus keuntungan jangka pendek hingga menengah serta dampaknya pada pasar dan ekonomi, sekaligus memperlihatkan respons perusahaan dan regulator terhadap situasi tersebut.

16 Sep 2025, 21.20 WIB
206 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Persaingan harga antara e-commerce di China semakin intens dan dapat menyebabkan kerugian jangka pendek.
  • Perusahaan seperti Alibaba, Meituan, dan JD.com menggelontorkan miliaran dolar untuk memenangkan pasar ritel instan.
  • Regulator terus mengawasi persaingan ini untuk mencegah perang harga yang dapat merugikan industri.
Jakarta, China - Persaingan pasar ritel instan di China semakin kuat dengan Alibaba, Meituan, dan JD.com saling menawarkan diskon dan kupon secara besar-besaran untuk menarik konsumen. Masing-masing perusahaan menggelontorkan dana miliaran dolar demi merebut pangsa pasar, menyebabkan perang harga yang cukup sengit.
Strategi ini membuat perusahaan besar merugi dalam jangka pendek hingga menengah karena laba mereka terkikis akibat besarnya dana yang dibakar untuk promosi dan subsidi. Para analis memperkirakan total dana yang dibakar bisa mencapai lebih dari 4 miliar dolar Amerika Serikat hanya dalam kuartal kedua tahun 2025.
Persaingan tidak hanya berdampak pada keuntungan perusahaan tetapi juga memberikan tekanan deflasi pada ekonomi China, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Kerugian yang terjadi di segmen pengiriman makanan diperkirakan paling besar dialami oleh Meituan dan JD.com.
Regulator China terus mengingatkan perusahaan agar tidak melanjutkan perang harga yang merugikan semua pihak. Ketiga perusahaan lalu membuat pernyataan resmi untuk menahan pertarungan harga dan menunjukkan komitmen pada kebijakan pemerintah agar persaingan tetap sehat.
Meski menghadapi kerugian jangka pendek, perusahaan optimis bahwa investasi ini akan terbayar dengan pertumbuhan nilai transaksi ritel instan yang diperkirakan bisa mencapai nilai fantastis dalam beberapa tahun ke depan, sekaligus memperkuat posisi mereka di pasar digital China.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250916182420-37-667548/ecommerce-china-empot-empotan-bakar-uang-kondisinya-memprihatinkan

Analisis Ahli

Kenneth Fong
"Persaingan ini seperti permainan berisiko tinggi di mana pemain yang menyerah dulu akan merugi besar, dan situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga festival belanja November."
Ying Wang
"Komitmen perusahaan terhadap kebijakan pemerintah mencegah involusi akan membantu menormalkan dinamika persaingan secara bertahap."

Analisis Kami

"Persaingan sengit di pasar ritel instan China memang menunjukkan ambisi besar perusahaan teknologi untuk mendominasi, tapi strategi 'bakar uang' yang berkelanjutan sangat berisiko dan bisa memicu kerugian besar bagi pelaku industri. Jika tanpa pengawasan ketat dari regulator, situasi ini dapat menyebabkan gelombang gagal bayar dan penurunan kualitas layanan yang merugikan konsumen dalam jangka panjang."

Prediksi Kami

Perang harga antar perusahaan e-commerce China akan terus berlanjut hingga akhir 2025, khususnya sampai festival belanja Singles' Day, sebelum persaingan mulai menormalkan dengan intervensi regulasi yang lebih ketat.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan persaingan antar e-commerce di China semakin ketat?
A
Persaingan antar e-commerce di China semakin ketat karena perusahaan ingin memenangkan industri 'ritel instan' dengan menawarkan diskon dan kupon.
Q
Berapa estimasi total uang yang dibakar oleh industri e-commerce di China untuk promosi dan subsidi?
A
Estimasi total uang yang dibakar oleh industri e-commerce di China untuk promosi dan subsidi mencapai lebih dari US$4 miliar hanya pada kuartal II 2025.
Q
Apa yang dikatakan CEO JD.com tentang persaingan yang ada?
A
CEO JD.com, Sandy Xu, menyebut adanya persaingan berlebihan yang tidak berkelanjutan.
Q
Mengapa Meituan diperkirakan paling terpukul dalam persaingan ini?
A
Meituan diperkirakan paling terpukul karena bisnis pengiriman makanan menjadi kontributor utama pendapatannya.
Q
Apa langkah yang diambil oleh regulator untuk mencegah perang harga?
A
Regulator telah mengingatkan perusahaan agar tidak terjebak dalam perang harga dan meminta mereka untuk menahan persaingan harga.