Courtesy of CNBCIndonesia

Peluang Baru bagi Jurnalis di Bidang Kecerdasan Buatan di Tengah Krisis Pekerjaan

Memberikan informasi tentang peluang baru di bidang kecerdasan buatan bagi para jurnalis yang kesulitan mendapat pekerjaan di industri media tradisional yang menurun, serta memperlihatkan dampak teknologi terhadap dunia kerja di masa depan.

19 Sep 2025, 16.40 WIB

180 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan, menciptakan peluang baru di pasar kerja.
Industri media mengalami penurunan signifikan dengan banyaknya PHK, mendorong jurnalis untuk mencari alternatif pekerjaan.
Laporan Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa banyak pekerjaan akan hilang, tetapi juga menciptakan profesi baru yang belum ada sebelumnya.

Jakarta , Indonesia - Di tengah ketidakpastian ekonomi dan gelombang PHK yang terus terjadi, mencari pekerjaan baru sangat sulit, terutama bagi para jurnalis. Industri media di Amerika Serikat khususnya mengalami kemerosotan besar, dengan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan akibat persaingan dan perubahan pasar yang cepat.

Namun, ada kabar baik bagi jurnalis yang memiliki keahlian menulis, penelitian, dan pengecekan fakta. Mereka kini banyak ditawari pekerjaan di bidang kecerdasan buatan atau AI, seperti yang dilakukan platform Outlier milik Scale AI yang merekrut untuk melatih model AI dengan keahlian mereka.

Salah satu contoh adalah Carla McCanna, seorang jurnalis lulusan Northwestern University yang beralih menjadi pelatih model AI walau sebelumnya tidak memiliki pengalaman teknologi. Ia mendapat tawaran pekerjaan dengan gaji yang cukup bagus dan pekerjaan ini dilakukan secara jarak jauh, menjadi sumber pendapatan utamanya.

Data menunjukkan bahwa teknologi akan mengubah dunia kerja secara besar-besaran dalam lima tahun ke depan. Forum Ekonomi Dunia meramalkan sekitar 83 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi dan AI, namun di saat yang sama, akan muncul profesi baru yang menuntut keterampilan khusus di bidang digital dan teknologi.

Meski ada ancaman hilangnya pekerjaan di berbagai sektor, transformasi ini juga memberikan peluang baru terutama bagi para pekerja yang mampu beradaptasi dan mengembangkan keterampilan digital dan AI. Bagi jurnalis, ini berarti membuka jalan baru yang bisa menjanjikan stabilitas dan pertumbuhan karir di masa depan.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250919113143-37-668446/cari-kerja-sekarang-susah-banyak-orang-pilih-ganti-profesi-ini

Analisis Ahli

Klaus Schwab (Pendiri Forum Ekonomi Dunia)

"Perkembangan teknologi akan menghilangkan banyak pekerjaan tetapi juga menciptakan peluang baru yang menuntut keterampilan berbeda dan pembelajaran berkelanjutan."

Mariya Gabriel (Komisi Eropa untuk Inovasi)

"Investasi pada pendidikan dan pelatihan ulang sangat penting untuk memastikan transisi tenaga kerja menuju ekonomi digital yang inklusif dan produktif."

Analisis Kami

"Transformasi cepat yang terjadi dalam dunia kerja menuntut keterampilan baru yang beradaptasi dengan teknologi AI, dan ini menjadi kesempatan sekaligus tantangan bagi pekerja, khususnya jurnalis yang harus belajar ulang atau beralih bidang. Meski peluang di bidang AI menjanjikan, tidak semua orang akan mudah beradaptasi; dukungan dan pelatihan yang memadai sangat penting agar transisi ini berhasil."

Prediksi Kami

Profesi di bidang AI dan teknologi akan terus berkembang dan menjadi opsi utama bagi pekerja yang terdampak oleh hilangnya pekerjaan di industri tradisional seperti media, sehingga merubah landscape pekerjaan dalam lima tahun ke depan.