Perubahan Iklim Picu Krisis Kelangkaan Air Ekstrem Dunia pada 2100
Courtesy of CNBCIndonesia

Perubahan Iklim Picu Krisis Kelangkaan Air Ekstrem Dunia pada 2100

Menyampaikan risiko dan prediksi kelangkaan air ekstrem di berbagai wilayah dunia pada masa depan akibat perubahan iklim, serta memberikan informasi tentang kapan dan di mana krisis air bisa terjadi agar pembaca lebih sadar dan siap menghadapi tantangan tersebut.

01 Okt 2025, 08.25 WIB
112 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Perubahan iklim berpotensi menyebabkan kekurangan air ekstrem di seluruh dunia.
  • Sebanyak 74% wilayah rawan kekeringan berisiko tinggi mengalami kekeringan parah.
  • Proyeksi menunjukkan bahwa 35% wilayah akan mengalami kelangkaan air jauh lebih cepat, pada tahun 2030.
Busan, Korea Selatan - Perubahan iklim yang terjadi akibat aktivitas manusia telah menyebabkan sistem air di seluruh dunia mengalami perubahan signifikan. Hal ini berdampak pada penurunan curah hujan, berkurangnya debit sungai, dan meningkatnya kebutuhan air di berbagai wilayah.
Ilmuwan dari Pusat Fisika Iklim IBS di Busan, Korea Selatan, melakukan penelitian dan memproyeksikan daerah yang rentan mengalami kekurangan air ekstrem di masa depan. Mereka mendefinisikan 'hari h' sebagai saat suatu wilayah atau kota benar-benar kehabisan air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% wilayah rawan kekeringan di dunia akan menghadapi risiko kekeringan yang parah dan berkelanjutan jika emisi karbon tetap tinggi. Bahkan 35% wilayah diperkirakan akan kehabisan air lebih cepat, yaitu sekitar tahun 2030.
Diperkirakan sekitar 753 juta orang akan menghadapi risiko kelangkaan air ekstrem, dengan 467 juta di antaranya tinggal di wilayah perkotaan. Wilayah terdampak parah mencakup bagian barat Amerika Serikat, Mediterania, Afrika Utara, Afrika Selatan, India, China Utara, dan Australia.
Meski model ini masih berupa proyeksi, para ilmuwan menyatakan kekhawatiran mereka akan seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi, memberikan peringatan penting bagi upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251001073535-37-671729/ilmuwan-ramal-bencana-2030-dekat-ri-waduk-kering-air-susah

Analisis Ahli

Christian Franzke
"Model ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kelangkaan air bisa terjadi lebih cepat dari prediksi sebelumnya, sehingga menggarisbawahi urgensi pengurangan emisi dan integrasi pengelolaan air yang berkelanjutan."

Analisis Kami

"Proyeksi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan hanya ancaman jangka panjang tapi sudah menjadi isu mendesak yang memerlukan perhatian serius dari semua negara. Jika tidak ada tindakan signifikan untuk mitigasi dan adaptasi, dampak kelangkaan air akan memperburuk ketimpangan sosial dan menimbulkan konflik sumber daya di masa depan."

Prediksi Kami

Kekurangan air ekstrem yang berlangsung lama akan semakin sering terjadi dan mempengaruhi ratusan juta orang di berbagai wilayah dunia, memperparah krisis sosial dan ekonomi, terutama di daerah yang sudah rentan terhadap kekeringan.