Courtesy of CNBCIndonesia
AFPI Tampil di Hong Kong FinTech Week 2025 Perkuat Ekosistem Fintech Indonesia
Memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat fintech lending di Asia Tenggara dengan model bisnis yang inklusif dan berorientasi perlindungan konsumen, serta membuka peluang investasi dan kolaborasi internasional.
07 Nov 2025, 16.15 WIB
204 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Partisipasi Indonesia di HKFW 2025 menunjukkan komitmen untuk menjadi pusat fintech di Asia Tenggara.
- Edukasi kepada Pekerja Migran Indonesia sangat penting agar mereka memahami risiko pinjaman daring.
- Kolaborasi internasional dapat mempercepat perkembangan dan inklusi keuangan di Indonesia.
Jakarta, Indonesia dan Hong Kong, China - AFPI atau Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia menjadi perwakilan resmi Indonesia dalam acara Hong Kong FinTech Week 2025, sebuah konferensi dan pameran fintech terbesar dunia yang mempertemukan berbagai regulator, investor, dan pelaku industri keuangan digital global. Hal ini merupakan sebuah langkah strategis untuk meningkatkan posisi Indonesia di bidang fintech lending di Asia Tenggara.
Dalam event ini, AFPI bersama sejumlah anggotanya seperti Amartha, Pinjamin, Privy, dan MonetaPay memamerkan model bisnis fintech lending Indonesia yang inovatif, berkelanjutan, dan fokus pada perlindungan konsumen. Mereka juga menekankan pentingnya inklusi keuangan yang menjangkau pelaku UMKM dan masyarakat yang belum terlayani secara formal oleh lembaga keuangan.
Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar untuk promosi, tapi menjadi ajang memperluas kemitraan internasional agar ekosistem fintech Indonesia semakin kompetitif. Selain itu, kolaborasi dengan Hong Kong sebagai pusat keuangan penting di Asia akan membantu percepatan pengembangan sektor fintech di Indonesia.
Selain pameran, AFPI juga memberikan edukasi kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong tentang pentingnya menggunakan pinjaman daring yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Edukasi ini bertujuan menghindarkan PMI dari tawaran pinjol ilegal yang berisiko bunga tinggi dan penagihan tidak etis.
Secara keseluruhan, keikutsertaan AFPI dan anggotanya dalam HKFW 2025 diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat fintech lending di Asia Tenggara dan membuka peluang investasi serta kerja sama berkelanjutan dengan berbagai pihak internasional.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251107160529-37-683287/afpi-promosikan-ekosistem-fintech-lending-indonesia-di-hong-kong
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251107160529-37-683287/afpi-promosikan-ekosistem-fintech-lending-indonesia-di-hong-kong
Analisis Ahli
Riko Reksodiputro (Fintech Analyst Indonesia)
"Partisipasi AFPI di level global akan membuka pintu kolaborasi strategis yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan standar tata kelola fintech lending di Indonesia, melindungi konsumen dan memperkuat kepercayaan pasar."
Analisis Kami
"Partisipasi aktif AFPI dalam ajang internasional seperti HKFW menunjukkan kematangan ekosistem fintech Indonesia yang sudah siap bersaing global. Fokus kombinasi antara perlindungan konsumen dan inovasi bisnis menjadi kunci keberlanjutan yang akan meningkatkan kepercayaan investor asing dan masyarakat."
Prediksi Kami
Dengan semakin kuatnya kolaborasi internasional dan dukungan regulasi, fintech lending Indonesia akan semakin berkembang pesat, memperluas inklusi keuangan, dan menarik banyak investor global dalam beberapa tahun ke depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan utama AFPI dalam Hong Kong FinTech Week 2025?A
Tujuan utama AFPI adalah memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan fintech lending di Asia Tenggara dan menarik investor global.Q
Siapa saja anggota AFPI yang berpartisipasi dalam acara tersebut?A
Anggota AFPI yang berpartisipasi antara lain Amartha, Pinjamin, Privy, dan MonetaPay.Q
Apa yang ditekankan oleh Entjik S. Djafar mengenai ekosistem fintech Indonesia?A
Entjik S. Djafar menekankan bahwa Indonesia memiliki ekosistem fintech lending yang berkembang pesat dengan tata kelola yang kuat dan perlindungan konsumen sebagai prioritas.Q
Mengapa kolaborasi dengan Hong Kong dianggap penting bagi sektor fintech Indonesia?A
Kolaborasi dengan Hong Kong penting untuk memperkuat konektivitas regional dan membantu pengembangan sektor fintech Indonesia agar lebih kompetitif.Q
Apa edukasi yang diberikan oleh Yasmine Meylia Sembiring kepada Pekerja Migran Indonesia?A
Yasmine Meylia Sembiring memberikan edukasi mengenai pentingnya memilih pinjaman daring yang legal dan cara mengenali pinjol ilegal.