Courtesy of CNBCIndonesia
Fenomena Bola Api di Cirebon: Penjelasan Meteor dan Meteorit dari BRIN
Menjelaskan fenomena bola api yang melintas dengan memberikan informasi ilmiah mengenai meteoroid, meteor, dan meteorit agar masyarakat memahami fenomena tersebut dengan benar dan tidak salah sangka.
09 Nov 2025, 12.00 WIB
206 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Meteor adalah fenomena langit yang terlihat ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi.
- BRIN dan NASA memberikan pemahaman yang lebih baik tentang meteor dan perbedaannya dengan bintang jatuh.
- Hujan meteor dapat diprediksi dengan akurat berdasarkan lintasan Bumi melalui material yang ditinggalkan oleh komet.
Cirebon, Indonesia - Pada Oktober 2025, warga di wilayah Cirebon menyaksikan fenomena bola api yang melintas di langit. Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan bahwa bola api tersebut adalah meteor yang memasuki atmosfer Bumi. Fenomena ini memicu rasa ingin tahu banyak orang mengenai asal usul benda langit yang jatuh ke bumi.
NASA menjelaskan bahwa benda langit yang jatuh ke Bumi dibagi menjadi tiga istilah utama, yaitu meteoroid, meteor, dan meteorit. Meteoroid adalah bebatuan luar angkasa yang masih melayang di antariksa. Saat meteoroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi dan terbakar, maka disebut meteor atau bintang jatuh.
Meteor sering terlihat jauh lebih terang dari planet Venus sehingga disebut sebagai bola api. Ketika meteor yang masuk ke atmosfer tidak sepenuhnya habis terbakar dan jatuh ke permukaan Bumi, batu tersebut disebut meteorit. Biasanya meteorit berukuran kecil, mulai dari sebesar kerikil hingga sebesar kepalan tangan.
Sebagian besar meteoroid yang tertarik oleh gravitasi Bumi hancur saat lewat di atmosfer, menyebabkan rona cahaya terang yang bisa diamati dari permukaan. Peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin, menganalisis fenomena bola api yang terlihat dari Cirebon berdasarkan kumpulan foto dan data dari BMKG, dan menyatakan bahwa benda langit tersebut adalah meteor besar yang masuk dari barat daya.
Fenomena hujan meteor juga merupakan contoh lain dari meteoroid yang terlacak secara berkala. Hujan meteor terjadi saat Bumi melewati lintasan serpihan komet atau asteroid. Pengetahuan tentang fenomena ini penting agar masyarakat dapat memahami dan mengapresiasi peristiwa alam tersebut secara ilmiah tanpa adanya salah kaprah.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251109103152-37-683544/nasa-beberkan-fakta-meteor-jatuh-di-dekat-cirebon-ada-fenomena-apa
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251109103152-37-683544/nasa-beberkan-fakta-meteor-jatuh-di-dekat-cirebon-ada-fenomena-apa
Analisis Ahli
Thomas Djamaluddin
"Fenomena ini adalah meteor besar yang melintas di wilayah Kuningan-Cirebon, dan analisis berdasarkan data visual dan meteorologis mendukung kesimpulan tersebut."
Analisis Kami
"Fenomena meteor besar seperti ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang lebih intensif terhadap benda langit yang berpotensi masuk ke atmosfer kita. Edukasi masyarakat tentang perbedaan meteoroid, meteor, dan meteorit sangat krusial untuk menghilangkan mitos dan ketakutan yang tidak berdasar."
Prediksi Kami
Fenomena meteorit atau bola api di Indonesia akan terus muncul dan dapat lebih sering terdeteksi oleh alat-alat pengamatan yang makin canggih dari badan riset dan antariksa.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa fenomena yang terlihat di Cirebon pada Oktober 2025?A
Fenomena yang terlihat di Cirebon pada Oktober 2025 adalah meteor.Q
Apa perbedaan antara meteoroid, meteor, dan meteorit?A
Meteoroid adalah batuan luar angkasa, meteor adalah meteoroid yang memasuki atmosfer dan terbakar, sedangkan meteorit adalah meteoroid yang berhasil mencapai permukaan Bumi.Q
Siapa yang menganalisis fenomena meteor di Cirebon?A
Thomas Djamaluddin dari BRIN yang menganalisis fenomena meteor di Cirebon.Q
Apa yang menyebabkan meteor terlihat lebih terang dari bintang?A
Meteor terlihat lebih terang dari bintang karena kecepatan tinggi saat memasuki atmosfer yang menyebabkan mereka terbakar.Q
Mengapa hujan meteor bisa diprediksi?A
Hujan meteor bisa diprediksi karena terjadi ketika Bumi melewati reruntuhan bekas komet atau asteroid.