CEO Nvidia: Peluang Kerja Masa Depan Ada di Tenaga Terampil Fisik, Bukan Software
Courtesy of CNBCIndonesia

CEO Nvidia: Peluang Kerja Masa Depan Ada di Tenaga Terampil Fisik, Bukan Software

Menginformasikan bahwa peluang kerja masa depan yang bergaji tinggi bagi generasi muda lebih banyak terdapat pada sektor tenaga kerja fisik, terutama pembangunan dan perawatan data center AI, bukan hanya pekerjaan berbasis software di kantor.

10 Nov 2025, 12.25 WIB
118 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pekerjaan di sektor konstruksi dan teknik semakin dibutuhkan untuk mendukung pengembangan teknologi AI.
  • Kekurangan tenaga kerja terampil dapat menghambat pertumbuhan industri data center di masa depan.
  • Pendidikan dalam disiplin ilmu fisika mungkin lebih bermanfaat dibandingkan dengan ilmu perangkat lunak untuk generasi muda saat ini.
Jakarta, Indonesia - CEO Nvidia, Jensen Huang, menegaskan bahwa banyak pekerjaan bergaji tinggi yang kini tersedia untuk generasi muda bukan lagi pekerjaan di depan laptop atau berbasis software. Ia menyatakan bahwa tenaga kerja terampil seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu sedang sangat dibutuhkan, terutama untuk membangun data center yang menjadi pusat pengembangan AI saat ini.
Perusahaan Nvidia sendiri berinvestasi sebesar 100 miliar dolar AS ke OpenAI untuk membiayai pembangunan data center yang menggunakan prosesor AI dari Nvidia. Dibutuhkan ribuan tenaga kerja konstruksi dengan upah rata-rata mencapai 100 ribu dolar AS, yang tidak memerlukan gelar sarjana, selama pembangunan fasilitas data center yang bisa sangat besar ukurannya.
Setelah data center selesai dibangun, sekitar 50 pekerja penuh waktu diperlukan untuk pemeliharaan fasilitas tersebut. Selain itu, setiap pekerjaan ini menciptakan lebih banyak lapangan kerja lain di lingkungan sekitarnya, memperlihatkan dampak ekonomi yang luas dari sektor tenaga kerja fisik ini.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Larry Fink, CEO BlackRock, dan Jim Farley, CEO Ford, yang menunjukkan bahwa kurangnya tenaga kerja terampil di sektor konstruksi dan manufaktur AS bisa menghambat ambisi pembangunan data center dan pengembangan industri teknologi di negara tersebut, apalagi dengan adanya deportasi pekerja imigran.
Tren ini memperlihatkan perubahan penting di dunia kerja, di mana kebutuhan besar akan tenaga terampil fisik harus dipenuhi agar pengembangan teknologi tinggi, khususnya AI, tetap bisa berkembang. Sektor pendidikan dan kebijakan tenaga kerja di masa depan harus menyesuaikan dengan perubahan ini.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251110110944-37-683758/profesi-lama-ramai-diserbu-gaji-rp-16-miliar-tak-butuh-ijazah-kuliah

Analisis Ahli

Jensen Huang
"AI dan data center menuntut tenaga terampil di sektor fisik, bukan hanya software, untuk memenuhi lonjakan pembangunan."
Larry Fink
"Kurangnya tenaga listrik terampil dan imigran akan membatasi kapasitas pembangunan data center AI di AS."
Jim Farley
"Ambisi manufaktur di AS terhambat oleh kekurangan tenaga kerja pabrik dan konstruksi yang serius."

Analisis Kami

"Perubahan fokus dari pendidikan tinggi ke keterampilan teknis tangan akan menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi di era AI. Namun, tanpa dukungan kebijakan untuk pelatihan dan insentif, ketersediaan tenaga kerja terampil akan tetap menjadi kendala besar bagi ekspansi industri teknologi."

Prediksi Kami

Dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan data center AI, akan terjadi lonjakan besar permintaan tenaga kerja terampil di sektor konstruksi dan perawatan fasilitas teknologi, yang dapat mengubah paradigma pendidikan dan karier generasi muda ke arah keterampilan fisik dan teknis.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dikatakan Jensen Huang tentang pekerjaan untuk Gen Z?
A
Jensen Huang mengatakan bahwa banyak pekerjaan bergaji tinggi tersedia bagi Gen Z, tetapi tidak di depan laptop melainkan di sektor konstruksi.
Q
Mengapa pekerjaan konstruksi menjadi penting menurut Huang?
A
Pekerjaan konstruksi menjadi penting karena akan dibutuhkan banyak tenaga untuk membangun data center yang diperlukan untuk pengembangan AI.
Q
Apa investasi besar yang dilakukan Nvidia baru-baru ini?
A
Nvidia baru-baru ini mengumumkan investasi senilai US$100 miliar ke OpenAI untuk membiayai pengembangan data center berbasis prosesor AI.
Q
Apa kekhawatiran yang diungkapkan oleh Larry Fink?
A
Larry Fink mengungkapkan kekhawatiran tentang kurangnya teknisi listrik yang dibutuhkan untuk membangun data center AI dan masalah deportasi pekerja imigran.
Q
Mengapa Jim Farley merasa khawatir tentang sektor konstruksi dan manufaktur?
A
Jim Farley merasa khawatir karena ada ketidaksesuaian antara ambisi manufaktur pemerintah dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan.