
Courtesy of Forbes
Mengapa Otak Kita Lebih Ingat Hal Buruk dan Cara Mengatasinya
Memberikan pemahaman mengapa otak manusia cenderung memfokuskan diri pada pengalaman negatif dan bagaimana cara mengatasi kecenderungan tersebut agar kita dapat mengendalikan pola pikir dan mental kita secara lebih baik.
28 Nov 2025, 20.50 WIB
55 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pahami bahwa bias negatif adalah bagian dari mekanisme bertahan hidup manusia.
- Latih otak untuk fokus pada pengalaman positif agar mengurangi efek negatif yang berkepanjangan.
- Kesadaran terhadap pola pikir negatif dapat membantu memutus siklus kecemasan dan depresi.
Otak manusia memiliki kecenderungan untuk lebih mengingat pengalaman negatif ketimbang positif, sebuah fenomena yang dikenal sebagai negativitas bias. Hal ini terjadi karena selama ribuan tahun, fokus pada ancaman adalah kunci untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, ingatan kita diwarnai oleh peristiwa yang lebih berpotensi membahayakan.
Bagian otak yang disebut amigdala berperan besar dalam memperkuat ingatan tentang hal-hal yang emosional, terutama yang berkonotasi negatif. Akibatnya, kita mengingat kesalahan atau penolakan sosial dengan tajam, sementara pujian atau kebaikan sering kali terlupakan atau tidak sekuat itu.
Selain itu, ada fenomena yang disebut negative sentiment override, di mana pikiran negatif terus diputar ulang secara berulang (ruminasi). Ini memicu peningkatan hormon stres seperti cortisol, yang membuat otak semakin sensitif terhadap rangsangan negatif dan bisa memicu kecemasan atau depresi.
Untuk mengatasi hal ini, penting bagi kita membentuk kebiasaan mental yang sengaja memfokuskan perhatian pada hal-hal positif, misalnya dengan mindfulness atau latihan syukur. Kebiasaan ini membantu otak membuat pola baru yang lebih sehat dan mengurangi dominasi pikiran negatif.
Dengan memahami bahwa kecenderungan ini adalah bagian dari mekanisme perlindungan otak, kita dapat lebih bijak dalam merespon pikiran negatif. Menerima bahwa kita tidak bisa menghilangkan negativitas sepenuhnya, tapi dengan latihan mental yang tepat, kita bisa mengelola dan mengimbangi pikiran tersebut demi kesejahteraan mental.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/28/3-reasons-your-brain-clings-to-negative-thoughts-by-a-psychologist/
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/28/3-reasons-your-brain-clings-to-negative-thoughts-by-a-psychologist/
Analisis Ahli
Daniel Kahneman
"Negativity bias merupakan salah satu contoh dari heuristik yang menyebabkan manusia tidak selalu rasional dalam pengambilan keputusan, terutama akibat penekanan berlebihan pada potensi kerugian."
Rick Hanson
"Kebiasaan melatih otak untuk menyerap pengalaman positif dapat mengubah struktur otak, memperkuat jalur neural yang mendukung kesejahteraan emosional."
Analisis Kami
"Negativity bias memang sebuah warisan dari evolusi yang membantu manusia bertahan, tapi dalam konteks kehidupan modern, bias ini sering malah merugikan kesehatan mental kita. Penting untuk menerapkan teknik pengalihan fokus dan melatih pikiran agar tidak terus-menerus terjebak dalam lingkaran negatif agar mental lebih sehat dan produktif."
Prediksi Kami
Jika pola pikir negatif tidak diintervensi, semakin banyak orang akan mengalami kecemasan dan stres berkepanjangan, tetapi dengan pembelajaran dan latihan mental yang tepat, kemampuan mengelola pikiran negatif akan meningkat dan kesehatan mental masyarakat membaik.





