Terobosan Genetik Pulihkan Memori Lansia dengan Teknologi CRISPR
Courtesy of CNBCIndonesia

Terobosan Genetik Pulihkan Memori Lansia dengan Teknologi CRISPR

Mengidentifikasi dan memahami proses molekuler yang menyebabkan penurunan daya ingat akibat penuaan untuk mengembangkan metode pengobatan baru yang dapat mengembalikan fungsi memori yang mulai menurun.

04 Des 2025, 14.50 WIB
191 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penelitian menunjukkan adanya perubahan molekuler yang mempengaruhi daya ingat seiring bertambahnya usia.
  • Proses poliubikuitinasi K63 dapat menjadi target untuk meningkatkan komunikasi neuron dan memori.
  • Penyuntingan gen dapat digunakan untuk mengaktifkan kembali gen yang berperan dalam pembentukan memori pada individu yang lebih tua.
Jakarta, Indonesia - Semakin bertambahnya usia, kemampuan ingatan manusia cenderung menurun, sebuah kondisi yang biasa dikenal dengan istilah pikun. Studi terbaru dari Virginia Tech mengungkap bahwa penurunan memori ini disebabkan oleh perubahan molekuler tertentu di otak yang mempengaruhi cara neuron berkomunikasi.
Peneliti menemukan bahwa proses molekuler bernama poliubikuitinasi K63 mengalami perubahan berbeda di dua bagian otak utama yaitu hipokampus dan amigdala. Hipokampus yang berperan dalam pembentukan ingatan malah menunjukkan peningkatan poliubikuitinasi K63, sementara di amigdala yang mengatur memori emosional terjadi penurunan proses tersebut.
Untuk mencoba mengembalikan fungsi memori, para ilmuwan menggunakan teknologi penyuntingan gen CRISPR-dCas13 yang berhasil menyesuaikan tingkat poliubikuitinasi di kedua bagian otak tersebut. Hasilnya, kemampuan memori pada tikus tua yang diuji menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah intervensi.
Selain itu, penelitian juga memfokuskan pada gen IGF2 yang berperan dalam pembentukan memori. Pada usia lanjut, fungsi gen ini menurun akibat proses metilasi DNA yang menonaktifkan gen tersebut. Dengan menggunakan CRISPR-dCas9, peneliti berhasil menghapus penanda metilasi dan mengaktifkan kembali gen IGF2 sehingga kinerja memori tikus tua kembali membaik.
Penemuan ini sangat menjanjikan untuk pengembangan terapi baru yang dapat mencegah atau memulihkan penurunan daya ingat pada manusia. Namun, penerapan klinisnya memerlukan penelitian lebih lanjut agar hasilnya aman dan efektif untuk digunakan secara luas.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251204140947-37-691090/penyebab-orang-tua-pikun-ilmuwan-temukan-cara-mengatasinya

Analisis Ahli

Timothy Jarome
"Fokus pada proses molekuler poliubikuitinasi dan fungsi gen IGF2 sebagai kunci pemulihan memori menyajikan pendekatan yang inovatif untuk perbaikan kognitif pada usia lanjut."

Analisis Kami

"Penemuan ini sangat penting karena membuka pintu baru untuk terapi yang lebih tepat sasaran pada masalah memori yang terkait penuaan. Namun, perlu kehati-hatian dalam penerapannya agar efek samping atau dampak jangka panjang dari modifikasi genetik bisa diminimalkan."

Prediksi Kami

Metode penyuntingan gen yang menargetkan proses molekuler spesifik pada otak akan berkembang menjadi terapi efektif untuk mengatasi penurunan memori dan demensia pada manusia seiring bertambahnya usia.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa penyebab penurunan daya ingat pada orang tua?
A
Penurunan daya ingat pada orang tua disebabkan oleh perubahan molekuler spesifik di otak.
Q
Apa yang ditemukan oleh penelitian Timothy Jarome terkait dengan poliubikuitinasi K63?
A
Penelitian Timothy Jarome menemukan bahwa poliubikuitinasi K63 dapat mempengaruhi komunikasi antar neuron dan pembentukan memori.
Q
Bagaimana proses penuaan mempengaruhi hipokampus dan amigdala?
A
Penuaan menyebabkan peningkatan poliubikuitinasi K63 di hipokampus dan penurunan di amigdala, yang berhubungan dengan memori emosional.
Q
Apa peran gen IGF2 dalam pembentukan memori?
A
Gen IGF2 berperan dalam pembentukan memori, namun fungsinya menurun seiring bertambahnya usia.
Q
Apa yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan fungsi memori pada tikus tua?
A
Peneliti menggunakan penyuntingan gen CRISPR-dCas9 untuk menghilangkan penanda kimia pada DNA dan mengaktifkan kembali fungsi IGF2, yang meningkatkan memori tikus tua.