Membangun Kembali yang Kuat dan Tahan Badai di Era Perubahan Iklim
Courtesy of Forbes

Membangun Kembali yang Kuat dan Tahan Badai di Era Perubahan Iklim

Mendorong pembangunan yang tahan badai dan berkelanjutan dengan menekankan pentingnya rekayasa struktural yang tepat agar mengurangi risiko bencana serta emisi karbon akibat pembangunan ulang pasca-bencana.

13 Des 2025, 05.27 WIB
78 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Resiliensi dalam konstruksi adalah hal yang tidak bisa diabaikan di daerah rawan badai.
  • Detail kecil dalam konstruksi dapat memiliki dampak besar pada ketahanan bangunan terhadap bencana.
  • Membangun dengan cara yang berkelanjutan dan tahan badai mengurangi risiko dan emisi karbon dalam jangka panjang.
St Elizabeth, Jamaika - Hurricane Melissa yang melanda Jamaika pada tahun 2025 dengan kekuatan kategori 5 menunjukkan bahwa badai besar tidak hanya menjadi semakin sering, tetapi juga semakin merusak. Ini mempertegas pentingnya pembangunan yang bukan hanya cepat tapi juga lebih cerdas dan tahan lama agar rumah-rumah bisa bertahan dari bencana serupa di masa depan.
Salah satu penyebab utama kerusakan rumah saat badai tidak hanya karena bahan bangunan yang lemah, tetapi kegagalan pada sambungan-sambungan kecil seperti pengikat atap. Contohnya, Neil Watson mengalami kerusakan parah pada vila dan rumah kacanya akibat sebuah sambungan atap yang lemah saat Hurricane Beryl pada tahun 2024.
Studi selama bertahun-tahun di wilayah Karibia dan hasil evaluasi badai generasi terbaru menekankan bahwa rekayasa ketahanan bangunan harus fokus pada detail sambungan dan perlindungan bukaan dari tekanan angin serta kelembapan. Ini adalah pondasi utama agar rumah tidak mudah runtuh saat badai besar melanda.
Neil Watson menunjukkan bahwa membangun ulang dengan mengutamakan ketahanan menjadi sangat penting dan bukan sekadar biaya tambahan. Dalam uji coba Hurricane Melissa, vila yang ia bangun ulang berhasil bertahan dengan hampir tanpa kerusakan berarti, membuktikan pendekatan ketahanan yang cermat efektif.
Pesan penting dari artikel ini adalah pembangunan tahan bencana harus menjadi standar baru, bukan pilihan. Dengan perubahan iklim yang memperparah badai, setiap detail konstruksi harus diperhatikan ketat agar tidak mengulangi siklus kerusakan dan pembangunan ulang yang boros sumber daya dan merusak lingkungan.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/dianneplummer/2025/12/12/designing-hurricane-ready--climate-smart-homes-for-category-5-storms/

Analisis Ahli

Neil Watson
"Pengalaman langsung saya menunjukkan bahwa bahkan bangunan modern pun bisa hancur tanpa pemeriksaan detail sambungan, jadi fokus utama harus pada inspeksi ketat dan kualitas pemasangan dari awal."
FEMA
"Kerusakan rumah selama badai biasanya bukan karena material utama gagal, tapi karena hubungan sambungan yang putus, jadi memperkuat sambungan adalah kunci mitigasi risiko kerusakan."
Intergovernmental Panel on Climate Change
"Memastikan bangunan dapat menghadapi intensifikasi badai yang sudah pasti terjadi akibat pemanasan global adalah penting untuk mengurangi kerugian jiwa dan ekonomi."

Analisis Kami

"Ketahanan struktur terhadap badai besar harus menjadi prioritas utama di daerah tropis yang menghadapi pergeseran iklim ekstrem seperti Jamaika dan Florida. Mengabaikan detail kecil pada sambungan struktural adalah kesalahan mahal yang bisa dihindari dengan penegakan standar dan inspeksi kualitas secara ketat."

Prediksi Kami

Jika pendekatan pembangunan tidak berubah dan tetap mengabaikan detail konstruksi penahan badai, kerusakan akibat badai besar akan semakin parah dan biaya pembangunan kembali serta dampak sosial dan lingkungan akan terus meningkat secara signifikan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi pada Jamaika pada 28 Oktober 2025?
A
Hurricane Melissa, badai kategori 5, melanda pantai selatan Jamaika dengan kecepatan angin mencapai 185 mil per jam.
Q
Mengapa resiliensi dalam konstruksi menjadi penting di daerah yang rawan badai?
A
Resiliensi menjadi penting karena perubahan iklim menyebabkan badai yang lebih kuat dan curah hujan yang lebih tinggi, sehingga struktur harus mampu bertahan.
Q
Siapa Neil Watson dan apa pengalamannya terkait badai?
A
Neil Watson adalah pemilik Kaliba Development Group yang mengalami kerusakan parah pada properti miliknya setelah Badai Beryl, yang mengajarkan pentingnya detail dalam konstruksi.
Q
Apa yang dilaporkan oleh World Meteorological Organization tentang tahun 2024?
A
World Meteorological Organization melaporkan bahwa tahun 2024 mengalami rekor badai, banjir parah, dan kerugian miliaran dolar di Amerika Latin dan Karibia.
Q
Apa yang dapat dilakukan untuk membangun dengan lebih berkelanjutan dan tahan badai?
A
Untuk membangun dengan lebih berkelanjutan, penting untuk memperhatikan detail seperti cara atap terhubung dengan dinding dan bagaimana air dikelola.