
Para peneliti dari India telah mengembangkan prototype sistem pemanas air tenaga surya yang menggunakan pasir halus sebagai media penyimpanan panas. Sistem ini dirancang untuk mengatasi masalah utama dalam pemanfaatan energi surya, yaitu ketidakpastian pasokan akibat variasi radiasi matahari sepanjang hari.
Sistem ini menggunakan tiga panel surya polikristalin untuk menghasilkan listrik yang kemudian menghangatkan pasir melalui kawat pemanas nikel-kromium. Panas yang tersimpan dalam pasir tersebut dapat disalurkan ke air melalui penukar panas berbentuk melingkar dengan sirip aluminium.
Percobaan awal menunjukkan bahwa suhu pasir dapat naik hingga di atas 200°C dalam dua hari berturut-turut, dengan efisiensi pengisian sistem mencapai lebih dari 90%. Hal ini memungkinkan sistem menyediakan air panas dalam jumlah yang cukup banyak dengan peningkatan suhu signifikan.
Dari segi biaya, sistem ini sangat ekonomis dengan biaya energi sebesar Rp 383.17 ($0.0233) per kWh dan periode pengembalian investasi hanya sekitar 4,45 tahun. Dengan masa operasional yang cukup lama, sekitar 25 tahun, sistem ini sangat menjanjikan untuk kebutuhan domestik.
Kesimpulannya, teknologi pemanas air tenaga surya yang memanfaatkan pasir sebagai media penyimpanan panas ini menawarkan solusi yang berkelanjutan, murah, dan efektif untuk menyediakan air panas kapan saja, bahkan saat malam hari atau cuaca mendung.