Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Finansial

Perpindahan Portofolio Investor Terkemuka dari Teknologi Tradisional ke Saham AI

Share

Beberapa investor terkemuka, termasuk Stanley Druckenmiller dan Stephen Mandel, telah mengalihkan investasi mereka dari saham teknologi mapan seperti Nvidia ke saham perusahaan AI yang sedang naik daun, menandakan keyakinan mereka pada masa depan kecerdasan buatan.

05 Jun 2025, 05.30 WIB

Kenapa Stanley Druckenmiller Beralih dari Amazon dan Palantir ke TSMC di Investasi AI

Kenapa Stanley Druckenmiller Beralih dari Amazon dan Palantir ke TSMC di Investasi AI
Stanley Druckenmiller sebelumnya berinvestasi besar di Nvidia, Palantir, dan Amazon, perusahaan besar di bidang kecerdasan buatan generatif. Namun, dia memutuskan untuk menjual saham-saham tersebut dan mencari peluang investasi lain yang lebih murah tapi berpotensi tinggi. Druckenmiller kini menempatkan uangnya pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), produsen chip terkemuka dunia yang hampir semua chip AI terkini dibuat di sana. Menurutnya, TSMC menawarkan nilai yang lebih baik dengan kapasitas dan teknologi unggul. TSMC memiliki siklus keuntungan yang kuat: sebagai produsen chip terbesar, mereka bisa berinvestasi kembali dalam penelitian dan pembangunan fasilitas sehingga mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama dari sektor AI dan pusat data. Meski bisnis pembuatan chip sangat mahal dan berisiko jika permintaan menurun, prospek TSMC masih cerah dengan pendapatan AI yang diprediksi tumbuh sampai hampir 40% per tahun hingga 2029. Mereka juga mengalami kenaikan pendapatan 43% dalam awal tahun 2025. Druckenmiller tampak percaya bahwa valuasi TSMC yang saat ini rendah dibandingkan pemain AI lain adalah kesempatan bagus untuk berinvestasi, memperbesar posisi di saham ini meskipun ada risiko geopolitik terkait Taiwan.
05 Jun 2025, 04.53 WIB

Mengenal Profil Tokoh Kunci di Dunia Bisnis dan Investasi Sekarang

Mengenal Profil Tokoh Kunci di Dunia Bisnis dan Investasi Sekarang
Artikel ini memperkenalkan profil sejumlah tokoh penting yang terlibat dalam dunia bisnis dan investasi. Informasi tentang mereka dapat membantu pembaca mengerti siapa yang memengaruhi pasar dan bisnis saat ini. Setiap tokoh yang disebutkan memiliki kontribusi unik yang dapat dilihat dari latar belakang mereka, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peran mereka di industri. Dengan akses ke portofolio mereka melalui platform Business Insider, pembaca dapat memperoleh informasi yang lebih detail untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat. Memahami profil para pemimpin bisnis ini penting karena mereka dapat memengaruhi arah pasar dan strategi investasi secara global maupun lokal. Artikel ini mendorong pembaca untuk lebih aktif dalam mengeksplorasi sumber daya yang tersedia agar dapat memanfaatkan peluang investasi berdasarkan pengetahuan tentang para tokoh kunci tersebut.
03 Jun 2025, 14.51 WIB

Mengapa Dua Miliarder Ini Jual Saham Nvidia dan Pilih Taiwan Semiconductor

Mengapa Dua Miliarder Ini Jual Saham Nvidia dan Pilih Taiwan Semiconductor
Form 13F yang wajib diajukan oleh pengelola dana besar menampilkan data saham yang paling menarik perhatian investor besar. Dalam laporan kuartal Juni 2023, dua manajer miliarder, Stanley Druckenmiller dan Stephen Mandel, memiliki banyak saham Nvidia tapi kemudian menjual seluruh kepemilikan mereka dalam jangka waktu 12 hingga 15 bulan berikutnya. Nvidia adalah perusahaan terdepan dalam pembuatan GPU untuk pusat data AI, dengan produk unggulan seperti Hopper dan Blackwell. Namun, para pesaing mulai menawarkan chip yang lebih murah dan hemat energi sehingga tekanan kompetitif makin terasa. Ini salah satu alasan mereka menjual saham Nvidia sekaligus mengambil keuntungan besar dari lonjakan harga sahamnya yang meningkat sangat pesat hingga Rp 49.34 quadriliun ($3 triliun) dalam periode ini. Meski menjual Nvidia, kedua miliarder ini justru meningkatkan investasi di Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC). TSMC merupakan perusahaan fabrikasi chip yang sangat penting bagi hampir semua produsen chip AI, termasuk Nvidia dan AMD. TSMC sedang memperluas kapasitas produksi chip canggih yang sangat dibutuhkan untuk pusat data AI yang berkembang pesat. TSMC juga memiliki diversifikasi pendapatan yang bagus, dengan 28% pendapatan dari chip smartphone, khususnya untuk Apple. Segmen ini memberikan arus kas stabil yang membantu menyeimbangkan ketidakpastian di pasar AI yang fluktuatif dan berisiko. Secara valuasi, saham TSMC terlihat lebih menarik saat ini dengan rasio P/E sekitar 15, lebih rendah dibanding Nvidia. Hal ini mendorong Druckenmiller dan Mandel untuk menambah saham TSMC di portofolio mereka, menandakan kepercayaan terhadap masa depan permintaan chip di berbagai sektor teknologi.
03 Jun 2025, 07.10 WIB

Mengapa Miliarder Memilih Amazon Sebagai Investasi Utama di Revolusi AI

Mengapa Miliarder Memilih Amazon Sebagai Investasi Utama di Revolusi AI
Para miliarder dan investor besar sangat tertarik pada perkembangan kecerdasan buatan (AI). Walau Nvidia menjadi berita utama karena kenaikan sahamnya yang signifikan, saat ini banyak investor papan atas lebih memfavoritkan Amazon sebagai pilihan investasi mereka di sektor ini. Amazon tidak hanya kuat dalam e-commerce tetapi juga sedang mengembangkan teknologi AI melalui layanan cloud mereka, AWS. Amazon memiliki posisi besar di tiga dana investasi miliarder terkenal: David Tepper, Philippe Laffont, dan Stephen Mandel Jr. Saham Amazon berada di posisi dua atau tiga terbesar dalam portofolio mereka. Hal ini menunjukkan adanya keyakinan kuat dari para investor ini pada potensi pertumbuhan perusahaan tersebut berkat AI. Layanan Amazon Web Services (AWS) merupakan penyedia layanan cloud terbesar di dunia dan menjadi tulang punggung dari berbagai proyek AI yang dibuat oleh para pelanggan besar mereka. AWS telah menghasilkan Rp 1.92 quadriliun ($117 miliar) pendapatan tahunan baru-baru ini dan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi AI. Amazon juga memiliki keunggulan besar di sektor e-commerce dengan jaringan logistik dan layanan Prime yang luas. Ini memberikan stabilitas keuangan sehingga perusahaan dapat mendukung investasi besar di teknologi baru seperti AI. Hal ini membuat Amazon menjadi investasi yang menarik dan relatif aman dibandingkan perusahaan lain yang mungkin lebih berisiko. Meskipun para miliarder melihat Amazon sebagai pilihan utama untuk berinvestasi di AI, penting bagi investor pribadi mempertimbangkan strategi investasi dan toleransi risiko masing-masing. Amazon menawarkan peluang pertumbuhan dari teknologi AI sekaligus kestabilan dari bisnis lain yang sudah mapan, sehingga bisa menjadi pilihan baik untuk berbagai jenis investor.
02 Jun 2025, 14.10 WIB

Bill Ackman Ingin Ubah Howard Hughes Jadi Berkshire Hathaway Modern

Bill Ackman Ingin Ubah Howard Hughes Jadi Berkshire Hathaway Modern
Bill Ackman, seorang miliarder dan manajer hedge fund, memiliki ambisi besar untuk mengubah Howard Hughes Holdings menjadi perusahaan investasi besar seperti Berkshire Hathaway yang dipimpin Warren Buffett. Langkah ini dilakukan dengan mengakuisisi saham dan perusahaan demi menciptakan nilai jangka panjang. Sebagai bagian dari strateginya, Ackman baru-baru ini membeli saham Amazon, sebuah perusahaan teknologi yang telah berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir dengan kenaikan saham mencapai 855%. Amazon memimpin di bidang e-commerce, periklanan digital, dan komputasi awan. Amazon memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dalam berbagai aspek bisnisnya untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. AWS, layanan cloud Amazon, terus tumbuh dengan kuat dan menawarkan berbagai produk AI tingkat infrastruktur hingga aplikasi software. Para analis pasar umumnya memberikan rekomendasi beli terhadap saham Amazon dengan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba yang kuat ke depan. Namun, beberapa pihak juga menyarankan untuk mempertimbangkan saham lain yang dinilai memiliki potensi lebih tinggi. Bill Ackman ingin meniru cara Warren Buffett mengelola investasi dengan memanfaatkan modal dari bisnis utama untuk membeli saham dan perusahaan berkualitas, berharap Howard Hughes Holdings dapat tumbuh besar dan menjadi kekuatan investasi jangka panjang.

Baca Juga

  • Startup Fintech Mengembangkan Operasi di Hong Kong

  • Keluarga Trump Mengembangkan Dompet Kripto dan Memecoin

  • Investasi Fintech Global dan Inovasi yang Mengintegrasikan Kecerdasan Buatan

  • Kemajuan Alat Privasi dan Tantangan Keamanan dalam Ekosistem Cryptocurrency

  • Penambang Bitcoin Melaporkan Kenaikan Rekor di Tengah Kolaborasi Strategis dengan Perusahaan AI dan Energi Nuklir