Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Investasi Cryptocurrency dan Aktivitas Pasar

Share

Para investor dan perusahaan besar berfokus pada investasi cryptocurrency seperti Ethereum dan Bitcoin, sementara pasar mengalami volatilitas dan likuidasi signifikan. Analisis tren investasi untuk paruh kedua tahun 2025 juga dibahas.

29 Jul 2025, 07.10 WIB

Bisakah Ethereum Mencapai Rp 246.68 juta ($15,000) Tahun Ini? Analisis dan Prediksi Terbaru

Bisakah Ethereum Mencapai Rp 246.68 juta ($15,000) Tahun Ini? Analisis dan Prediksi Terbaru
Ethereum saat ini sedang mengalami kenaikan harga yang signifikan, dengan nilai naik 50% dalam 30 hari terakhir hingga Rp 59.20 juta ($3,600) . Tom Lee dari Fundstrat percaya harga Ethereum bisa melonjak hingga Rp 246.68 juta ($15,000) pada akhir tahun, dengan alasan konvergensi dunia keuangan tradisional dan teknologi blockchain yang semakin kuat. Tom Lee menyoroti stablecoin sebagai salah satu faktor utama yang dapat memperluas penggunaan Ethereum ke audiens mainstream. Ethereum menguasai setengah pasar stablecoin dan mayoritas pasar aset tokenisasi, menjadikannya favorit bagi investor Wall Street dan pengguna institusi. Namun, prediksi kenaikan harga besar ini juga mendapat kritik. Ada kekhawatiran bahwa hype di sekitar Ethereum terlalu tinggi, terutama karena ada banyak blockchain lain yang juga berkembang dan bisa menawarkan teknologi yang sama baik atau lebih baik, seperti Solana. Selain itu, Tom Lee sendiri memiliki kepentingan bisnis di perusahaan yang berkaitan dengan Ethereum, sehingga ada potensi bias dalam rekomendasinya. Di awal tahun, Ethereum juga sempat mengalami masa sulit dimana pengembang demoralized dan pendirinya, Vitalik Buterin, sempat berpikir berhenti. Sebagai alternatif investasi, The Motley Fool menyarankan 10 saham pilihan terbaik yang dinilai berpotensi memberi keuntungan besar, mengingat prediksi harga Ethereum hingga Rp 246.68 juta ($15,000) dalam waktu dekat tampak sulit terjadi secara realistis.
29 Jul 2025, 03.56 WIB

Regulasi Baru Dorong Kenaikan Harga Bitcoin & Ethereum, Ingin Investasi Kripto?

Regulasi Baru Dorong Kenaikan Harga Bitcoin & Ethereum, Ingin Investasi Kripto?
Belakangan ini, regulasi baru tentang aset kripto mulai diberlakukan di Amerika Serikat lewat tiga undang-undang penting seperti GENIUS Act yang mengatur stablecoin, dan Digital Asset Market Clarity Act yang mengklasifikasikan apakah aset kripto adalah komoditas atau sekuritas. Aturan ini dibuat supaya pasar kripto menjadi lebih jelas dan aman bagi para investor. Sebagai dampaknya, harga Bitcoin dan Ethereum melonjak sangat tinggi. Bitcoin bahkan mencapai rekor harga sebesar USD 123.000, sementara Ethereum naik lebih dari 57% dalam sebulan terakhir. Kenaikan ini membuat banyak investor tertarik pada produk investasi yang berbasis kripto. Beberapa produk ETF seperti iShares Bitcoin Trust dan iShares Ethereum Trust serta ARK 21Shares Bitcoin ETF dan 21Shares Core Ethereum ETF pun mendapatkan cukup banyak dana masuk dari para investor. Hal ini menandakan ada peningkatan minat institusional terhadap mata uang digital. Selain itu, faktor pendukung lainnya adalah pemerintah dan Federal Reserve yang menunjukkan kebijakan moneter yang mendukung, seperti kemungkinan pemotongan suku bunga, sehingga investor semakin percaya untuk menempatkan dananya dalam ekosistem kripto yang lebih tertata. Namun, meskipun kripto semakin diminati, para investor juga diingatkan untuk tetap waspada terhadap risiko, terutama terkait ancaman teknologi baru seperti komputasi kuantum yang bisa berpengaruh pada keamanan aset digital. Jadi, penting untuk tetap mengikuti perkembangan sekaligus keberimbangan dalam berinvestasi.
28 Jul 2025, 19.00 WIB

3 Crypto Staking Terbaik untuk Hasil Menarik di Musim Panas Ini

3 Crypto Staking Terbaik untuk Hasil Menarik di Musim Panas Ini
Staking di cryptocurrency proof-of-stake memungkinkan investor mengunci aset mereka untuk membantu mengamankan jaringan dan menerima imbal hasil sebagai balasan. Regulasi kini lebih jelas karena SEC menyatakan sebagian besar staking crypto bukan sekuritas, sehingga layanan staking kembali berkembang. Ethereum adalah koin proof-of-stake terbesar yang mendominasi pasar DeFi dengan sebagian besar aset terkunci di ekosistemnya. Meskipun biaya dan kecepatannya kurang kompetitif dibanding beberapa pesaing, teknologi dan komunitas Ethereum masih kuat. Solana menarik karena kecepatannya yang sangat tinggi dan biaya transaksi yang sangat rendah, membuatnya populer di kalangan pengembang dan pengguna DeFi, meskipun pernah menghadapi masalah teknis yang sempat meragukan keamanan jaringan. Avalanche dikenal dengan kemampuan interoperabilitasnya, memungkinkan berbagai blockchain terhubung sehingga transfer aset antar jaringan menjadi mudah dan efisien. Ini penting dalam menghadapi regulasi yang makin jelas bagi stablecoin dan DeFi. Staking menawarkan penghasilan pasif yang relatif aman dibanding metode lain. Namun, pemilihan proyek harus mempertimbangkan aspek jangka panjang dan diversifikasi portofolio. The Motley Fool juga menyarankan agar investor tidak hanya fokus pada Ethereum tapi juga mempertimbangkan peluang di saham lain yang berpotensi besar.
28 Jul 2025, 17.23 WIB

Interactive Brokers Pertimbangkan Luncurkan Stablecoin untuk Pelanggan

Interactive Brokers Pertimbangkan Luncurkan Stablecoin untuk Pelanggan
Interactive Brokers, salah satu perusahaan pialang saham besar dunia, sedang mempertimbangkan untuk membuat stablecoin sendiri agar pelanggan bisa lebih mudah mendanai akun mereka kapan saja. Hal ini terjadi karena regulasi di AS mulai longgar dan teknologi blockchain semakin populer. Stablecoin adalah jenis uang digital yang nilainya biasanya dipatok ke dolar AS atau aset lain, membuatnya stabil dan bisa dipakai untuk memindahkan uang antar negara tanpa bank. Tapi ada kekhawatiran karena teknologi ini kadang disalahgunakan untuk kejahatan keuangan. Pendiri Interactive Brokers, Thomas Peterffy, mengatakan mereka belum memutuskan bagaimana stablecoin itu akan ditawarkan, dan ia masih ragu soal nilai sebenarnya dari stablecoin tersebut. Namun, ia siap jika pasar menerima dan mengadopsinya. Selain memikirkan stablecoin mereka sendiri, Interactive Brokers juga mempertimbangkan untuk menerima stablecoin dari perusahaan lain yang dianggap kredibel. Mereka sudah bekerja sama dengan Paxos dan Zero Hash untuk menawarkan perdagangan cryptocurrency kepada pelanggan. Kenaikan minat pasar pada crypto dan teknologi baru seperti stablecoin diharapkan bisa membantu Interactive Brokers menghadapi persaingan dan perubahan pasar, yang sudah membuat jumlah akun pelanggan tumbuh dan harga saham perusahaan naik pesat tahun ini.
28 Jul 2025, 15.38 WIB

Apakah Investasi Rp 164.45 ribu ($10.000) di Bitcoin Bisa Menghasilkan Jutaan dalam 10 Tahun?

Apakah Investasi Rp 164.45 ribu ($10.000) di Bitcoin Bisa Menghasilkan Jutaan dalam 10 Tahun?
Bitcoin telah menjadi aset yang sangat menguntungkan dalam satu dekade terakhir, dengan harga naik hingga 41.000%. Ini membuat beberapa investor awal menjadi sangat kaya. Selain itu, Bitcoin kini semakin diterima oleh institusi, perusahaan, dan pemerintah, yang menambah kepercayaan dan aliran modal baru ke dalam aset digital ini. Bitcoin memiliki keistimewaan berupa pasokan yang terbatas hanya 21 juta koin, sehingga dianggap sebagai aset langka dan penyimpan nilai yang lebih baik dibandingkan mata uang fiat yang bisa mengalami inflasi. Berbagai lembaga keuangan dan bank kini juga diberikan izin oleh pemerintah AS untuk memegang Bitcoin bagi klien mereka, menandakan meningkatnya adopsi institusional. Walau begitu, Bitcoin belum bisa diukur dengan cara yang sama seperti saham karena tidak menghasilkan pendapatan tetap. Namun, dibandingkan dengan emas yang memiliki nilai pasar sebesar 22,6 triliun dolar, kapitalisasi pasar Bitcoin yang hanya 2,4 triliun dolar menunjukkan masih ada peluang pertumbuhan signifikan dengan harapan mencapai nilai setara emas dalam satu dekade ke depan. Meski peluang kenaikan besar masih ada, investor harus realistis bahwa keuntungan sebesar 100 kali lipat seperti masa lalu mungkin tidak terjadi lagi karena Bitcoin mulai matang dan nilainya tinggi. Namun, mereka yang bisa berinvestasi dalam jumlah besar dan menjaga investasi jangka panjang bisa meningkatkan peluang menjadi miliuner dari Bitcoin. Selain Bitcoin, terdapat saham-saham yang juga menjanjikan yang direkomendasikan oleh analis, contohnya seperti Netflix dan Nvidia yang pernah memberikan pengembalian luar biasa. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan berbagai opsi investasi dan memahami risiko serta potensi keuntungan saat memutuskan berinvestasi.
28 Jul 2025, 15.23 WIB

Potensi dan Risiko Investasi Ripple (XRP) Menuju 2030

Ripple (XRP) telah mengalami peningkatan nilai yang signifikan, naik lebih dari 400% dalam setahun terakhir. Banyak yang bertanya-tanya apakah investasi Rp 8.22 juta ($500) hari ini bisa berubah menjadi Rp 822.25 ribu ($50.000) pada 2030, berdasarkan potensi adopsi Ripple di pasar keuangan global. Ripple berupaya menggantikan sistem pembayaran global SWIFT, yang telah menjadi standar bagi bank dan institusi keuangan selama bertahun-tahun. Meskipun sudah ada kemajuan melalui program pilot, SWIFT masih sangat dominan sampai saat ini. CEO Ripple percaya bahwa dalam lima tahun mendatang, Ripple bisa mengambil sekitar 14% dari volume transaksi global SWIFT, yang jika benar akan sangat besar. Namun, keberhasilan ini menjadi kunci utama untuk mendorong harga XRP naik secara signifikan, tetapi ada banyak faktor yang memengaruhi nilai XRP selain volume transaksi. Berbagai analis memberikan prediksi harga XRP dengan kisaran yang sangat lebar, dari Rp 411.13 ribu ($25) sampai Rp 2.80 juta ($170) , tergantung pada kecepatan adopsi dan faktor-faktor lain seperti likuiditas dan perputaran uang. Namun, nilai ini belum tentu tercapai, sehingga XRP tetap menjadi investasi yang sangat spekulatif. Motley Fool sendiri tidak merekomendasikan XRP sebagai investasi terbaik sekarang, melainkan memilih sepuluh saham lain dengan potensi pengembalian besar di masa depan. Jadi, sebelum berinvestasi lebih banyak di XRP, penting untuk mempertimbangkan risiko dan peluang dengan sangat hati-hati.
28 Jul 2025, 14.23 WIB

Kapan Saat Terbaik Memasuki Pasar Bitcoin di Tengah Harga Tertinggi

Bitcoin saat ini sedang berada di dekat harga tertingginya, membuat banyak trader bingung apakah harus segera membeli atau menunggu harga turun terlebih dahulu. Kita harus pintar memilih waktu supaya potensi keuntungan bisa maksimal dan risikonya kecil. Markus Thielen dari 10x Research menyarankan agar trader menunggu harga Bitcoin turun dulu ke sekitar Rp 1.84 miliar ($111,673) , yaitu harga yang dulu sulit dilampaui tapi sekarang menjadi level dukungan penting. Ini akan membuat peluang untung lebih besar jika harga naik lagi. Biasanya dalam pasar, harga sering kali kembali menyentuh level penting seperti titik breakout sebelum benar-benar naik kencang. Jadi penurunan ke level ini sangat mungkin terjadi dan bisa dianggap peluang bagus untuk membeli. Namun, jika harga Bitcoin tidak turun seperti yang diperkirakan, trader harus siap membeli saat harga tembus angka Rp 1.97 miliar ($120,000 k) e atas, tapi dengan pengaturan stop-loss yang ketat supaya kerugian bisa terbatas jika harga berbalik. Situasi ini makin menarik karena ada kabar bahwa Amerika Serikat dan Uni Eropa sepakat membuat kesepakatan dagang terbesar yang mendukung kenaikan harga Bitcoin, sehingga kondisi pasar menjadi lebih menguntungkan untuk para trader.
28 Jul 2025, 14.06 WIB

XRP dan Bitcoin Mungkin Turun 50% Meski Meroket Tahun Terakhir

Pasar cryptocurrency telah tumbuh sangat pesat dalam tiga tahun terakhir, dengan XRP dan Bitcoin memimpin kenaikan harga yang sangat signifikan. Keduanya mengalami pertumbuhan besar karena faktor politik dan inovasi produk keuangan seperti ETF yang memudahkan akses investor. Namun, meskipun terlihat kuat, XRP dan Bitcoin menghadapi risiko besar yang bisa membuat nilainya turun drastis hingga 50% atau lebih dalam dua tahun ke depan. Hal ini terjadi karena berbagai tantangan nyata di dunia nyata dan perubahan sentimen pelaku pasar. XRP, yang merupakan mata uang digital jaringan pembayaran RippleNet, belum diadopsi secara luas oleh institusi keuangan jika dibandingkan dengan sistem tradisional seperti SWIFT. Selain itu, tidak semua pengguna RippleNet mengandalkan XRP, sehingga permintaan terhadap XRP masih terbatas. Bitcoin menghadapi masalah kegunaan nyata sebagai alat pembayaran. Contohnya, di El Salvador yang melegalkan Bitcoin sebagai alat bayar, penggunaan Bitcoin untuk transaksi sehari-hari ternyata sangat rendah. Di samping itu, ada risiko teknis dan spekulasi yang membuat nilai Bitcoin sangat volatile. Perusahaan yang menggunakan strategi treasury Bitcoin sebenarnya banyak yang mengalami masalah keuangan, sehingga strategi ini dianggap menciptakan gelembung harga yang tidak berkelanjutan. Dengan banyaknya ETF Bitcoin, investasi langsung juga jadi kurang istimewa sehingga kemungkinan terjadi penurunan besar sama seperti sejarahnya.
28 Jul 2025, 13.26 WIB

Analisis Pergerakan Harga dan Volume DOGE: Potensi Breakout atau Breakdown

DOGE diperdagangkan dalam rentang harga sempit antara Rp 3.85 juta ($0,234) dan Rp 4.01 juta ($0,244) selama 24 jam terakhir dengan fluktuasi sebesar 4,12%. Harga membuka pada Rp 3.91 juta ($0,238) dan sedikit menguat ke angka Rp 3.93 juta ($0,239) dengan beberapa pengujian pada zona support dan resistance. Volume perdagangan mengalami lonjakan signifikan pada jam 08:00, 15:00, dan terutama pada jam 16:00, saat DOGE mencoba menembus resistance di zona Rp 3.96 juta ($0,241) sampai Rp 4.01 juta ($0,244) . Upaya ini gagal karena penjual berhasil mempertahankan harga di zona tersebut. Meskipun terjadi tekanan jual di jam terakhir perdagangan yang menurunkan harga dari Rp 3.95 juta ($0,240 k) e Rp 3.91 juta ($0,238) , level support di angka Rp 3.91 juta ($0,238) tetap bertahan dan menunjukkan bahwa ada akumulasi yang sedang berlangsung di level harga lebih rendah. Konsolidasi harga yang terus terjadi memberi indikasi bahwa momentum tengah dibentuk di bawah batas resistance atas dan ada peluang breakout jika harga mampu menembus zona Rp 4.01 juta ($0,244) . Sebaliknya, penurunan di bawah Rp 3.85 miliar ($0,234 m) emungkinkan terjadinya tekanan jual jangka pendek kembali. Volume yang menjadi konfirmasi pergerakan harga sangat penting untuk menentukan arah trend berikutnya. Pelaku pasar perlu mencermati apakah DOGE dapat mempertahankan support atau berhasil menembus resistance untuk mengambil keputusan yang tepat.
28 Jul 2025, 13.04 WIB

Pengaruh Kesepakatan Tarif AS-UE Dorong Kenaikan Bitcoin dan Adopsi Kripto

Pasar keuangan mulai bergerak positif setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penurunan tarif impor dari Uni Eropa dari 30% menjadi 15%. Berita ini meningkatkan optimisme investor dan memperbaiki sentimen risiko di pasar saham dan aset digital. Bitcoin naik mendekati Rp 1.97 juta ($120.000) , menunjukkan kenaikan signifikan setelah sempat diperdagangkan di kisaran Rp 1.87 juta ($114.000) hingga Rp 1.96 juta ($119.000) . Kenaikan ini juga didukung oleh minat institusional yang semakin besar terhadap aset kripto. Ether juga mengalami momentum positif dengan kenaikan 3,7% menembus harga tertinggi baru dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan publik mulai membangun treasury Ether sebagai bagian dari strategi keuangannya. Altcoin lain seperti XRP, Binance Coin, Dogecoin, Solana, dan Cardano memperlihatkan performa positif seiring dengan peningkatan minat pasar terhadap seluruh ekosistem kripto. Hal ini mencerminkan tren adopsi yang semakin luas di kalangan investor profesional. Menurut para ahli, Juli 2024 menjadi titik balik dalam investasi kripto secara struktural dengan banyak perusahaan mengalokasikan dana ke aset digital. Namun, pasar tetap waspada terhadap pengumuman inflasi, laporan pendapatan, dan keputusan The Fed yang dapat mempengaruhi volatilitas pasar ke depan.
Sebelumnya
Setelahnya

Baca Juga

  • Figma Mencapai Debut NYSE yang Eksplosif dengan Performa Saham yang Mencuat

  • Perubahan Regulasi SEC Mendorong ETF Kripto ke Arus Utama

  • Investasi Institusional Korporat dalam Bitcoin Mencapai Tingkat Baru

  • Prospek dan Performa Saham Palantir Technologies

  • Ketegangan Geopolitik dan Strategi Ekonomi antara AS, China, dan Rusia