
Figma baru-baru ini mengumumkan harga awal untuk penawaran umum perdana (IPO) sahamnya, yaitu antara Rp 411.13 ribu ($25) hingga Rp 460.46 ribu ($28) per saham. Selain itu, perusahaan ini membuat keputusan yang tidak biasa dengan mengizinkan pemegang saham lama untuk menjual lebih banyak saham daripada yang akan dijual oleh perusahaan sendiri. Hal ini bertujuan untuk memenuhi permintaan yang sangat tinggi dari para investor.
Perusahaan hanya berencana untuk menjual 12,5 juta saham dalam IPO. Namun, pemegang saham lama dapat menjual hampir 24,7 juta saham. Bahkan, jika permintaan sangat tinggi, mereka bisa menjual hingga tambahan 5,5 juta saham. Keputusan ini menunjukkan tingginya permintaan pasar dan juga kebutuhan untuk memberikan likuiditas kepada investor ventura.
CEO Figma, Dylan Field, akan menjual sejumlah besar saham miliknya, yaitu sekitar 2,35 juta saham. Dengan harga tengah IPO, ia bisa mendapatkan lebih dari Rp 1.02 triliun ($62 juta) . Meskipun demikian, Dylan Field akan tetap memiliki kendali penuh atas perusahaan dengan memegang 74% hak suara berkat hak suara super pada sahamnya.
Investor modal ventura besar yang telah mendukung Figma selama ini juga berpartisipasi dengan menjual sebagian saham mereka untuk mengembalikan dana kepada para investor mereka, walaupun mereka masih mempertahankan sebagian besar kepemilikan sahamnya. Ini membantu mereka mendapatkan likuiditas dalam situasi pasar ventura yang sedang kurang aktif.
Jika harga IPO ternyata lebih tinggi dari kisaran yang diumumkan, Figma dan pemegang saham lama akan meraih dana yang jauh lebih besar. Penjualan IPO ini diperkirakan bisa mencapai Rp 24.67 triliun ($1,5 miliar) atau bahkan menjadi IPO terbesar pada tahun 2025 hingga saat ini. IPO dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.