
Pemerintahan Presiden Donald Trump awalnya melarang penjualan chip AI Nvidia bernama H20 ke China pada bulan April karena meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Chip ini dirancang oleh Nvidia agar dapat tetap dijual meski terdapat kontrol ekspor ketat.
Namun, setelah pertemuan Trump dengan CEO Nvidia, Jensen Huang, larangan tersebut dicabut bulan ini menjelang perjalanan Trump ke China. Langkah ini memicu kritik dari para penentang yang mempertanyakan alasan pencabutan dan apakah termasuk bagian dari kesepakatan dagang yang dibuat pada bulan Juni di London.
Dalam kesepakatan tersebut, Amerika Serikat dan China sepakat untuk melonggarkan beberapa kontrol ekspor sebagai imbalan akses yang lebih baik bagi AS terhadap mineral tanah jarang penting dari China, yang selama ini sangat dibutuhkan dalam teknologi modern.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan bahwa chip H20 dimasukkan dalam kesepakatan bersama dengan mineral tanah jarang. Lutnick mengungkapkan bahwa chip yang dijual ke China bukanlah produk terbaik, bahkan hanya peringkat keempat, dengan tujuan membuat pengembang China tetap bergantung pada teknologi Amerika.
Namun, pernyataan ini agak kontradiktif dengan sikap sebelumnya dari Sekretaris Keuangan AS, Scott Bessent, yang mengatakan penjualan chip bukan bagian dari barter langsung dengan mineral tanah jarang, menyebutnya sebagai bagian dari sebuah 'mosaic'. Hingga kini, Departemen Keuangan belum memberikan komentar lebih lanjut terkait perbedaan pernyataan ini.