
Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia, mengalami serangan siber besar yang dilakukan oleh kelompok peretas pro-Ukraina. Akibat serangan ini, lebih dari 50 penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampak. Serangan ini menjadi insiden siber paling parah yang pernah terjadi pada industri penerbangan Rusia.
Kelompok Silent Crow dan Belarusian Cyberpartisans mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengungkap telah menghancurkan ribuan server milik Aeroflot dan menguasai komputer staf dan manajemen senior, bahkan mengancam membocorkan data pribadi seluruh pelanggan maskapai nasional itu.
Situasi ini menimbulkan kekacauan di Bandara Sheremetyevo di Moskow, di mana banyak penerbangan tertunda dan penumpang merasa frustrasi karena minimnya informasi yang diberikan. Kremlin dan anggota parlemen Rusia menganggap serangan ini peringatan serius tentang perang digital yang dihadapi Rusia.
Anton Gorelkin, anggota parlemen Rusia, menegaskan bahwa Rusia tengah menghadapi serangan digital dari banyak negara tidak bersahabat, yang menjadi bagian dari perang yang berlangsung di berbagai bidang. Ancaman tersebut dianggap sebagai eskalasi baru dalam konflik antara Rusia dan negara-negara lawan.
Menurut Andrei Litvinov, mantan pilot dan pakar penerbangan, serangan ini merupakan bencana serius bagi Aeroflot dan perusahaan milik negara. Selain kerugian materi yang besar, kebocoran data dan korespondensi internal bisa menimbulkan efek jangka panjang yang merugikan.