
Fuel cell proton exchange membrane (PEMFC) sejak lama menghadapi masalah utama yaitu transportasi oksigen yang buruk, sehingga performanya terbatas dan membutuhkan banyak platinum yang mahal. Kini, peneliti di Tiongkok menemukan cara inovatif menggunakan kerangka organik kovalen (COFs) berbasis triazine untuk mengatasi masalah ini.
Dengan memanfaatkan COF yang berinteraksi dengan Nafion, lapisan katalis dapat dibuat dengan jaringan pori nano tersusun rapi yang membantu oksigen bergerak lebih efisien langsung ke situs katalis. Hal ini menurunkan resistensi oksigen sebesar 38 persen dan meningkatkan pemanfaatan platinum secara signifikan.
Hasilnya, fuel cell yang dikembangkan mampu mencapai kepadatan daya puncak 1,55 W/cm² dengan pemakaian platinum hanya sebesar 0,05 mg_Pt/cm², yang merupakan angka sangat rendah namun performanya setara dengan desain fuel cell yang menggunakan platinum lebih banyak.
Inovasi ini sangat penting untuk strategi Tiongkok mencapai net-zero emisi pada 2060 dan mempercepat adopsi kendaraan bertenaga hidrogen. Pengurangan penggunaan platinum tidak hanya menekan biaya, tapi juga mengurangi ketergantungan pada pasokan logam langka yang rentan geopolitik.
Selain itu, teknologi ini bisa diaplikasikan pada sistem elektrokimia lain seperti elektroliser dan reaktor sintesis amonia, serta membantu mengurangi kebutuhan sistem pendukung seperti kompresor dan humidifier. Dengan begitu, fuel cell bisa menjadi lebih sederhana, murah, dan efektif untuk berbagai aplikasi, khususnya di daerah terpencil dan iklim panas.