Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Meta Mempercepat Pengembangan AI dengan Investasi Besar dan Penunjukan Kunci

Share

Meta terus memperluas kapasitas kecerdasan buatannya dengan menginvestasikan dana besar dan menunjuk Shengjia Zhao sebagai ilmuwan kepala untuk unit superinteligensi AI, memperkuat posisinya di pasar AI yang kompetitif.

31 Jul 2025, 06.26 WIB

Mark Zuckerberg Membangun Tim AI Superintelligence dengan Investasi Besar Meta

Mark Zuckerberg Membangun Tim AI Superintelligence dengan Investasi Besar Meta
Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, tengah fokus membangun tim kecerdasan buatan yang sangat canggih dengan tujuan menghadirkan superintelligence pribadi untuk semua orang. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menegaskan ambisi besar ini sebagai langkah strategis untuk masa depan. Dalam kuartal terakhir, Meta mengeluarkan dana sebesar 17 miliar dolar AS untuk membangun infrastruktur AI dan pusat data. Meskipun investasi ini cukup besar, Meta optimistis akan terus mengeluarkan dana tersebut hingga tahun 2026 demi menguatkan kemampuan kecerdasan buatannya. Keberhasilan Meta tidak hanya pada investasi, melainkan juga hasil keuangan yang positif. Pendapatan naik 22% menjadi 47,5 miliar dolar, sementara laba bersih meningkat 36% mencapai 18,3 miliar dolar. Ini menunjukkan bahwa bisnis inti Meta, terutama dari iklan, tetap kuat dan terus tumbuh. Tim AI baru yang dipimpin oleh Alexandr Wang, salah satu miliarder muda dunia, bekerja dengan dukungan komputasi tingkat tinggi yang sangat besar. Zuckerberg yakin tim ini dapat mengembangkan teknologi yang tidak hanya hebat tapi juga dapat digunakan oleh miliaran orang di platform Meta. Dengan kombinasi investasi teknologi, tim terpadu berbakat, dan visi jangka panjang, Meta bertekad memimpin dalam menciptakan superintelligence yang bisa membantu dan mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi di masa depan.
31 Jul 2025, 05.47 WIB

Mark Zuckerberg Prediksi Kacamata Pintar Jadi Perangkat Utama AI Masa Depan

Mark Zuckerberg Prediksi Kacamata Pintar Jadi Perangkat Utama AI Masa Depan
Mark Zuckerberg, CEO Meta, menyampaikan bahwa kacamata pintar akan menjadi cara utama pengguna dalam berinteraksi dengan kecerdasan buatan (AI) di masa depan. Ia percaya, dengan memakai kacamata yang terhubung ke AI, seseorang dapat melihat, mendengar, dan berkomunikasi dengan AI kapan saja sepanjang hari. Zuckerberg mengatakan bahwa tanpa kacamata AI, orang akan berada pada posisi kurang menguntungkan secara kognitif dibandingkan mereka yang menggunakan teknologi ini. Penambahan layar pada kacamata akan memperluas kemampuan dan nilai kegunaannya, seperti yang dilakukan Meta dengan kacamata AR generasi berikutnya. Meta selama bertahun-tahun mengembangkan teknologi ini melalui divisi Reality Labs yang sudah menghabiskan investasi besar meski mengalami kerugian besar. Namun, penjualan kacamata pintar seperti Ray-Ban Meta menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, menjadi bukti bahwa perangkat ini mulai diminati pasar. Meskipun begitu, masa depan perangkat AI konsumen tidak harus selalu kacamata. Ada juga usaha lain seperti pin AI dan liontin AI, serta akuisisi startup yang berfokus pada perangkat AI konsumen oleh OpenAI. Namun, karena banyak orang sudah terbiasa memakai kacamata dan kacamata lebih diterima secara sosial, perangkat ini tampak lebih menjanjikan. Zuckerberg juga melihat kacamata pintar sebagai cara terbaik untuk menggabungkan dunia fisik dan digital, mendukung visi Metaverse yang ingin diwujudkan Meta. AI diharapkan dapat mempercepat perkembangan dunia digital dan gaya hidup pengguna di masa depan.
31 Jul 2025, 05.38 WIB

Meta Tunjukkan AI Jadi Motor Pendapatan dan Wujudkan Ambisi Superintelligence

Meta Tunjukkan AI Jadi Motor Pendapatan dan Wujudkan Ambisi Superintelligence
Meta baru saja merilis laporan keuangan yang menunjukkan hasil luar biasa, di mana pendapatan dan laba mereka melampaui ekspektasi para analis. Hal ini membuat harga saham Meta melonjak tinggi dalam perdagangan setelah jam kerja, menandakan optimisme investor terhadap masa depan perusahaan. Salah satu faktor utama yang mendorong keberhasilan ini adalah peran kecerdasan buatan (AI) yang mulai menjadi sumber pendapatan nyata, bukan sekadar strategi pemasaran atau hype. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menegaskan bahwa perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam AI dan ingin menghadirkan kecerdasan super untuk semua orang. Meta merekrut banyak talenta AI terbaik dari pesaing besar seperti OpenAI, Google, dan Apple, bahkan mengangkat Shengjia Zhao, salah satu co-creator ChatGPT, sebagai ketua ilmuwan tim Superintelligence Labs. Investasi juga dilakukan besar-besaran untuk membangun pusat data dan chip khusus AI. Walaupun Meta menghabiskan banyak uang, mereka berhasil menjaga pengeluaran modal sesuai perkiraan dan memperjelas rencana pengeluaran sepanjang tahun. Gaji karyawan yang meningkat karena kebutuhan talenta AI menjadi salah satu penyebab meningkatnya biaya. Secara keseluruhan, upaya Meta menunjukkan bahwa AI akan menjadi inti dari bisnis utama mereka ke depan, termasuk dalam iklan digital dan pengembangan produk seperti kaca pintar (smart glasses) yang diyakini Zuckerberg akan menjadi perangkat komputer utama di era AI.
31 Jul 2025, 04.31 WIB

Meta Tingkatkan Investasi Besar untuk Perkuat Infrastruktur AI di 2025-2026

Meta Tingkatkan Investasi Besar untuk Perkuat Infrastruktur AI di 2025-2026
Meta sedang menginvestasikan dana sangat besar untuk membangun infrastruktur fisik dan teknis guna mendukung teknologi kecerdasan buatannya (AI). Perusahaan ini berencana menggandakan pengeluaran modalnya pada tahun 2025 menjadi antara Rp 1.09 juta ($66) sampai Rp 1.18 quadriliun ($72 miliar) , dengan peningkatan serupa diproyeksikan pada 2026. Tujuannya adalah memperbesar kapasitas komputasi dan membangun pusat data berteknologi tinggi. Salah satu proyek terbesar Meta adalah membangun cluster AI yang sangat besar, seperti Prometheus di Ohio dan Hyperion di Louisiana. Prometheus akan mencapai kapasitas komputasi sebesar 1 gigawatt, sementara Hyperion dapat tumbuh hingga 5 gigawatt dengan ukuran sebanding Manhattan. Cluster seperti ini memungkinkan Meta berkembang lebih cepat dalam riset dan aplikasi AI. Pengembangan pusat data dan server AI membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang dapat berdampak negatif terhadap komunitas lokal seperti yang terjadi di Newton County, Georgia. Meta juga tengah mencari berbagai solusi pembiayaan, termasuk kerjasama dengan mitra keuangan agar investasi mereka lebih fleksibel dan berkelanjutan. Meta juga fokus merekrut talenta terbaik di bidang AI melalui unit baru Superintelligence Labs, yang diperkirakan menghabiskan biaya sangat besar untuk gaji dan insentif. Pendapatan kuartal kedua Meta mencapai Rp 781.14 triliun ($47,5 miliar) , terutama didorong oleh bisnis iklan yang memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan efektivitas kampanye. Meskipun begitu, unit Reality Labs Meta masih mencatat kerugian besar sebesar Rp 74.00 triliun ($4,5 miliar) . CEO Mark Zuckerberg menegaskan bahwa visi jangka panjang mereka adalah mewujudkan konsep 'personal superintelligence' yang akan membantu individu melalui perangkat seperti kacamata pintar dan headset realitas virtual.
31 Jul 2025, 04.31 WIB

Meta Tingkatkan Investasi Infrastruktur AI Demi Keunggulan Teknologi Masa Depan

Meta Tingkatkan Investasi Infrastruktur AI Demi Keunggulan Teknologi Masa Depan
Meta tengah memperbesar investasi di infrastruktur fisik dan teknis untuk mendukung ambisi besar mereka dalam kecerdasan buatan. Mereka akan menggandakan pengeluaran modal yang mencakup pembangunan pusat data dan server AI pada tahun 2025. Dua pusat data besar sedang dibangun, yaitu Prometheus di Ohio dan Hyperion di Louisiana, yang akan menjadi supercluster AI dengan ukuran dan daya komputasi yang sangat besar, bahkan Hyperion bisa sebesar Manhattan. Investasi ini berdampak pada energi karena proyek mereka membutuhkan listrik dalam jumlah sangat besar yang memengaruhi masyarakat sekitar, seperti yang terjadi di Newton County, Georgia, di mana warga mengalami kekurangan air. Meta juga fokus merekrut talenta AI terbaik dengan membentuk unit khusus bernama Superintelligence Labs, yang akan memainkan peran penting dalam pengembangan model dan produk AI terbaik. Pendapatan Meta masih tumbuh berkat iklan berbasis AI, meskipun segmen Reality Labs mengalami kerugian besar. Investor merespon positif kinerja perusahaan dengan kenaikan harga saham sebesar 10% setelah laporan keuangan kuartal kedua.
31 Jul 2025, 04.17 WIB

Meta Platforms Catat Laba Tinggi dan Investasi Besar di AI Kuartal Kedua 2025

Meta Platforms mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba yang sangat kuat pada kuartal kedua tahun fiskal 2025. Pendapatan meningkat 22% menjadi 47,5 miliar dolar, sedangkan laba per saham melonjak 38% menjadi 7,14 dolar. Jumlah pengguna harian naik menjadi 3,48 miliar, menunjukkan pertumbuhan yang solid di berbagai produk Meta. Bisnis periklanan Meta tumbuh pesat dengan peningkatan 11% pada jumlah impresi iklan dan kenaikan 9% pada harga rata-rata per iklan. Hal ini berkontribusi besar pada pendapatan dan keuntungan perusahaan yang melampaui ekspektasi para analis pasar. Namun, di balik keberhasilan ini, Meta sedang meningkatkan belanja modal secara signifikan untuk membangun kapasitas AI dan superintelligence. Pengeluaran kuartal kedua meningkat dua kali lipat menjadi 17 miliar dolar, dengan proyeksi belanja tahunan mencapai 64 sampai 72 miliar dolar, naik 30 miliar dari tahun sebelumnya. Meskipun begitu, Meta masih mampu menghasilkan arus kas bebas yang besar, meskipun mengalami penurunan sebesar 22% dibanding kuartal kedua tahun sebelumnya. Biaya operasional juga masih terkendali, hanya meningkat 12%, namun di tahun depan diperkirakan naik lebih besar karena investasi intensif di bidang AI. Para investor memberikan respon positif terhadap laporan kuartal ini dengan kenaikan harga saham Meta sekitar 9% di perdagangan after-hours. Namun, mengingat tingginya belanja modal untuk AI, investor tetap menunggu hasil keberhasilan investasi jangka panjang di bidang teknologi ini.
31 Jul 2025, 00.56 WIB

Meta Ubah Strategi AI: Fokus pada Superintelligence Pribadi lewat Model Tertutup

Mark Zuckerberg, CEO Meta, baru-baru ini mengumumkan visi "personal superintelligence" yang memungkinkan orang memanfaatkan AI untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Mara ada sinyal bahwa Meta akan mengubah strategi rilis model AI dari yang sebelumnya lebih terbuka menjadi lebih tertutup demi keamanan dan daya saing. Meta selama ini dikenal dengan model AI Llama yang cukup terbuka jika dibandingkan dengan para pesaingnya seperti OpenAI dan Google DeepMind. Namun, tekanan untuk mengimbangi kemampuan GPT-4 membuat Meta mempertimbangkan lebih banyak model tertutup di masa depan. Investasi besar-besaran Meta kepada Scale AI senilai 14,3 miliar dolar AS dan pembentukan Meta Superintelligence Labs menunjukkan tekad mereka untuk mengejar kecanggihan AI superintelligence. Mereka juga menunda pengujian model Behemoth yang sebelumnya akan dirilis secara terbuka. Zuckerberg menyatakan bahwa perangkat seperti kacamata augmented reality dan headset virtual reality akan menjadi pusat computing personal yang menyatu dengan superintelligence. Hal ini menunjukkan bahwa Meta juga mulai memonetisasi AI melalui produk hardware yang terintegrasi. Meski akan lebih fokus pada model tertutup, Meta tetap berkomitmen merilis beberapa model AI terbuka. Hal ini sekaligus menjawab kekhawatiran soal keamanan dan strategi bisnis mereka di masa depan.
30 Jul 2025, 10.20 WIB

Apple Kehilangan Banyak Peneliti AI ke Meta, Tim AI Jadi Tidak Pasti

Apple sedang mengalami masalah serius di departemen pengembangan AI-nya setelah beberapa peneliti penting meninggalkan perusahaan. Salah satu peneliti utama, Bowen Zhang, baru saja pindah ke Meta Platforms, yang dikenal karena menawarkan paket kompensasi besar untuk menarik talenta AI. Kepergian Zhang menambah tiga peneliti lain yang sudah lebih dulu menuju Meta, termasuk pemimpin tim AFM, Ruoming Pang. Hal ini membuat masa depan tim model fondasi Apple menjadi tidak jelas dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan Apple mempertahankan SDM AI terbaiknya. Apple mencoba mempertahankan stafnya dengan menaikkan gaji secara marginal, namun langkah ini belum efektif dibandingkan paket besar yang ditawarkan oleh Meta. Beberapa insinyur lain di tim AFM juga sedang mencari peluang pekerjaan di perusahaan lain. Tim AI Apple yang berlokasi di Cupertino dan New York kini sedang mengalami ketidakpastian karena banyak kehilangan anggota kunci. Selain pindah ke Meta, ada juga yang memilih bekerja di startup lain, seperti Floris Weers. Situasi ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan dalam industri AI dan pentingnya strategi remunerasi yang kompetitif untuk mempertahankan peneliti berbakat agar dapat terus mengembangkan teknologi canggih.
30 Jul 2025, 01.40 WIB

Meta Investasi Besar-besaran AI untuk Kuartal Kedua dan Masa Depan Teknologi

Meta, perusahaan induk Facebook, sedang melakukan investasi besar dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dengan mengalokasikan dana hingga ratusan milyar dolar dan membangun beberapa data center besar di Amerika Serikat. Mereka merekrut sejumlah pakar AI, termasuk mantan peneliti OpenAI dan CEO dari Scale AI, guna mengembangkan teknologi AI canggih untuk masa depan. Meta sedang fokus mengembangkan teknologi yang disebut personal superintelligence, yaitu teknologi AI pribadi yang bisa digunakan oleh semua orang. CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan bahwa tujuan utama laboratorium Superintelligence mereka adalah memberikan kekuatan AI yang sangat kuat dan bermanfaat ke tangan individu, sebuah konsep yang berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan perusahaan lain. Investasi ini mulai menunjukkan hasil dengan meningkatnya efisiensi dalam sistem penargetan iklan di platformnya, meningkatkan konversi hingga 5% di fitur Reels, dan menarik lebih banyak pengiklan menggunakan alat kreatif berbasis AI. Pendapatan iklan Meta diperkirakan naik 15% tahun ke tahun, mendukung pertumbuhan perusahaan. Selain AI dan data center, Meta juga mengembangkan perangkat keras seperti kacamata pintar Ray-Ban Meta dan Oakley Meta serta rencana membuat kacamata AI mandiri. Ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mengeksplorasi sumber pendapatan lain di luar iklan dan memperkuat posisi inovasi teknologi. Para analis pasar dan ahli investasi pun melihat strategi Meta sebagai langkah yang sangat potensial dalam bidang AI, yang dapat membuka peluang pendapatan baru yang besar dan memperkuat dominasi Meta di pasar teknologi dan iklan digital di masa depan.
30 Jul 2025, 00.56 WIB

Peneliti Kunci AI Apple Berbondong-bondong Pindah ke Meta Karena Gaji Lebih Tinggi

Apple mengalami kehilangan sejumlah peneliti penting dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Beberapa peneliti inti dari tim Apple Foundation Models (AFM) telah memutuskan untuk pindah ke Meta Platforms, sebuah perusahaan yang tengah membangun tim superintelligence baru. Hal ini menjadi perhatian karena Apple masih dikenal sebagai salah satu pionir teknologi dalam pengembangan AI. Salah satu peneliti yang baru saja pindah adalah Bowen Zhang, yang bekerja dalam proyek multimodal AI di tim AFM Apple. Selain Bowen, sudah ada tiga peneliti lain yang lebih dulu meninggalkan Apple untuk bergabung dengan Meta, termasuk pemimpin tim, Ruoming Pang, yang kabarnya mendapatkan paket kompensasi sangat besar mencapai lebih dari 200 juta dolar. Kepergian peneliti ini menunjukkan adanya persaingan ketat dalam merekrut talenta AI terbaik di industri teknologi tinggi. Apple sebenarnya sudah mencoba merespons dengan menaikkan gaji tim AI-nya, bahkan kepada yang belum berniat meninggalkan perusahaan, namun kompensasi Apple masih jauh lebih rendah dibandingkan yang ditawarkan Meta dan beberapa pesaing lainnya. Tim foundation models Apple sendiri terdiri dari beberapa puluh peneliti dan insinyur yang bekerja di berbagai lokasi, yaitu Cupertino dan New York. Kehilangan banyak anggota kunci dari tim ini tentu akan berdampak pada perkembangan teknologi AI Apple ke depan, khususnya pada teknologi inti yang mendasari platform AI mereka. Perpindahan para peneliti ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan teknologi besar saling bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berharga. Tantangan Apple untuk mempertahankan talenta terbaiknya sangat besar, terutama ketika para pesaing memberikan kompensasi yang jauh lebih menggiurkan.
Setelahnya

Baca Juga

  • Microsoft dan OpenAI Perkuat Kemitraan untuk Akses Teknologi Berkelanjutan

  • Dinamika Perdagangan Teknologi AS-China Berubah dengan Peluncuran Produk Baru

  • Serangan Siber Ganggu Operasional Maskapai Rusia Aeroflot

  • Robot Humanoid China Mencapai Tonggak Signifikan

  • Meta Mempercepat Pengembangan AI dengan Investasi Besar dan Penunjukan Kunci