
Para ilmuwan masih terus mencari bukti keberadaan alien yang pasti. Pada 2023, sebuah tim peneliti dari Harvard mengklaim telah menemukan bukti karya teknologi alien berupa pecahan meteorit yang ditemukan di dasar Samudra Pasifik, dikenal sebagai IM1, yang dipercaya berasal dari luar Tata Surya. Penemuan ini menarik perhatian dunia karena menyangkut kemungkinan kunjungan makhluk luar angkasa ke Bumi.
Namun, temuan ini langsung mendapat kritik dari ilmuwan lain, khususnya Marc Fries dari NASA, yang menyatakan bahwa pecahan meteorit tersebut sangat umum dan dapat ditemukan di berbagai tempat di Bumi. Dia menambahkan bahwa pecahan tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, bukan hanya meteorit asing, seperti knalpot mobil atau aktivitas gunung berapi.
Di sisi lain, peneliti Harvard lainnya merilis laporan kontroversial yang menyebutkan kemungkinan alien sudah berada di Bumi dan menyamar sebagai manusia. Laporan tersebut juga mengusulkan ide bahwa alien bisa tinggal di pangkalan rahasia bawah tanah atau bahkan di sisi terjauh bulan. Ide ini menawarkan penjelasan untuk banyak penampakan UFO yang pernah tercatat, meski masih berupa spekulasi.
Penelitian dan laporan semacam ini sering mendapat perhatian militer, seperti yang dilakukan Pentagon yang sedang menyelidiki ribuan laporan penampakan UFO. Namun militer belum mengonfirmasi bahwa fenomena tersebut benar-benar ada kaitannya dengan alien, walau beberapa kejadian menunjukkan aksi pesawat yang melebihi teknologi manusia modern.
Makalah ilmiah yang menyatakan adanya alien di Bumi tersebut sempat dihapus dari platform ResearchGate, yang menimbulkan spekulasi tentang adanya upaya menutup-nutupi informasi. Hal ini memperkuat rasa penasaran dan perdebatan tentang keberadaan makhluk luar angkasa di balik berbagai fenomena misterius yang belum bisa dijelaskan secara penuh.