
Kompetisi Road to the Battlefield berlangsung sebagai ajang startup terbesar di Asia Tengah dengan 485 aplikasi dari 27 negara, termasuk negara seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan Azerbaijan. Kompetisi ini menghubungkan para pengusaha lokal dengan peluang global, khususnya panggung internasional di TechCrunch Startup Battlefield di San Francisco.
Event ini menunjukkan keberagaman tinggi, mulai dari startup yang didirikan oleh perempuan sebanyak 35%, hingga pendiri termuda berumur 14 tahun. Startups mengikuti berbagai tahap perkembangan, dari ide, MVP, hingga ke tahapan pre-Seed dan Seed, menandakan ekosistem yang dinamis dan berkembang.
Empat startup terbaik yang terpilih adalah Polygraf AI, QuickShipper, Surfaice, dan ArtSkin, yang akan tampil di ajang TechCrunch Disrupt 2025. Keempatnya menawarkan solusi inovatif di bidang AI, logistik, software terintegrasi, dan neurointerface, mewakili masa depan teknologi kawasan ini.
Lebih dari sekadar kompetisi, Road to the Battlefield menjadi titik penting untuk membuka dialog lintas negara dan menarik minat investor internasional, didukung oleh lembaga dan pemerintah di berbagai negara yang memastikan program ini membawa dampak jangka panjang bagi ekosistem lokal.
Dengan dukungan dari Freedom Holding dan berbagai hub inovasi regional, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan visibilitas startup Asia Tengah, tetapi juga memberikan platform bagi teknologi dan talenta lokal untuk bersaing dan dikenal di panggung global, membuka era baru dalam perkembangan teknologi di kawasan.