Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Upaya Startup AI untuk Mengakuisisi Platform Utama Menghadapi Tantangan Hukum

Share

Beberapa startup AI tengah berusaha untuk mengakuisisi platform-platform utama, namun usaha ini menghadapi berbagai tantangan hukum. Regulator dan otoritas anti-monopoli semakin waspada terhadap potensi konsolidasi pasar yang dapat menghambat inovasi dan persaingan, sehingga mempersulit startup AI dalam strategi ekspansi mereka.

26 Agt 2025, 05.27 WIB

Startup Eurasia Tengah Raih Perhatian Global Lewat Kompetisi Startup Bergengsi

Startup Eurasia Tengah Raih Perhatian Global Lewat Kompetisi Startup Bergengsi
Kompetisi 'Road to the Battlefield' berhasil mengumpulkan 485 aplikasi startup dari 27 negara, termasuk berbagai negara di wilayah Eurasia Tengah dan lainnya. Ini menandai langkah penting bagi kawasan yang selama ini kurang terdengar di panggung inovasi global. Kompetisi ini menghadirkan peluang bagi para entrepreneur lokal untuk bersaing di tingkat dunia. Dalam prosesnya, 380 startup mengikuti babak presentasi nasional secara daring yang menghasilkan sekitar 32 jam konten pitching. Partisipasi perempuan mencapai 35%, dan peserta termuda berusia 14 tahun dari Uzbekistan memberi bukti adanya potensi besar dari berbagai kelompok usia untuk mengembangkan inovasi teknologi. Empat startup terbaik yang mewakili Eurasia Tengah akan tampil di TechCrunch Startup Battlefield 2025 di San Francisco. Mereka adalah Polygraf AI, QuickShipper, Surfaice, dan ArtSkin. Perusahaan-perusahaan ini menawarkan solusi canggih di bidang AI, logistik, otomasi konstruksi, dan teknologi neurointerface, menunjukkan keragaman dan kualitas teknologi kawasan ini. Kompetisi ini juga didukung oleh banyak lembaga dan perusahaan penting, termasuk Freedom Holding Corp yang memiliki nilai pasar sekitar 10 miliar dolar AS. Kolaborasi lintas negara dan dukungan investor global memberi tekanan positif bagi pertumbuhan ekosistem startup yang semakin matang dan terhubung secara internasional. Lebih dari sekadar ajang kompetisi, 'Road to the Battlefield' menjadi wadah bagi startup Eurasia Tengah untuk membuktikan kapasitas, menarik perhatian investor internasional, dan mempersiapkan diri untuk persaingan global. Ini akan berdampak jangka panjang yang signifikan terhadap perkembangan teknologi dan investasi di kawasan tersebut.
26 Agt 2025, 05.27 WIB

Kompetisi Startup Eurasia Tengah Tembus Panggung Global TechCrunch 2025

Kompetisi Startup Eurasia Tengah Tembus Panggung Global TechCrunch 2025
Ekosistem startup di Eurasia Tengah tengah mendapatkan perhatian besar setelah kompetisi 'Road to the Battlefield' menerima 485 aplikasi dari 27 negara, menandai kompetisi startup terbesar dalam sejarah wilayah tersebut. Inisiatif ini bertujuan menghubungkan para pengusaha inovatif di wilayah ini dengan kompetisi startup bergengsi di San Francisco, memungkinkan mereka menunjukkan kemampuan di panggung internasional. Antusiasme tinggi tercermin dari partisipasi yang beragam, termasuk 35% startup yang didirikan oleh perempuan dan founder termuda berusia 14 tahun. Kompetisi ini juga menawarkan penjurian inovatif, termasuk penggunaan AI sebagai juri independen, dan didukung oleh pakar serta investor global yang memberikan penilaian komprehensif terhadap startup peserta. Dari 20 finalis regional, empat startup terbaik yaitu Polygraf AI, QuickShipper, Surfaice, dan ArtSkin berhasil mendapatkan tiket ke TechCrunch Startup Battlefield 2025. Masing-masing memiliki keunggulan teknologi di bidang AI, logistik, konstruksi, dan neurointerface yang menunjukkan beragam inovasi dari Eurasia Tengah. Program ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang kompetisi, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas negara dan menarik investor internasional ke ekosistem regional. Dukungan dari Freedom Holding Corp dan berbagai hub inovasi memperkuat infrastruktur dan akses pasar bagi startup di Eurasia Tengah. Para startup pemenang kini mempersiapkan diri bertarung di panggung global, berharap mendapatkan investasi dan pengakuan dunia. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa Eurasia Tengah mampu berkompetisi secara setara di kancah teknologi dunia, menandai era baru kemajuan dan peluang bagi pengusaha di wilayah ini.
26 Agt 2025, 05.27 WIB

Road to Battlefield: Dorong Startup Eurasia Tengah ke Panggung Global TechCrunch

Road to Battlefield: Dorong Startup Eurasia Tengah ke Panggung Global TechCrunch
Ekosistem startup di Eurasia Tengah kini mendapatkan perhatian besar melalui kompetisi Road to Battlefield yang berhasil mengumpulkan aplikasi dari 485 startup di 27 negara. Kegiatan ini menjadi yang terbesar di kawasan tersebut, menyediakan jalur langsung bagi para wirausahawan untuk tampil di TechCrunch Startup Battlefield di San Francisco. Dari periode Juli hingga Agustus, sebanyak 380 startup mengikuti babak nasional online, menampilkan keberagaman luar biasa termasuk partisipasi besar perempuan di bidang teknologi dan wirausahawan termuda berumur 14 tahun. Startup yang bertanding mewakili berbagai tahap pengembangan produk, dari ide hingga tahap pre-Series A. Empat startup unggulan, yakni Polygraf AI, QuickShipper, Surfaice, dan ArtSkin, berhasil lolos ke babak final TechCrunch Startup Battlefield 2025. Keberhasilan ini menandai pertama kalinya ada jalur khusus untuk startup Eurasia Tengah di kompetisi bergengsi dunia ini. Kompetisi ini juga membawa dampak positif lain seperti kolaborasi lintas negara, ketertarikan investor global, dan penguatan posisi Eurasia Tengah di peta inovasi dunia. Badan dan organisasi pendukung dari berbagai negara turut mendukung pengembangan ekosistem ini. Dengan dukungan dari Freedom Holding dan berbagai lembaga inovasi regional, kompetisi ini bukan hanya soal persaingan, melainkan tentang bagaimana mempersiapkan generasi baru inovator yang akan membangun masa depan teknologi di Eurasia Tengah dan dunia.
26 Agt 2025, 05.27 WIB

Road to Battlefield: Mengangkat Startup Asia Tengah ke Panggung Dunia TechCrunch

Road to Battlefield: Mengangkat Startup Asia Tengah ke Panggung Dunia TechCrunch
Kompetisi Road to the Battlefield berlangsung sebagai ajang startup terbesar di Asia Tengah dengan 485 aplikasi dari 27 negara, termasuk negara seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan Azerbaijan. Kompetisi ini menghubungkan para pengusaha lokal dengan peluang global, khususnya panggung internasional di TechCrunch Startup Battlefield di San Francisco. Event ini menunjukkan keberagaman tinggi, mulai dari startup yang didirikan oleh perempuan sebanyak 35%, hingga pendiri termuda berumur 14 tahun. Startups mengikuti berbagai tahap perkembangan, dari ide, MVP, hingga ke tahapan pre-Seed dan Seed, menandakan ekosistem yang dinamis dan berkembang. Empat startup terbaik yang terpilih adalah Polygraf AI, QuickShipper, Surfaice, dan ArtSkin, yang akan tampil di ajang TechCrunch Disrupt 2025. Keempatnya menawarkan solusi inovatif di bidang AI, logistik, software terintegrasi, dan neurointerface, mewakili masa depan teknologi kawasan ini. Lebih dari sekadar kompetisi, Road to the Battlefield menjadi titik penting untuk membuka dialog lintas negara dan menarik minat investor internasional, didukung oleh lembaga dan pemerintah di berbagai negara yang memastikan program ini membawa dampak jangka panjang bagi ekosistem lokal. Dengan dukungan dari Freedom Holding dan berbagai hub inovasi regional, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan visibilitas startup Asia Tengah, tetapi juga memberikan platform bagi teknologi dan talenta lokal untuk bersaing dan dikenal di panggung global, membuka era baru dalam perkembangan teknologi di kawasan.
25 Agt 2025, 10.30 WIB

PHK Massal Tokopedia Usai Akuisisi Bytedance, Shopee Tetap Raja E-commerce

PHK Massal Tokopedia Usai Akuisisi Bytedance, Shopee Tetap Raja E-commerce
Bytedance melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di Tokopedia setelah mengakuisisi perusahaan tersebut dari GoTo, dengan total 420 karyawan terdampak dalam dua bulan terakhir. PHK ini mencakup berbagai divisi seperti teknologi informasi, customer care, serta tim pemenuhan pesanan dan gudang. Data survei APJII menunjukkan Shopee menguasai lebih dari separuh pasar e-commerce Indonesia pada 2025 dengan persentase pengguna internet yang mengakses platform ini mencapai 53,22%. Shopee mengungguli Tokopedia dan TikTok Shop dalam hal jumlah pengguna di hampir semua kelompok usia. TikTok Shop mengalami lonjakan pengguna dari 12,20% pada 2024 menjadi 27,37% pada 2025 setelah bekerjasama dan menggabungkan layanan dengan Tokopedia. Namun, secara total, Tokopedia tetap di posisi kedua walaupun dengan kenaikan pengguna yang sangat kecil. Nilai transaksi e-commerce di Indonesia tercatat mencapai US$ 53,8 miliar pada 2023, dengan Shopee memegang 40% pangsa pasar atau sekitar US$ 21,52 miliar. Tokopedia berada di urutan kedua dengan 30%, diikuti oleh Bukalapak dan TikTok Shop. Penutupan aplikasi TikTok Shop pada akhir 2023 dan pengoperasian kembali pada Desember 2023 mempengaruhi kinerja tahun lalu. Meski begitu, dengan konsolidasi yang terjadi, industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami persaingan ketat yang mendorong inovasi dan efisiensi.
25 Agt 2025, 08.20 WIB

Bytedance PHK Besar di Tokopedia, Semua Gudang Fulfillment Ditutup

Bytedance, perusahaan induk TikTok, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di Tokopedia sejak bulan Juli dan Agustus 2025. PHK ini melibatkan ratusan karyawan dari berbagai divisi, termasuk bagian teknologi, layanan pelanggan, dan yang paling parah adalah tim fulfillment dan pergudangan. Tokopedia mengumumkan bahwa sekitar 180 orang terkena PHK pada Juli, dan 240 karyawan lainnya dirumahkan pada Agustus. Penurunan karyawan paling signifikan terjadi pada tim gudang yang sebelumnya mengelola fasilitas pemenuhan pesanan untuk para penjual Tokopedia. Layanan fulfillment yang dikenal dengan nama Dilayani Tokopedia adalah fitur yang memungkinkan penjual menitipkan barang dagangan di gudang Tokopedia. Tim Tokopedia yang mengelola produk, mulai dari stok hingga pengiriman, kini sudah tidak memiliki karyawan lagi setelah gelombang PHK. Gudang fulfillment Tokopedia tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Dengan ditutupnya layanan ini, para penjual kehilangan kemudahan dalam pengelolaan stok dan pengiriman karena sebelumnya semua sudah dibantu oleh Tokopedia. Langkah penutupan ini menandakan perubahan besar dalam model operasional Tokopedia yang kemungkinan berdampak pada penjual dan pelanggan. Ini bisa menjadi indikator adanya restrukturisasi bisnis yang diinisiasi oleh Bytedance untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar saat ini.

Baca Juga

  • Upaya Startup AI untuk Mengakuisisi Platform Utama Menghadapi Tantangan Hukum

  • Pengaruh Ekonomi China Melalui TikTok Shop di Indonesia Memicu Kekhawatiran Regulasi

  • Kompetisi Startup Terbesar di Eurasia Tengah Mengirim Empat Pemenang ke TechCrunch Startup Battlefield

  • Jeffrey Katzenberg dan Kimbal Musk Meluncurkan Perusahaan Penceritaan Berbasis Drone

  • Potensi Pemotongan Suku Bunga Fed dan Reaksi Pasar