Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Penemuan Biologis Kuno Membuka Rahasia Spesies Punah

Share

Penelitian terbaru mengungkap DNA tertua dari tulang mamut berusia jutaan tahun dan menemukan komunitas bakteri di mulut mamalia purba, memberikan wawasan baru tentang kehidupan kuno dan evolusi mikroba.

02 Sep 2025, 22.02 WIB

Penemuan DNA Mikroba Tertua dari Mammoth Membuka Wawasan Baru Evolusi

Penemuan DNA Mikroba Tertua dari Mammoth Membuka Wawasan Baru Evolusi
Para ilmuwan di Pusat Paleogenetika Swedia berhasil menemukan DNA mikroba tertua yang pernah ditemukan, berasal dari sisa-sisa mammoth yang diperkirakan berusia lebih dari satu juta tahun. Penelitian ini melibatkan analisis terhadap 483 sampel mammoth, dengan 440 di antaranya disekuensing untuk pertama kalinya guna memahami mikroba yang hidup bersama mammoth. Dalam proses studi, para peneliti menggunakan teknik genomik dan bioinformatika untuk mengidentifikasi campuran DNA yang ada dalam sampel tersebut, termasuk DNA mammoth, DNA mikroba kuno, serta DNA mikroba modern yang mungkin merupakan kontaminan. Mereka menemukan enam jenis mikroba yang secara konsisten ditemukan dalam sisa-sisa mammoth selama masa yang sangat panjang. Beberapa mikroba kuno tersebut menunjukkan kemiripan dengan patogen modern, khususnya bakteri yang terkait dengan wabah penyakit pada gajah Afrika. Ini memberi kemungkinan bahwa mammoth juga mengalami infeksi penyakit serupa. Peneliti juga berhasil merekonstruksi sebagian genom bakteri Erysipelothrix dari mammoth steppe yang berumur 1,1 juta tahun, menjadikannya DNA mikroba host-associated tertua yang pernah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa mikroba berevolusi bersama dengan inangnya selama ratusan ribu hingga lebih satu juta tahun. Studi ini memberikan peluang baru untuk mengeksplorasi bagaimana mikroba dan mammoth berinteraksi, serta pengaruh mikroba pada kesehatan, adaptasi, dan bahkan kepunahan hewan purba tersebut di masa lalu. Kesimpulannya, riset ini membuka babak baru dalam ilmu paleogenetika dengan tidak hanya mempelajari genom hewan purba, tapi juga komunitas mikroba yang hidup di dalamnya. Penemuan ini diharapkan dapat membantu menjawab banyak pertanyaan tentang biologi dan ekologi spesies yang telah punah.
02 Sep 2025, 07.00 WIB

DNA Mikroba Kuno Mammoth Ungkap Bakteri Penyebab Penyakit Seperti pada Gajah Modern

DNA Mikroba Kuno Mammoth Ungkap Bakteri Penyebab Penyakit Seperti pada Gajah Modern
Para peneliti menemukan DNA mikroba tertua yang pernah disekuensing dari fosil mammoth kuno yang berusia lebih dari satu juta tahun. Studi ini melibatkan analisis sampel dari gigi, tengkorak, dan kulit mammoth dari berbagai lokasi termasuk Amerika Utara, Inggris, dan Siberia. Dalam penelitian ini, tim menemukan 310 spesies bakteri yang pernah hidup pada mammoth saat mereka masih hidup. Mereka menyaring bakteri yang berasal dari lingkungan setelah kematian mammoth untuk memastikan hanya mikroba yang hidup secara aktif selama masa kehidupan mammoth yang dianalisis. Beberapa bakteri yang ditemukan memiliki hubungan dengan penyakit yang dikenal saat ini. Contohnya adalah bakteri dari genus Pasteurella yang mirip dengan patogen yang menginfeksi gajah Afrika dan menyebabkan septikemia mematikan. Ini menunjukkan bahwa penyakit bakteri juga mungkin menjadi ancaman kesehatan bagi mammoth. Para peneliti juga berhasil merekonstruksi genom bakteri Erysipelothrix yang ditemukan pada tulang mammoth, yang merupakan DNA mikroba tertua yang pernah ditemukan terkait langsung dengan inang prasejarah. Penemuan ini penting untuk memahami mikrobioma kuno dan interaksi antara mikroorganisme dan hewan purba. Penelitian ini membuka peluang baru untuk mempelajari peran mikroorganisme dalam membantu hewan purba beradaptasi dengan lingkungan mereka, serta memeriksa apakah mikroba berkontribusi pada proses kepunahan mammoth dan kemungkinan hewan purba lainnya.
31 Agt 2025, 20.40 WIB

Penemuan Tulang Rahang Homo Erectus 1,8 Juta Tahun Ungkap Sejarah Manusia Purba Eurasia

Penemuan Tulang Rahang Homo Erectus 1,8 Juta Tahun Ungkap Sejarah Manusia Purba Eurasia
Para arkeolog di Georgia menemukan tulang rahang manusia purba Homo erectus yang berusia sekitar 1,8 juta tahun di situs Orozmani. Penemuan ini dianggap yang tertua di luar Afrika dan sangat penting untuk mempelajari migrasi manusia awal ke benua Eurasia. Selain tulang rahang, mereka juga menemukan fosil hewan seperti harimau bertaring pedang, gajah, serigala, rusa, dan jerapah, yang menunjukkan bagaimana lingkungan pada masa itu. Bersama dengan sejumlah peralatan batu, temuan ini membantu membentuk gambaran gaya hidup Homo erectus sebagai pemburu dan pengumpul. Situs Orozmani lokasi penggalian berjarak sekitar 100 kilometer dari Tbilisi, ibu kota Georgia, dekat dengan situs Dmanisi yang juga terkenal dengan penemuan fosil manusia berusia serupa. Penemuan ini menguatkan bukti bahwa manusia purba telah menyebar ke Eurasia lebih awal dari yang diperkirakan. Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut pada fosil-fosil ini dapat menjawab pertanyaan penting tentang bagaimana Homo erectus bertahan dan beradaptasi dengan iklim serta kondisi lingkungan baru setelah meninggalkan Afrika. Ini juga bisa memberi informasi soal pola makan dan interaksi mereka dengan satwa liar pada masa itu. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang evolusi manusia dan migrasi awal, serta membuka peluang penelitian baru di bidang arkeologi dan paleontologi untuk menemukan lebih banyak bukti manusia purba di Eurasia.

Baca Juga

  • Terobosan dalam Material Kuantum 2D yang Meningkatkan Aplikasi Nanoteknologi

  • Kemajuan dalam Penyuntingan Gen CRISPR untuk Aplikasi Medis

  • Kemajuan dalam Solusi Pengemasan Berkelanjutan

  • Inovasi dalam Teknologi Penangkapan dan Pemanfaatan Karbon

  • Teknologi 3D Printing Inovatif untuk Kesehatan dan Keberlanjutan