Fokus
Sains

Kemajuan dalam Penyuntingan Gen CRISPR untuk Aplikasi Medis

Share

Penelitian terbaru menunjukkan penggunaan teknik CRISPR untuk mengedit sel guna memproduksi insulin dan menciptakan hewan hasil rekayasa genetik, yang dapat merevolusi pengobatan penyakit seperti diabetes dan infertilitas.

05 Sep 2025, 07.00 WIB

Terobosan Terapi Diabetes Tipe 1 dengan Sel Pankreas CRISPR Tanpa Obat Imun

Terobosan Terapi Diabetes Tipe 1 dengan Sel Pankreas CRISPR Tanpa Obat Imun
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sel pulau pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup, sehingga penderita harus mengandalkan suntikan insulin seumur hidup. Terapi transplantasi sel pulau pankreas dari donor kadaver dapat membantu, namun terbatas oleh ketersediaan donor dan masalah efek samping obat penekan kekebalan tubuh yang diperlukan agar tubuh penerima tidak menolak sel. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan Sana Biotechnology menggunakan teknologi pengeditan gen CRISPR untuk mengubah sel pulau pankreas agar tidak dikenali oleh sistem kekebalan tubuh penerima tanpa harus menggunakan obat penekan imun. Sel yang diedit ini juga dilengkapi protein CD47 yang mencegah sel ini diserang oleh sistem kekebalan. Pada uji coba pertama pada satu pasien diabetes tipe 1, sel hasil editan CRISPR ini berhasil mengeluarkan insulin selama beberapa bulan tanpa memerlukan obat imunosupresan. Meskipun demikian, dosis yang diberikan masih rendah dan belum cukup untuk membebaskan pasien dari kebutuhan insulin sepenuhnya. Perusahaan lain seperti Vertex Pharmaceuticals dan Reprogenix Bioscience juga sedang mengembangkan terapi berbasis sel punca, namun keduanya masih memerlukan obat penekan kekebalan karena sel-sel tersebut belum dilengkapi kemampuan menghindari serangan imun tubuh. Ini menjadi keunggulan utama dari pendekatan Sana. Meskipun masih di tahap awal, penelitian ini menjadi terobosan besar karena menunjukkan kemungkinan membuat terapi diabetes tipe 1 efektif tanpa risiko efek samping berbahaya dari obat penekan imun, membuka jalan bagi pengobatan baru yang lebih aman dan jangka panjang.
05 Sep 2025, 07.00 WIB

Kuda CRISPR Pertama Dunia: Revolusi Genetika di Dunia Berkuda

Kuda CRISPR Pertama Dunia: Revolusi Genetika di Dunia Berkuda
Para ilmuwan dari Kheiron Biotech di Buenos Aires berhasil menciptakan lima kuda pertama di dunia yang genomnya diedit menggunakan teknologi CRISPR-Cas9. Kuda-kuda ini merupakan klon dari kuda polo unggulan bernama Polo Pureza yang telah dimodifikasi gen myostatin untuk menambah kekuatan otot dan mempercepat gerak. Proses pembuatan kuda CRISPR melibatkan pengeditan gen pada sel fibroblas janin yang kemudian dikloning menjadi embrio dan ditanamkan pada induk betina. Meskipun inovasi ini menarik, para peternak kuda tradisional di Argentina dan asosiasi polo internasional melarang penggunaan kuda editan gen dalam pertandingan karena dianggap mengancam nilai dan tradisi peternakan selektif. Teknologi CRISPR tidak hanya terbatas pada kuda, tapi juga sudah diterapkan pada hewan ternak lain seperti sapi, domba, dan babi. Contohnya, sapi dengan gen edit untuk menghasilkan rambut pendek yang tahan terhadap panas dan babi yang lebih tahan penyakit dengan mutasi gen tertentu. FDA Amerika Serikat sudah menyetujui produk daging dari hewan hasil editan ini untuk konsumsi manusia. Selain meningkatkan produksi dan ketahanan hewan, CRISPR juga membantu membuat produk hewani yang lebih aman bagi konsumen, seperti babi GalSafe yang bebas dari molekul alpha-gal penyebab alergi. Bahkan ada penelitian pemanfaatan organ babi hasil CRISPR untuk transplantasi ke manusia dengan risiko penolakan yang lebih rendah. Meskipun teknologi ini membawa potensi besar bagi industri peternakan dan kesehatan, masih ada tantangan etis dan regulasi yang harus dihadapi agar penggunaan gene editing pada hewan dapat diterima secara luas dan bertanggung jawab di masa depan.
05 Sep 2025, 07.00 WIB

Kuda CRISPR Pertama di Dunia: Revolusi Genetik yang Kontroversial

Kuda CRISPR Pertama di Dunia: Revolusi Genetik yang Kontroversial
Para ilmuwan di Buenos Aires, Argentina, berhasil menciptakan kuda pertama di dunia yang DNA-nya diedit menggunakan teknologi CRISPR. Kuda-kuda ini merupakan klon dari kuda polo pemenang penghargaan bernama Polo Pureza, dengan modifikasi gen myostatin yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot dan kecepatan mereka secara signifikan dibandingkan kuda biasa. Meskipun pencapaian ini dianggap sebagai kemajuan teknologi yang keren, penggunaan kuda hasil rekayasa genetik ini menimbulkan kontroversi di komunitas pembiak kuda di Argentina. Banyak yang khawatir bahwa teknologi tersebut akan merusak tradisi pemuliaan kuda secara selektif dan mengancam mata pencaharian mereka, sehingga asosiasi polo Argentina pun melarang penggunaan kuda hasil teknologi ini dalam olahraga resmi. Selain kuda, teknologi CRISPR juga telah digunakan untuk mengedit gen hewan ternak lain di berbagai negara. Contohnya adalah sapi yang memiliki gen untuk rambut lebih pendek sehingga tahan terhadap panas, domba yang gemuk dengan otot lebih besar demi meningkatkan produksi daging, serta babi yang kebal terhadap penyakit dan menghasilkan daging hypoallergenic yang lebih aman untuk dikonsumsi manusia. Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan beberapa hewan hasil edit genetik seperti sapi PRLR-SLICK dan babi GalSafe yang aman untuk konsumsi dan tujuan medis. Hal ini menunjukkan adanya kemajuan dalam regulasi serta potensi besar CRISPR untuk membantu kebutuhan pangan dan kesehatan manusia di masa depan. Namun demikian, meskipun teknologi CRISPR menawarkan solusi revolusioner di bidang pertanian dan kesehatan, tantangan dari sisi etika, penerimaan masyarakat, dan perlindungan tradisi tetap harus menjadi perhatian untuk memastikan aplikasi teknologi ini berjalan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.