
Pada 7-8 September 2025, fenomena Gerhana Bulan Total akan menghiasi langit Indonesia dengan durasi sekitar 82 menit, menjadi yang terpanjang dalam sepuluh tahun terakhir. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan saat purnama, menyebabkan bayangan Bumi menutupi Bulan secara penuh.
Gerhana Bulan Total ini juga dikenal sebagai 'Bulan Merah Darah' karena cahaya Matahari yang dibias ke Bulan melalui atmosfer Bumi menyaring warna biru, sehingga hanya rona merah yang mencapai permukaan Bulan. Ini menjadikan Bulan tampak merah dramatis selama gerhana.
Masyarakat Indonesia dapat mengamati gerhana ini dengan mata telanjang tanpa perlu alat bantu seperti teleskop. Fenomena gerhana ini berlangsung melalui beberapa fase, mulai dari bayangan penumbral yang lembut, gerhana sebagian, sampai gerhana total, lalu kembali ke gerhana sebagian dan penumbral.
Selain indah secara visual, Gerhana Bulan Total menjadi momentum edukasi yang baik untuk memahami mekanika benda langit, orbit Bulan, serta konfigurasi Bumi, Matahari, dan Bulan. Fenomena ini juga membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat lewat kelengkungan bayangan yang terlihat di Bulan.
Fenomena ini dapat diamati penuh oleh wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara dan Timur, sedangkan benua Amerika tidak dapat mengamatinya karena saat itu siang hari. Gelaran ini mengajak masyarakat tidak hanya sekadar melihat langit, tapi juga memahami ilmu yang terkandung di dalamnya.