
Kecerdasan buatan (AI) saat ini bukanlah ancaman bagi perangkat lunak, melainkan sebuah kesempatan untuk menghidupkan kembali dan memperluas fungsionalitas perangkat lunak yang sudah ada. Seorang analis dari Goldman Sachs, Kash Rangan, membandingkan momen kehadiran AI ini dengan era lahirnya browser web di tahun 1990-an yang justru memperluas industri perangkat lunak daripada menghancurkannya.
Rangan meyakini bahwa perusahaan SaaS seperti Salesforce akan mendapat manfaat besar dari perkembangan AI, terutama dengan potensi pertumbuhan basis pelanggan layanan AI Agentforce mereka. Selain Salesforce, perusahaan lain seperti Intuit, Adobe, dan ServiceNow juga dianggap punya prospek baik di tengah tantangan pasar saat ini.
Meskipun banyak perusahaan perangkat lunak mengalami tekanan harga saham, hal ini dipandang sebagai peluang bagi investor yang mau menanamkan modal jangka panjang. Infrastruktur teknologi seperti Snowflake dan MongoDB dianggap lebih stabil, sedangkan CoreWeave, yang fokus pada AI, merupakan pilihan yang lebih berisiko namun punya potensi signifikan jika dapat mempertahankan keunggulan dalam penyediaan klaster GPU.
Rangan juga menegaskan bahwa gelembung harga lebih banyak ditemukan di pasar privat dan modal ventura, seperti nilai perusahaan OpenAI dan Anthropic yang masih dalam masa investasi besar dan belum memiliki model ekonomi jelas. Perusahaan perangkat lunak publik saat ini masih mampu menghasilkan pendapatan yang stabil dan arus kas yang sehat meskipun sentimen pasar belum sepenuhnya positif.
Secara keseluruhan, AI menjadi alat yang mempermudah, mempercepat, dan memperkuat penggunaan perangkat lunak, bukan suatu ancaman. Investor dan pengembang software harus memandang AI sebagai peluang untuk bertransformasi dan bertumbuh dalam ekosistem teknologi yang terus berkembang.