Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Ekspansi OpenAI dan Advokasi Keamanan AI

Share

OpenAI memperluas portofolio produknya dengan platform rekrutmen berbasis AI dan akuisisi Statsig, sambil mendorong pengujian keamanan wajib dalam laboratorium AI.

16 Sep 2025, 00.03 WIB

OpenAI Luncurkan GPT-5-Codex, AI Coding dengan Waktu 'Berpikir' Fleksibel

OpenAI Luncurkan GPT-5-Codex, AI Coding dengan Waktu 'Berpikir' Fleksibel
OpenAI baru saja memperkenalkan versi terbaru dari AI coding agent mereka, yang dinamakan GPT-5-Codex. Model ini memiliki kemampuan unik untuk mengatur waktu yang dibutuhkan saat menyelesaikan tugas coding, mulai dari beberapa detik hingga tujuh jam. Hal ini membuat GPT-5-Codex jauh lebih baik dalam mengerjakan tantangan coding yang rumit dibanding model sebelumnya. GPT-5-Codex sudah bisa digunakan oleh pengguna produk Codex dari OpenAI, termasuk para pengguna ChatGPT Plus, Pro, Business, Edu, dan Enterprise. Dengan ini, mereka bisa mengakses AI coding agent yang lebih canggih dan efektif lewat berbagai platform seperti terminal, IDE, GitHub, atau ChatGPT secara langsung. Salah satu keunggulan GPT-5-Codex adalah kemampuannya melakukan review kode dengan lebih tepat. Para engineer profesional yang menguji komentar review dari model ini menemukan bahwa GPT-5-Codex memberikan komentar yang lebih sedikit salah dan lebih banyak komentar dengan dampak positif bagi kualitas kode. Model ini juga menggunakan metode 'thinking abilities' yang dinamis, berbeda dengan model sebelumnya yang memakai router untuk menentukan berapa lama AI harus mengerjakan suatu tugas di awal saja. GPT-5-Codex bisa menyesuaikan durasi kerjanya secara real-time berdasarkan kompleksitas masalah yang dihadapi. Dengan peluncuran GPT-5-Codex, OpenAI berharap dapat terus bersaing secara efektif di pasar AI coding yang kini semakin ramai, terutama melawan produk dari perusahaan lain seperti Claude Code, Anysphere's Cursor, dan GitHub Copilot dari Microsoft yang juga sangat populer.
15 Sep 2025, 02.33 WIB

Bret Taylor dan Sam Altman Sepakat AI Sedang Mengalami Gelembung Investasi

Bret Taylor dan Sam Altman Sepakat AI Sedang Mengalami Gelembung Investasi
Bret Taylor, ketua dewan OpenAI dan CEO startup AI Sierra, menyatakan bahwa saat ini dunia sedang mengalami gelembung besar di sektor AI. Pernyataan ini menanggapi pendapat CEO OpenAI Sam Altman yang juga mengatakan bahwa ada risiko fenomenal kerugian uang dari investasi dalam AI. Taylor menjelaskan bahwa meskipun AI akan membawa perubahan besar secara ekonomi dan menciptakan nilai yang sangat besar di masa depan, saat ini situasi investasi di bidang AI mirip dengan gelembung ekonomi dot-com di akhir tahun 1990-an. Banyak investor yang terlalu optimistis tanpa menjamin keberhasilan semua perusahaan. Menurut Taylor, seperti gelembung internet dulu yang akhirnya pecah dan menyebabkan banyak perusahaan gagal, kondisi serupa sedang terjadi di AI. Namun yang penting, visi besar di balik teknologi tersebut tetap benar dan berpengaruh besar. Kedua pemimpin ini menekankan bahwa kerugian yang akan terjadi saat gelembung ini pecah harus dipahami sebagai bagian dari proses transformasi teknologi yang lebih besar. Ketika gelembung mereda, perusahaan yang bertahan akan memimpin revolusi ekonomi berbasis AI. Sehingga bagi pembaca atau investor, hal ini mengingatkan pentingnya bersikap realistis dan hati-hati dalam berinvestasi di AI, sambil tetap optimistis terhadap dampak jangka panjang teknologi ini bagi pertumbuhan ekonomi global.
13 Sep 2025, 22.00 WIB

OpenAI Alami Kerugian Besar, Hanya 3% Pengguna Mau Bayar Langganan

OpenAI Alami Kerugian Besar, Hanya 3% Pengguna Mau Bayar Langganan
OpenAI telah berkembang dengan pesat sejak meluncurkan ChatGPT, berhasil menarik lebih dari 700 juta pengguna dalam waktu tiga tahun. Namun, tantangan besar menghadang perusahaan karena hanya sedikit dari pengguna tersebut yang bersedia membayar berlangganan layanan berbayar yang disediakan. Menurut studi dari Menlo Ventures yang melakukan survei pada 5.000 pengguna teknologi, hanya sekitar 3% konsumen yang mau membayar untuk layanan AI. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi AI secara komersial masih menghadapi hambatan besar demi menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Situasi ini memberi dampak langsung pada keuangan OpenAI, yang harus membiayai berbagai kebutuhan operasional dan riset dengan biaya tinggi. Selama sembilan bulan terakhir, perusahaan menghabiskan sekitar USRp 986.70 triliun ($60 miliar) untuk komputasi melalui Oracle serta miliaran dolar lainnya untuk pusat data dan chip AI. Selain masalah pembayaran dari pengguna, OpenAI juga menghadapi tantangan struktural besar, yakni mengubah status perusahaan dari nirlaba menjadi perusahaan komersial penuh. Proses ini penting untuk menjaga komitmen pendanaan sebesar USRp 312.45 triliun ($19 miliar) , yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan pengembangan AI. Sam Altman selaku pimpinan OpenAI memperkirakan kerugian perusahaan akan terus bertambah hingga tahun 2029 sekitar USRp 723.58 triliun ($44 miliar) . Setelah itu, OpenAI diharapkan dapat mulai menghasilkan laba, meski perjalanan tersebut masih penuh ketidakpastian.
13 Sep 2025, 07.19 WIB

Kontroversi Kematian Peneliti OpenAI: Tuduhan Pembunuhan dan Isu Hak Cipta AI

Kontroversi Kematian Peneliti OpenAI: Tuduhan Pembunuhan dan Isu Hak Cipta AI
Suchir Balaji adalah seorang peneliti yang pernah bekerja di OpenAI dan meninggal dunia pada November 2024 dengan penyebab yang dinyatakan polisi sebagai bunuh diri. Namun, kematiannya memicu kontroversi karena Balaji sempat mengkritik OpenAI soal pelanggaran hak cipta dan dampak teknologi AI yang mereka kembangkan. Dalam sebuah wawancara, Tucker Carlson menyampaikan keyakinannya bahwa Balaji kemungkinan besar dibunuh, mengutip bukti-bukti yang menurut keluarganya tidak sesuai dengan bunuh diri. Ia juga menyebut pernyataan ibu Balaji yang menuduh bahwa pembunuhan itu atas perintah pihak terkait di OpenAI. Sam Altman, CEO OpenAI, menolak tudingan tersebut dan mengingatkan bahwa polisi sudah melakukan investigasi yang menyatakan kematian tersebut bunuh diri, serta mengungkapkan kesedihan karena harus membela dirinya dari tuduhan yang menurutnya tidak berdasar. Kasus ini mencerminkan ketegangan antara perusahaan teknologi besar, kritik terkait hak cipta, dan munculnya teori konspirasi yang diperkuat oleh tokoh-tokoh publik seperti Elon Musk. Meskipun begitu, para pengacara hak cipta mengatakan klaim Balaji kurang memahami hukum hak cipta yang sebenarnya. Insiden ini mengundang perhatian luas terkait transparansi dan etika perusahaan AI, serta pentingnya penanganan kasus kematian yang melibatkan seorang peneliti dalam industri teknologi yang sangat berkembang pesat.
12 Sep 2025, 08.19 WIB

OpenAI dan Microsoft Menandatangani Kesepakatan Baru untuk Restrukturisasi dan Kolaborasi AI

OpenAI dan Microsoft Menandatangani Kesepakatan Baru untuk Restrukturisasi dan Kolaborasi AI
Microsoft dan OpenAI pada hari Kamis mengumumkan kesepakatan tidak mengikat yang dapat memungkinkan OpenAI untuk merestrukturisasi dan akhirnya menjadi perusahaan publik. Kesepakatan ini diharapkan memecahkan masalah dalam kemitraan teknologi tinggi mereka. Mereka mengumumkan memorandum pemahaman untuk fase berikutnya dari kemitraan mereka, dengan detail keuangan yang belum diungkapkan. OpenAI berencana mengubah dari struktur nonprofit ke perusahaan profit untuk memudahkan penggalangan modal dan bersaing di pasar AI. Microsoft telah berinvestasi setidaknya 13 miliar dolar di OpenAI sejak 2019 dan berbagi pendapatan dari teknologi seperti ChatGPT. Namun, hubungan mereka menjadi lebih kompleks karena Microsoft mengembangkan model AI sendiri dan OpenAI mengurangi ketergantungan cloud ke Microsoft dengan kesepakatan baru bersama Oracle dan Google. Restrukturisasi ini menghadapi hambatan regulasi, termasuk investigasi dari jaksa agung California dan Delaware, serta gugatan dari Elon Musk dan perusahaan AI-nya, xAI. Mereka menentang perubahan tujuan OpenAI dari nonprofit. Kesepakatan baru ini memastikan Microsoft tetap mengakses teknologi OpenAI bahkan jika OpenAI mencapai kecerdasan umum buatan (AGI), yang sebelumnya akan memutus kerjasama mereka. OpenAI berharap menyelesaikan konversi ini sebelum akhir tahun demi kelangsungan pendanaan.
12 Sep 2025, 06.12 WIB

Microsoft dan OpenAI Tandatangani Kesepakatan Baru untuk Restrukturisasi dan Perluas Kemitraan AI

Microsoft dan OpenAI telah menandatangani sebuah kesepakatan tidak mengikat pada hari Kamis, yang memungkinkan OpenAI untuk mengubah struktur organisasinya menjadi perusahaan yang berorientasi profit. Langkah ini menandai babak baru dalam kemitraan penting antara kedua perusahaan yang telah berlangsung sejak tahun 2019. Dengan adanya rencana ini, OpenAI bertujuan untuk mendirikan struktur pemerintahan yang lebih umum serta bersiap untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO. Investasi besar dari Microsoft, termasuk 1 miliar dolar pada 2019 dan tambahan 10 miliar dolar di awal tahun 2023, memainkan peran krusial dalam perkembangan OpenAI. Sebelumnya, Microsoft memiliki hak eksklusif untuk menjual produk AI OpenAI lewat platform cloud Azure dan mendapat akses prioritas ke teknologi terbaru dari OpenAI. Namun, kini OpenAI memperluas kemitraan dengan penyedia cloud lain seperti Oracle dan Google untuk mengamankan infrastruktur komputasi yang dibutuhkan. Dengan pendapatan yang terus meningkat hingga miliaran dolar, OpenAI ingin memperluas akses ke teknologi pentingnya dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar saat ini. Namun, Microsoft tetap ingin mempertahankan akses ke teknologi OpenAI, bahkan jika OpenAI berhasil mengembangkan model AI yang sebanding dengan kecerdasan manusia. Dalam struktur saat ini, terdapat kemungkinan kemitraan kedua pihak berakhir ketika pencapaian milestone ini tercapai. Selain tantangan teknis dan bisnis, OpenAI juga menghadapi tantangan hukum karena struktur baru ini harus mendapat persetujuan dari jaksa agung di California dan Delaware. Jika tidak mencapai kesepakatan dan penyelesaian sebelum akhir tahun, OpenAI bisa kehilangan pendanaan besar yang sudah direncanakan. Nonprofit OpenAI juga diperkirakan akan menerima pendanaan lebih dari 100 miliar dolar dari nilai valuasi privat yang ditargetkan sebesar 500 miliar dolar. Kompetisi antara Microsoft dan OpenAI tidak hanya berhenti di kolaborasi, mereka juga menjadi pesaing di beberapa produk AI konsumen maupun bisnis. Microsoft juga mengembangkan teknologi AI sendiri untuk mengurangi ketergantungan kepada OpenAI. Dengan perkembangan ini, industri AI semakin dinamis dan kompetitif, yang berimbas pada kemajuan teknologi dan persaingan di pasar global.
12 Sep 2025, 06.00 WIB

OpenAI dan Microsoft Sepakati Kerjasama Baru Di Tengah Tantangan Go Public

OpenAI dan Microsoft baru saja mengumumkan kesepakatan baru dalam kemitraan mereka. Kesepakatan ini berupa memorandum pemahaman yang masih belum mengikat secara hukum, yang menunjukkan bahwa kedua perusahaan tetap fokus untuk mengembangkan teknologi AI terbaik sekaligus mengutamakan keamanan. Microsoft sendiri sudah menginvestasikan total 13 miliar dolar sejak 2019 ke OpenAI dan mendapat bagian pendapatan dari produk-produk seperti ChatGPT dan API-nya. Namun, belakangan ini Microsoft mulai menganggap OpenAI sebagai pesaing sekaligus membangun model AI sendiri. Di tengah kerjasama dan persaingan ini, induk organisasi nirlaba OpenAI diketahui masih memiliki kekuasaan besar terhadap bagian perusahaan yang berorientasi profit. Kepemilikan ini memiliki nilai ekuitas lebih dari 100 miliar dolar, yang menimbulkan kekhawatiran dan kritik dari beberapa pihak lain. Selain itu, beberapa lembaga nonprofit dan filantropi menolak cara restrukturisasi ini, yang juga menarik perhatian jaksa agung di California dan Delaware. OpenAI menyatakan mereka berkomitmen untuk bekerjasama dengan pihak berwenang dan terus melakukan perbaikan agar teknologi AI mereka aman untuk semua. CEO Microsoft Satya Nadella dan kepala AI Mustafa Suleyman juga menegaskan bahwa Microsoft akan melakukan investasi besar untuk membangun model AI kelas dunia secara mandiri, namun tetap pragmatis dalam menggunakan model dari pihak lain saat dibutuhkan.
12 Sep 2025, 05.18 WIB

OpenAI dan Microsoft Sepakat Bekerja Sama Ubah OpenAI Jadi Perusahaan Publik Berbadan Publik

OpenAI telah mengumumkan sebuah kesepakatan non-binding dengan Microsoft untuk mengubah struktur perusahaan dari startup bernuansa nonprofit menjadi public benefit corporation (PBC). Transisi ini harus mendapat izin dari regulator negara bagian sebelum dapat dilaksanakan. Perubahan ini dimaksudkan agar OpenAI dapat mengumpulkan dana tambahan dari para investor dan membuka peluang menjadi perusahaan publik di masa depan. Dalam struktur baru, organisasi nonprofit OpenAI akan tetap ada dan mempertahankan kendali atas operasi startup. Selain itu, pihak nonprofit juga akan mendapat saham yang diperkirakan bernilai lebih dari 100 miliar dolar di perusahaan PBC tersebut. Namun, rincian lebih lanjut mengenai perjanjian ini belum diungkap oleh OpenAI dan Microsoft. Sementara Microsoft tetap menjadi penyedia layanan cloud utama dan mendapat akses prioritas ke teknologi OpenAI, startup ini juga berupaya mengurangi ketergantungan pada Microsoft. Sebagai contoh, mereka menandatangani kontrak besar senilai 300 miliar dolar dengan Oracle untuk layanan cloud mulai tahun 2027 dan menjalin kemitraan dengan SoftBank dalam proyek pusat data Stargate. Negosiasi dan kemitraan ini muncul di tengah konflik internal, termasuk penunjukan dan pemecatan sementara CEO Sam Altman pada tahun 2023 serta ketegangan dengan Microsoft terkait kontrol atas teknologi yang dimiliki OpenAI. Selain itu, Elon Musk mengajukan gugatan hukum yang mempertanyakan integritas transisi organisasi yang mengubah misi nonprofit OpenAI. Kelompok nonprofit lain, seperti Encode dan The Midas Project, menentang perubahan model OpenAI karena menganggap hal itu bertentangan dengan tujuan awal pengembangan AI yang bertanggung jawab untuk kemanusiaan. OpenAI bahkan mengirimkan surat panggilan hukum terhadap beberapa dari kelompok ini dengan tuduhan dukungan dari pesaing mereka, yang dibantah oleh pihak kelompok nonprofit tersebut.
12 Sep 2025, 04.35 WIB

Microsoft dan OpenAI Perkuat Kerja Sama untuk Menghadirkan Alat AI Aman

Microsoft dan OpenAI resmi menandatangani nota kesepahaman untuk melanjutkan kemitraan mereka dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Kesepakatan ini menegaskan komitmen bersama mereka dalam membawa inovasi yang aman dan bermanfaat bagi semua pengguna. Kerjasama ini diperkuat dengan langkah aktif untuk menyelesaikan kontrak resmi yang mengatur fase terbaru dari kolaborasi ini, menggambarkan keseriusan kedua pihak untuk mewujudkan tujuan bersama. Fokus utama dari kemitraan ini adalah memastikan setiap alat dan teknologi AI yang dikembangkan tidak hanya canggih, tapi juga memiliki standar keamanan tinggi sehingga dapat digunakan oleh berbagai kalangan tanpa risiko berlebihan. Pernyataan resmi menyebutkan bahwa Microsoft dan OpenAI ingin menggabungkan kekuatan mereka agar AI dapat digunakan secara bertanggung jawab dan memberikan manfaat maksimal dengan dampak yang positif bagi masyarakat luas. Berita ini dikabarkan dari Bengaluru, India, pada hari Kamis dan menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan teknologi besar berupaya membangun fondasi kuat untuk masa depan AI yang etis dan berkelanjutan.

Baca Juga

  • Ekspansi Pusat Data AI Microsoft

  • Kompetisi dalam Agen AI Open-Source: Alibaba vs. Gemini Google

  • Integrasi Drone Berbasis AI dan Ekspansi Layanan Pengiriman

  • Huawei Mengembangkan Chip AI Independen dan Infrastruktur di Tengah Pembatasan Nvidia

  • Kemajuan dalam Material Baterai Meningkatkan Performa dan Efisiensi