Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Gugatan Hak Kekayaan Intelektual terhadap Perusahaan AI

Share

Perusahaan media besar seperti Rolling Stone dan Encyclopedia Britannica menggugat perusahaan teknologi seperti Google dan Perplexity atas penggunaan konten mereka dalam pengembangan kecerdasan buatan tanpa izin, menyoroti isu hak cipta dan pemanfaatan data oleh perusahaan AI.

14 Sep 2025, 23.49 WIB

Penske Media Gugat Google Karena AI Merugikan Penerbit Berita

Penske Media Gugat Google Karena AI Merugikan Penerbit Berita
Penske Media Corporation, penerbit besar Amerika Serikat, menggugat Google karena fitur ringkasan berita berbasis AI yang muncul di hasil pencarian. Penske merasa ringkasan ini membuat pembaca enggan mengklik tautan asli sehingga trafik dan pendapatan dari tautan afiliasi ikut turun. Gugatan ini menyoroti isu yang lebih besar tentang bagaimana AI menggunakan konten sah penerbit tanpa memberikan kompensasi, serta dampak negatifnya pada bisnis media yang sudah kesulitan mempertahankan pendapatan. Selain Penske, perusahaan lain seperti Chegg dan penerbit independen di Eropa juga telah mengajukan gugatan serupa terhadap Google. Organisasi industri seperti News / Media Alliance juga mengecam fitur AI ini sebagai bentuk pencurian. Google membela fitur AI Overview dengan mengatakan fitur ini membuat hasil pencarian lebih berguna dan membantu pengguna menemukan informasi dengan cepat. Namun penerbit merasa hal tersebut merugikan mereka secara bisnis. Konflik ini menjadi bagian dari pertarungan besar antara perusahaan teknologi dan pembuat konten yang kini makin rumit di tengah pesatnya perkembangan AI yang mengandalkan konten online untuk pelatihannya.
14 Sep 2025, 23.20 WIB

Penske Media Gugat Google: Ringkasan AI Membuat Trafik dan Pendapatan Mereka Turun

Penske Media Gugat Google: Ringkasan AI Membuat Trafik dan Pendapatan Mereka Turun
Google menghadapi gugatan dari Penske Media, yang memiliki berbagai publikasi terkenal seperti Rolling Stone dan Variety. Penske menuduh Google menggunakan konten mereka secara ilegal untuk membuat ringkasan dengan AI yang merugikan bisnis mereka. Penske mengatakan Google memaksa mereka untuk mengizinkan penggunaan konten dalam AI Overviews sebagai syarat agar situs mereka masih terindeks di mesin pencari Google. Jika menolak, situs mereka tidak akan muncul dalam pencarian, yang bisa sangat merugikan. Setelah Google meluncurkan fitur AI tersebut, Penske media melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah klik yang berasal dari Google. Penurunan ini berdampak pada pendapatan iklan, langganan, dan afiliasi penske yang semuanya mengandalkan trafik pengunjung. Google membantah tuduhan tersebut dan mengatakan AI Overviews justru membantu meningkatkan keragaman situs yang dikunjungi dan memberi peluang baru untuk ditemukan oleh pengguna. Mereka juga mengatakan akan melawan gugatan tersebut di pengadilan. Kasus ini muncul setelah Google gagal diharuskan membongkar bisnisnya meski dianggap monopoli. Namun, persaingan baru dalam bidang AI menjadi faktor pendukung keputusan tersebut, yang mungkin mempengaruhi kebijakan hukum dan teknologi di masa depan.
13 Sep 2025, 00.23 WIB

Gugatan Terbaru Perplexity Karena Tuduhan Curangi Konten Britannica dan Merriam-Webster

Gugatan Terbaru Perplexity Karena Tuduhan Curangi Konten Britannica dan Merriam-Webster
Perplexity, sebuah perusahaan yang mengembangkan mesin pencari AI, baru-baru ini menghadapi gugatan dari Encyclopedia Britannica dan Merriam-Webster. Gugatan ini muncul karena tuduhan bahwa Perplexity melakukan pengambilan konten tanpa izin serta menggunakan nama kedua perusahaan untuk menjelaskan konten yang salah atau tidak lengkap. Perplexity dikenal sebagai saingan Google Search dan sedang menjadi sorotan karena praktik yang meragukan terkait sumber konten. Dalam gugatan tersebut, Britannica dan Merriam-Webster menampilkan contoh definisi kata yang sama persis antara situs mereka dan hasil pencarian Perplexity. Mereka menuduh Perplexity melakukan 'stealth crawling,' yakni mengambil data dari situs yang biasanya diblokir oleh crawler, sehingga dianggap mencuri trafik dan konten mereka. Praktik ini meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana data dan konten dilindungi di era AI. Perplexity bukan kali ini saja berhadapan dengan masalah hukum. Sebelumnya, mereka juga digugat oleh beberapa media ternama seperti Forbes, The New York Times, dan BBC. Bahkan News Corp, perusahaan induk dari The Wall Street Journal dan The New York Post, menggugat Perplexity pada Oktober 2024. Namun, tidak semua media menolak Perplexity; beberapa seperti Time magazine dan Los Angeles Times justru ikut program berbagi pendapatan iklan dari perusahaan AI ini. Seiring berjalannya waktu, ada juga contoh positif dari kolaborasi, seperti yang dilakukan oleh World History Encyclopedia. Mereka meluncurkan chatbot yang menggunakan teknologi Perplexity untuk memudahkan pengguna mengakses sumber dan artikel akademik yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun ada kontroversi, teknologi AI juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung penyebaran pengetahuan dengan cara yang lebih interaktif. Situasi ini memperlihatkan betapa penting dan sekaligus kompleksnya pengaturan penggunaan konten digital di dunia AI. Dengan semakin banyaknya kasus hukum terkait pencurian konten, di masa depan peraturan hukum mungkin harus diperketat demi melindungi hak cipta dan menjaga integritas sumber pengetahuan digital. Perplexity dan perusahaan AI lain perlu mencari cara agar teknologi mereka bisa berkembang tanpa melanggar hak pihak lain.

Baca Juga

  • Kemajuan Pionir China dalam AI dan Robotika

  • Gugatan Hak Kekayaan Intelektual terhadap Perusahaan AI

  • Ekspansi Strategis SoundHound AI dalam Agentic dan Generative AI

  • Perusahaan AI yang Muncul Siap Menjadi Palantir Berikutnya

  • Kemitraan Supermicro dan Nvidia pada Chip AI Blackwell Dorong Pengiriman Produk dan Pertumbuhan Saham