Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Kewaspadaan Ilmiah Global terhadap Komet 3I/ATLAS saat Mendekati Bumi

Share

Pendekatan Komet 3I/ATLAS yang semakin dekat dengan Bumi memicu rangkaian pengamatan intensif oleh NASA dan keterlibatan jaringan internasional dalam sistem peringatan asteroid, demi memastikan keamanan planet ini dan meningkatkan pemahaman ilmiah.

19 Des 2025, 23.39 WIB

Menanti Misi Intersep: Cara Baru Memahami Komet Antar Bintang 3I/ATLAS

Menanti Misi Intersep: Cara Baru Memahami Komet Antar Bintang 3I/ATLAS
Pada Juli 2022, teleskop ATLAS di Hawaii menemukan objek misterius yang bergerak cepat menuju tata surya kita, yang kemudian diketahui sebagai komet antar bintang bernama 3I/ATLAS. Ini adalah objek antar bintang ketiga yang terdeteksi setelah 'Oumuamua dan 2I/Borisov. Meski sudah diamati dengan berbagai alat canggih dari Bumi dan luar angkasa, banyak informasi penting tentang objek ini masih belum diketahui, seperti ukuran, umur, dan asal-usulnya. Karena kecepatannya yang sangat tinggi dan gerakannya yang menjauh dari Bumi, para ilmuwan mengusulkan misi ruang angkasa dengan tiga pendekatan utama untuk mempelajari objek semacam ini lebih dekat: misi pengejar (chaser), misi sembunyi-sembunyi (hide-and-seek), dan misi penabrak (impactor). Setiap metode memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri dari segi biaya, waktu, dan risiko teknis. Project Lyra adalah contoh misi pengejar yang direncanakan untuk meluncur pada tahun 2028 atau 2030 untuk mengejar 'Oumuamua. Namun, misi jenis ini akan memakan waktu puluhan tahun sebelum mencapai target. Sebaliknya, misi sembunyi-sembunyi seperti ESA Comet Interceptor, yang direncanakan diluncurkan pada 2029, diparkir di titik stabil dan siap untuk diterjunkan ke jalur komet yang dijumpainya, walaupun lebih terbatas pada objek yang dekat dengan Bumi. Sementara itu, misi penabrak seperti DART menawarkan cara untuk mendapatkan sampel melalui tabrakan sengaja dengan objek itu, tetapi memiliki risiko serius dan lebih cocok untuk asteroid daripada komet. Para ahli sepakat bahwa keuntungan terbesar sekarang berada pada pengembangan misi sembunyi-sembunyi yang terjangkau dan fleksibel, menyiapkan kita untuk menerima objek antar bintang berikutnya yang muncul di tata surya. Dengan jalannya teknologi baru seperti Vera C. Rubin Observatory yang dapat mendeteksi objek jauh lebih awal, kemungkinan menemukan lebih banyak objek antar bintang semakin besar. Ini memberi peluang bagi ilmuwan untuk segera merancang misi intersep yang efektif dan lebih cepat menambah wawasan tentang pembentukan sistem bintang lain serta keberadaan kehidupan di alam semesta.
19 Des 2025, 22.37 WIB

Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Lewat Dekat Bumi, Ini Fakta Menariknya

Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Lewat Dekat Bumi, Ini Fakta Menariknya
Komet 3I/ATLAS baru saja melewati Bumi pada jarak sekitar 168 juta mil, yang walaupun sangat jauh menurut standar manusia, justru sangat dekat dalam skala ruang angkasa. Komet ini adalah salah satu dari hanya tiga objek antar bintang yang pernah terdeteksi melintas di Tata Surya kita, membuatnya sangat istimewa untuk diamati oleh astronom di seluruh dunia. Ukuran komet ini diperkirakan beragam antara 440 meter hingga 5,6 kilometer. Meskipun tidak cukup terang untuk bisa dilihat dengan mata telanjang, para pengamat bintang tetap bisa mengamati komet ini menggunakan teleskop kecil sepanjang musim dingin hingga musim semi. Dengan bantuan alat-alat modern, peneliti bisa terus mengumpulkan data penting dari pengamatan ini. Setelah melewati perihelion, yaitu titik terdekatnya ke Matahari pada akhir Oktober, 3I/ATLAS kini bergerak menjauhi Matahari dan telah melintasi orbit Bumi. Langkah selanjutnya adalah ketika komet ini akan melakukan pendekatan terdekat ke planet Jupiter pada bulan Maret 2026, dengan jarak yang jauh lebih dekat daripada ketika melewati Bumi. Keberadaan komet ini juga menimbulkan spekulasi menarik tentang asal-usulnya, bahkan beberapa teori kontroversial yang menyebut bahwa komet tersebut bisa merupakan pesawat luar angkasa alien. Namun sebagian besar astronom meyakini bahwa 3I/ATLAS hanyalah sebuah komet alami dari sistem bintang lain yang berkelana selama miliaran tahun hingga tiba di Tata Surya kita. Pengamatan lanjutan dari komet ini sangat penting untuk menambah pemahaman kita tentang benda antar bintang, termasuk informasi mengenai ukuran, komposisi, dan jalur orbit. Data tersebut dapat membantu ilmuwan mempelajari lebih dalam tentang proses pembentukan komet dan sejarah perjalanan panjangnya melintasi galaksi.
19 Des 2025, 08.30 WIB

Fenomena Langka, Komet Antarbintang 3I/ATLAS Dekati Bumi Desember 2025

Fenomena Langka, Komet Antarbintang 3I/ATLAS Dekati Bumi Desember 2025
Pada bulan Desember 2025, sebuah fenomena kosmik langka akan terjadi yaitu kedekatan komet 3I/ATLAS dengan Bumi. Komet ini merupakan objek antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi yang berasal dari luar Tata Surya. Jarak terdekat komet ini diperkirakan sekitar 1,8 satuan astronomi atau 270 juta kilometer, yang berarti kira-kira dua kali jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari. Jarak terdekat komet akan terjadi pada tanggal 19 Desember 2025 pukul 13:00 WIB. Meskipun jaraknya terbilang dekat dalam skala astronomi, komet ini sangat redup sehingga tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata telanjang ataupun teleskop kecil yang biasa digunakan amatir. Karena itu, untuk bisa menyaksikan fenomena ini, masyarakat dapat menonton siaran langsung melalui Virtual Telescope Project di kanal YouTube resminya. Siaran langsung akan dimulai pada pukul 23:00 WIB tanggal 18 Desember 2025 dan berlanjut sampai pukul 11:00 WIB tanggal 19 Desember 2025. Pengamatan ini menggunakan observatorium robotik yang berbasis di Manciano, Italia. Namun, pengamatan komet tersebut sangat bergantung pada kondisi cuaca saat itu agar terlihat jelas di teleskop robotik. Komet 3I/ATLAS ditemukan pada Juli 2025 oleh ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System). Komet ini menjadi perhatian besar karena selain Oumuamua dan 2I/Borisov, ini adalah objek antarbintang ketiga yang terdeteksi. Peneliti percaya mempelajari komposisi dan perilaku komet-komet ini dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana sistem planet terbentuk di sekitar bintang lain di galaksi. Fenomena ini menandai sebuah babak penting dalam astronomi modern, membuka peluang untuk penemuan lebih banyak objek antarbintang di masa depan. Pengamatan secara virtual seperti ini juga memperlihatkan bagaimana teknologi modern dapat membantu masyarakat umum belajar dan menikmati keajaiban alam semesta walaupun mereka tidak memiliki alat astronomi canggih.
19 Des 2025, 05.54 WIB

Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Dekati Bumi, Saksikan Live Secara Online!

Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Dekati Bumi, Saksikan Live Secara Online!
Tahun 2025 menambah daftar objek antar bintang yang berhasil ditemukan astronom di tata surya kita dengan penemuan komet 3I/ATLAS. Komet ini menjadi objek ketiga setelah 1I/'Oumuamua dan 2I/Borisov yang diketahui berasal dari sistem bintang lain dan bukan dari tata surya kita sendiri. Penemuan ini membuka peluang langka untuk mempelajari bahan dan fenomena langit dari luar angkasa yang jauh. Pada tanggal 19 Desember 2025, komet 3I/ATLAS akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi, yaitu sekitar 168 juta0.00 km (mil) atau 270 juta kilometer. Meski posisinya masih hampir dua kali jarak Bumi ke matahari, kesempatan ini sangat berharga bagi pengamat astronomi dan pecinta langit. Pada saat itu, komet akan berada di rasi bintang Leo dan terlihat sebagai titik kecil dengan kilauan kehijauan yang samar saat diamati dengan teleskop menengah ke atas. Untuk memudahkan publik mengamati komet yang unik ini, Virtual Telescope Project yang berlokasi di Manciano, Italia, akan mengadakan siaran langsung pengamatan komet secara gratis melalui YouTube mulai pukul 11 malam waktu EST pada 18 Desember 2025. Sebagian besar pengamat juga dapat menggunakan teleskop pintar atau aplikasi planetarium untuk menemukan lokasi 3I/ATLAS di langit secara real time. Selain observasi dari Bumi, misi luar angkasa seperti Europa Clipper milik NASA juga melakukan pemantauan lebih dekat. Baru-baru ini, NASA merilis gambar ultraviolet komet yang diambil dari jarak sekitar 102 juta0.00 km (mil) (164 juta km) menggunakan pesawat ruang angkasa tersebut. Ini menunjukkan kemajuan teknologi dan kemampuan memperluas pandangan kita terhadap objek luar angkasa meski jaraknya sangat jauh. Secara keseluruhan, pengamatan komet 3I/ATLAS memberikan nilai ilmiah dan hiburan. Ini adalah peluang langka untuk menyaksikan dan mempelajari benda dari luar tata surya kita sebelum komet ini terus bergerak menjauh dan meninggalkan sistem kita. Dengan dukungan teknologi modern, siapa pun bisa ikut menyaksikan peristiwa astronomi ini dengan mudah dari rumah.
19 Des 2025, 04.30 WIB

NASA Amati Komet Antarbintang 3I/ATLAS dengan Teknologi Misi Europa Clipper

NASA Amati Komet Antarbintang 3I/ATLAS dengan Teknologi Misi Europa Clipper
Sebuah pesawat ruang angkasa NASA bernama Europa Clipper baru-baru ini mengamati komet antarbintang 3I/ATLAS yang sedang melewati tata surya kita dengan kecepatan sangat tinggi. Komet ini cukup dekat dengan Bumi, sekitar 168 juta mil, sehingga bisa dilihat menggunakan teleskop rumah. Meskipun tujuan utama Europa Clipper adalah mengeksplorasi bulan es Jupiter, Europa, pesawat ini memanfaatkan kesempatan untuk mengamati 3I/ATLAS menggunakan instrumen ultravioletnya. Observasi ini memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai komposisi komet yang tidak terlihat dengan mata manusia. Instrumen ultraviolet di pesawat tersebut mengamati gas dan es yang keluar dari komet, membentuk atmosfer sementara yang disebut koma. Data awal menunjukkan komet ini kaya akan es karbon dioksida dan mengeluarkan gas diatomik karbon yang memberi warna hijau pada komet tersebut. Para ilmuwan NASA menggunakan teknologi yang akan digunakan di misi Europa Clipper untuk memahami unsur-unsur kimia dan fisika komet. Ini juga menjadi latihan penting sebelum pesawat tersebut tiba di Jupiter tahun 2030 untuk mencari petunjuk adanya kehidupan di bawah permukaan bulan Europa. Komet 3I/ATLAS adalah pengunjung langka dari luar tata surya, dan pengamatan ini membuka peluang baru bagi para ilmuwan untuk mempelajari benda antarbintang serta mengasah teknologi pengamatan yang dapat diaplikasikan pada eksplorasi planet dan bulan di masa depan.
16 Des 2025, 19.46 WIB

Bagaimana Kecerdasan Buatan Mempercepat Layanan Kesehatan di Indonesia

Kecerdasan buatan atau AI kini semakin banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan. Teknologi ini membantu memproses data dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan cara tradisional. Dengan memanfaatkan AI, tenaga kesehatan bisa mendapatkan informasi penting yang mendukung diagnosis dan perawatan pasien secara lebih efisien. Perusahaan teknologi bekerja sama dengan institusi kesehatan untuk mengembangkan aplikasi AI yang mampu mengelola data kesehatan dan memberikan rekomendasi yang tepat. Hal ini juga membantu mengurangi waktu tunggu dan mempercepat proses pelayanan pasien di rumah sakit atau klinik. Selain kecepatan pengolahan data, AI juga membantu mengurangi kesalahan manusia dalam interpretasi hasil pemeriksaan medis. Dengan algoritme yang terus diperbarui, AI dapat mengenali pola-pola penyakit yang sulit dideteksi secara manual oleh tenaga medis. Seiring dengan perkembangan tersebut, penggunaan AI di bidang kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Berbagai program penelitian dan pengembangan tengah dilakukan untuk menemukan solusi yang lebih canggih dan sesuai dengan kebutuhan lokal agar teknologi ini dapat maksimal manfaatnya. Namun demikian, penggunaan AI juga menimbulkan tantangan terkait keamanan dan privasi data pasien. Oleh karena itu, segala inovasi harus dilakukan dengan protokol yang ketat untuk melindungi informasi pribadi dan memastikan sistem tetap dapat dipercaya oleh masyarakat.
15 Des 2025, 17.00 WIB

Pengamatan Global Komet AntarBintang 3I/ATLAS Tingkatkan Kesiapan Dunia

Komet antarbintang 3I/ATLAS diperkirakan akan melewati titik terdekatnya dari Bumi pada 19 Desember dan mendapat perhatian luas dari para astronom dan jaringan pengamat internasional. Jarak terdekatnya sekitar 167 juta0.00 km (mil) dari Bumi, yang masih tergolong jauh secara astronomis, sehingga memberikan kesempatan unik untuk studi detail dan pengembangan teknik observasi. Jaringan Peringatan Asteroid Internasional (IAWN) bekerja sama dengan lebih dari 80 observatorium dan warga ilmiah dari berbagai negara untuk melacak dan mengamati komet ini. NASA merupakan koordinator utama kampanye pengamatan ini, yang merupakan kampanye pertama mereka terhadap objek antarbintang sebagai bagian dari proyek lebih luas sejak 2017. Dalam proses pengamatan, para astronom menghadapi tantangan seperti perubahan kecerahan dan bentuk komet yang berubah-ubah karena variabilitas koma, yaitu awan gas dan debu di sekitar inti komet. Namun, sifat 3I/ATLAS yang menyerupai komet biasa di tata surya membuat pemodelan dan pengamatan menjadi lebih mudah. Kampanye ini mendapatkan respons besar dari komunitas ilmiah dan publik dengan jumlah peserta mencapai rekor 171 saat peluncuran kampanye. Diskusi dan pelatihan terus dilakukan untuk menyempurnakan metode pengamatan serta memastikan data yang diterima dapat diproses dengan format dan teknik terbaru. Keberhasilan kampanye ini tidak hanya penting untuk mengamati 3I/ATLAS, tetapi juga untuk membangun kemampuan global dalam mengidentifikasi dan memantau benda-benda langit yang dekat dengan Bumi. Hasil dari pengamatan ini diharapkan dapat dipublikasikan tahun depan yang membuka wawasan baru untuk pengendalian ancaman benda langit di masa depan.

Baca Juga

  • Perlombaan Biotek AI Global: Inovasi Kolaboratif dan Persaingan dalam Penemuan Obat

  • Anomali Air Tak Terduga di Indonesia Memicu Kekhawatiran Lingkungan

  • Kegoncangan Jaringan Satelit: Keruntuhan Starlink dan Persaingan dari Cina

  • Sektor Antariksa Muncul di India: Kendaraan Peluncuran yang Dapat Digunakan Kembali dan Inovasi Pertahanan Rudal

  • Kewaspadaan Ilmiah Global terhadap Komet 3I/ATLAS saat Mendekati Bumi