
Starlink, layanan internet satelit dari SpaceX, terus berkembang pesat pada tahun 2025 dengan cakupan yang meluas ke lebih dari 20 negara dan wilayah baru. Hal ini membuat Starlink menjadi pilihan utama untuk konektivitas di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh jaringan internet tradisional.
Menurut laporan dari Cloudflare, volume permintaan penggunaan internet Starlink di seluruh dunia meningkat hingga 2,3 kali lipat dalam satu tahun terakhir. Peningkatan ini terlihat dari lonjakan trafik di beberapa negara seperti Armenia, Nigeria, Sri Lanka, dan Sint Maarten yang baru mendapatkan akses.
Selain itu, aktivitas internet Starlink juga tercatat dari lokasi yang secara resmi belum tersedia layanan tersebut, kemungkinan karena pengguna roaming yang memanfaatkan layanan ini saat berpindah wilayah. Ini memperlihatkan fleksibilitas teknologi Starlink yang mendukung mobilitas pengguna seperti pesawat dan kapal.
Beberapa negara yang telah mendapatkan akses Starlink sebelum 2025 juga mengalami pertumbuhan lalu lintas yang sangat signifikan, contohnya Benin dengan 51 kali lipat, Timor Leste 19 kali, dan Botswana 16 kali. Botswana mencatat pertumbuhan puncak trafik internet tertinggi mencapai 298% pada November 2025.
Tren ini menunjukkan bahwa Starlink semakin menjadi solusi penting bagi negara-negara berkembang dan daerah terpencil dalam mengatasi tantangan keterbatasan akses internet. Dengan terus berkembangnya teknologi ini, diperkirakan layanan Starlink akan semakin kuat dan menjangkau lebih banyak wilayah di masa depan.