
Digantara, startup teknologi luar angkasa asal India, berhasil mengumpulkan dana sebesar 50 juta dolar AS dalam putaran pendanaan Seri B untuk mengembangkan teknologi pelacakan misil dan pengawasan ruang angkasa. Pendanaan ini datang dari investor baru dan lama, termasuk perusahaan dari Jepang dan pengusaha terkenal Ronnie Screwvala.
Startup yang berdiri sejak 2020 di Bengaluru ini awalnya fokus pada pemantauan objek dan debris di luar angkasa untuk menghindari kerusakan satelit. Kini mereka memperluas jangkauan dengan menggunakan sensor inframerah dan analitik untuk mendukung kebutuhan pertahanan pemerintah di India, AS, dan negara lain.
Digantara memanfaatkan satelit pengawas pertama mereka yang bernama SCOT yang diluncurkan menggunakan roket SpaceX. Selain itu, mereka membuka kantor di Colorado Springs, AS, dan sudah mendapatkan kontrak dengan U.S. Space Command dan Missile Defense Agency untuk penyediaan layanan analitik bagi sistem pertahanan misil.
Perusahaan juga membagi operasi antara AS dan India agar dapat memenuhi kebutuhan keamanan nasional dan regulasi. Di India, mereka menjalankan manufaktur dan pengolahan data, sementara di AS fokus pada pengembangan satelit dan program pertahanan dengan teknologi canggih.
Ke depannya, Digantara berencana meluncurkan total 15 satelit dalam dua tahun dan memperluas fasilitas produksi di India yang mampu membuat puluhan satelit sekaligus. Pendapatan mereka tumbuh signifikan, dan mereka menargetkan pemasukan sebesar 25 hingga 30 juta dolar AS dalam waktu 18 bulan ke depan.