Dampak Tarif 200% Administrasi Trump pada Industri Global

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump berencana menerapkan tarif baru untuk negara-negara yang memiliki surplus perdagangan tinggi dengan AS. Indonesia berpotensi terkena dampak kebijakan ini, meskipun saat ini masih aman. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi kebijakan tarif tersebut agar tidak merugikan pasar ekspor Indonesia ke AS. Budi menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang defisit perdagangan ke-15 bagi AS, dengan surplus perdagangan mencapai USRp 235.16 triliun ($14,3 miliar) . Meskipun ada kemungkinan Indonesia dikenakan tarif tambahan, saat ini belum ada kepastian. Pemerintah Indonesia berusaha menjaga hubungan perdagangan yang baik dengan AS agar akses pasar tetap aman.

Kanada sedang mencari alternatif untuk membeli jet tempur dari Amerika Serikat karena merasa terlalu bergantung pada negara tersebut untuk keamanan. Perdana Menteri Mark Carney menyatakan bahwa Kanada menghabiskan sekitar 80% anggaran pertahanannya untuk senjata dari AS dan ingin mendiversifikasi pilihan senjatanya. Ia juga memerintahkan peninjauan kontrak senilai USRp 218.55 triliun ($13,29 miliar) untuk 88 jet tempur F-35 dari Lockheed Martin, meskipun kontrak tersebut tetap berlaku dan Kanada sudah berkomitmen untuk membeli 16 pesawat pertama. Carney tidak menyebutkan perusahaan lain yang akan dipertimbangkan, tetapi Saab dari Swedia yang kalah dalam kontrak tersebut telah menawarkan untuk merakit pesawatnya di Kanada. Beberapa perusahaan Kanada, seperti Bombardier, khawatir bahwa jika Kanada membatalkan kesepakatan dengan Lockheed Martin, kontrak mereka di AS bisa terancam. Kanada juga berencana untuk meningkatkan anggaran pertahanannya dan mendekati target pengeluaran militer NATO pada tahun 2030.

Investors saat ini banyak mendengar tentang kebijakan perdagangan dan cryptocurrency DOGE dari pejabat ekonomi Trump, tetapi tidak banyak yang dibahas mengenai pemotongan pajak yang bisa menghentikan penurunan pasar saham. Dalam sebuah wawancara, Menteri Keuangan Scott Bessent hanya menyebutkan pemotongan pajak sekali, lebih fokus pada kerugian pasar yang dianggapnya sebagai hal yang sehat. Sementara itu, pembicaraan tentang tarif dan spekulasi di pasar lebih mendominasi perhatian, terutama menjelang tenggat waktu penting pada 2 April. Banyak orang berpendapat bahwa saat ini tidak ada pemotongan pajak yang nyata, hanya perpanjangan dari kebijakan pajak yang ada. Meskipun ada upaya untuk menyatukan Partai Republik di belakang rencana pajak, tantangan besar tetap ada. Bessent sebelumnya menyatakan bahwa pemotongan pajak adalah isu paling penting, tetapi saat ini lebih banyak fokus pada tarif dan dampaknya terhadap pasar. Beberapa orang bahkan menyebut mereka yang khawatir tentang kerugian saham sebagai "orang yang terlalu cemas."

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, mengatakan bahwa tidak ada jaminan AS tidak akan mengalami resesi. Ia menekankan pentingnya pemerintah untuk mencegah krisis keuangan yang mungkin terjadi akibat pengeluaran besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu, pemerintah di bawah Presiden Donald Trump sedang berusaha menata kembali keuangan dengan membuat Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin oleh Elon Musk, yang bertujuan untuk mengurangi pegawai dan memberikan insentif pensiun dini. Bessent juga menyatakan bahwa meskipun pasar saham mengalami penurunan, hal itu dianggap normal dan sehat. Ia percaya bahwa kebijakan pro-bisnis yang diterapkan Trump akan membawa dampak positif bagi ekonomi dalam jangka panjang. Namun, ia juga mengingatkan bahwa defisit anggaran AS semakin memburuk, dengan angka defisit mencapai lebih dari USRp 16.45 quadriliun ($1 triliun) pada bulan Februari.

Artikel ini membahas dampak kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Trump terhadap ekonomi Amerika Serikat. Meskipun beberapa produsen baja dan aluminium mungkin mendapatkan keuntungan, banyak orang lain, termasuk konsumen dan investor, merasakan dampak negatif. Banyak analis keuangan memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat dan inflasi akan meningkat akibat kebijakan ini. Survei menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen menurun, dan banyak orang merasa bahwa tarif ini hanya akan menyebabkan harga barang naik tanpa memberikan manfaat jangka panjang. Trump tampaknya tetap berpegang pada kebijakan ini meskipun ada tanda-tanda bahwa ekonomi sedang terganggu. Banyak orang yang memilih Trump kini merasa kecewa karena mereka berharap dia bisa mengurangi inflasi dan meningkatkan kesejahteraan. Meskipun ada sedikit pemulihan di pasar saham, banyak yang percaya bahwa kebijakan tarif ini akan terus menimbulkan masalah bagi perekonomian dan membuat hidup lebih sulit bagi masyarakat.

TMX Group, bursa derivatif terbesar di Kanada, mendapatkan keuntungan dari ketegangan perdagangan di Amerika Utara. Volume perdagangan di bursa ini meningkat pesat, terutama dalam produk keuangan yang berkaitan dengan ketidakpastian pasar. Pada bulan Februari, volume transaksi di Bursa Montreal TMX meningkat 35% dibandingkan tahun lalu, mencapai rekor lebih dari 20,3 juta transaksi. Saham TMX Group juga naik 13% tahun ini, sementara indeks saham utama Kanada justru turun 0,7%. Meskipun saat ini volatilitas pasar menguntungkan TMX Group, tidak ada yang bisa memastikan berapa lama kondisi ini akan bertahan. Banyak trader mencari perlindungan dari fluktuasi harga yang tinggi, yang menyebabkan lonjakan permintaan untuk produk keuangan tertentu. TMX Group dianggap berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi perubahan ini, berkat kombinasi pendapatan yang stabil dan transaksi yang meningkat.

TMX Group, bursa derivatif terbesar di Kanada, mendapatkan keuntungan dari ketegangan perdagangan di Amerika Utara. Volume perdagangan di bursa ini meningkat pesat, terutama dalam produk keuangan yang berkaitan dengan ketidakpastian pasar. Pada bulan Februari, volume transaksi di Bursa Montreal TMX meningkat 35% dibandingkan tahun lalu, mencapai rekor lebih dari 20,3 juta transaksi. Saham TMX Group juga naik 13% tahun ini, sementara indeks saham utama Kanada justru turun 0,7%. Meskipun saat ini volatilitas pasar menguntungkan TMX Group, tidak ada yang bisa memastikan berapa lama kondisi ini akan bertahan. Banyak trader mencari perlindungan dari fluktuasi harga yang tinggi, dan permintaan untuk produk keuangan yang dapat melindungi investasi mereka meningkat. TMX Group dianggap berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi perubahan ini, berkat campuran pendapatan yang stabil dan transaksi yang tinggi.

Kepercayaan Wall Street terhadap keuntungan perusahaan di Amerika Serikat mulai menurun, yang dapat menyebabkan lebih banyak ketidakstabilan di pasar saham. Meskipun proyeksi keuntungan untuk perusahaan S&P 500 masih terlihat kuat, analis telah mengurangi ekspektasi mereka selama 22 dari 23 minggu terakhir. Beberapa perusahaan, seperti American Airlines dan Delta Air Lines, telah memperkirakan kerugian yang lebih besar dari yang diharapkan, sementara retailer seperti Walmart juga memberikan sinyal hati-hati tentang permintaan. Analis memperkirakan pertumbuhan keuntungan S&P 500 akan turun dari 13% menjadi 10% untuk tahun 2025, dan ada kemungkinan penurunan lebih lanjut. Meskipun beberapa investor tetap optimis, mereka juga mulai menjual saham besar dan meningkatkan alokasi kas mereka sebagai langkah hati-hati. Jika ada kejutan negatif dalam laporan keuntungan perusahaan, pasar saham bisa menjadi lebih bergejolak.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada hari Jumat memperingatkan Amerika Serikat agar tidak memberlakukan tarif tanpa alasan yang jelas. Dalam konferensi pers, ia menekankan pentingnya kerjasama antara China dan AS dalam mengatasi masalah epidemi fentanyl. Wang juga mengingatkan bahwa jika setiap negara hanya memikirkan kepentingan sendiri dan menggunakan kekuatan, dunia bisa kembali ke keadaan yang kacau, seperti "hukum rimba". Selain itu, Wang Yi menyerukan perlunya negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina, dengan mengatakan bahwa konflik tidak menguntungkan siapa pun dan perdamaian adalah hal yang baik untuk semua. Ia menyatakan bahwa China mendukung semua upaya yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian. Wang berbicara dalam konteks pertemuan politik "Dua Sesi" di Beijing, di mana banyak perhatian tertuju pada perubahan kebijakan baru di Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menerapkan tarif baru sebesar 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta menggandakan tarif untuk barang-barang dari China menjadi 20 persen. Langkah ini diambil karena Trump merasa ketiga negara tersebut tidak cukup berusaha menghentikan aliran fentanyl, obat opioid berbahaya, ke AS. Kanada dan Meksiko segera merespons dengan ancaman tarif balasan, termasuk tarif 25 persen pada barang-barang AS senilai CRp 493.35 triliun ($30 miliar) . Para pemimpin Kanada dan Meksiko khawatir bahwa tarif ini akan merusak hubungan perdagangan yang telah terjalin baik selama bertahun-tahun. Sementara itu, China juga mengumumkan tarif tambahan untuk barang-barang AS dan membatasi ekspor kepada beberapa perusahaan AS. Tarif baru ini dapat berdampak besar pada ekonomi, terutama bagi petani dan produsen di AS, yang mungkin mengalami kerugian akibat meningkatnya biaya dan gangguan pada rantai pasokan. Banyak pihak memperingatkan bahwa langkah ini bisa menyebabkan resesi dan kehilangan pekerjaan di kedua negara.