Penemuan Fosil Baru Menerangi Spesies Purba

Arkeolog di Pegunungan Kaukasus menemukan ujung tombak tertua di Eropa, menantang keyakinan lama bahwa Neanderthal tidak membuat alat dari tulang. Penemuan ini memberikan narasi baru tentang kemampuan Neanderthal dalam menciptakan alat dari tulang. Ujung tombak ini ditemukan di Gua Mezmaiskaya di Rusia Selatan pada tahun 2003. Studi baru mengungkapkan bahwa ujung tombak ini dibuat dari tulang bison oleh Neanderthal yang menggunakan gua sebagai bengkel selama beberapa generasi. Analisis lanjutan menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki pemahaman tentang aerodinamika dan menggunakan api untuk mengeraskan ujung tombak. Mereka juga menggunakan tar sebagai perekat untuk menempelkan ujung tombak ke batang kayu. Penemuan ini menunjukkan bahwa Neanderthal adalah pengrajin yang terampil dan cerdas, yang mampu memperbaiki senjata mereka daripada membuangnya. Gua Mezmaiskaya memberikan bukti bahwa Neanderthal memiliki sistem fungsi dan manufaktur yang kompleks, mengubah pandangan konvensional tentang mereka. Studi ini dipublikasikan di Journal of Archaeological Science.

Para ilmuwan Austria menemukan metode pengawetan yang aneh dan sebelumnya tidak diketahui yang digunakan pada mumi berusia berabad-abad yang ditemukan di ruang bawah tanah gereja di St. Thomas am Blasenstein. Mumi tersebut diduga adalah tubuh dari Franz Xaver Sidler von Rosenegg, seorang vikaris aristokrat yang meninggal pada tahun 1746. Metode pengawetan ini melibatkan memasukkan bahan seperti serpihan kayu, ranting kecil, kain, dan seng klorida melalui rektum. Penemuan ini mengejutkan para ilmuwan karena tubuh menunjukkan sedikit tanda pembusukan internal meskipun sudah hampir 300 tahun. Analisis lebih lanjut menggunakan CT scan, autopsi fokal, penanggalan radiokarbon, dan analisis toksikologi mengungkapkan bahwa metode pengawetan ini belum pernah tercatat dalam literatur ilmiah sebelumnya. Para peneliti percaya bahwa campuran bahan lokal yang mudah didapat inilah yang membuat mumi terawetkan dengan baik. Identitas mumi dikonfirmasi sebagai Franz Xaver Sidler von Rosenegg melalui analisis ilmiah yang melibatkan penanggalan radiokarbon dan analisis isotop diet. Data isotop juga mengungkapkan bahwa vikaris tersebut kemungkinan menikmati diet berkualitas tinggi yang kaya akan biji-bijian, produk hewani, dan ikan darat. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang praktik pengawetan tubuh di masa lalu dan membuka kemungkinan bahwa metode serupa mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Selama hampir satu abad, cerita tentang mamalia awal telah disusun dari gigi yang terfragmentasi dan terisolasi. Namun, batuan kuno dari Formasi Freixial di Portugal baru-baru ini menghasilkan penemuan luar biasa yang mengubah pemahaman kita. Para paleontolog menemukan rahang bawah kanan yang terawetkan dengan baik dari formasi Jurassic Akhir ini, yang mengarah pada penemuan spesies baru multituberkulat bernama Cambelodon torreensis. Multituberkulat adalah kelompok mamalia awal yang sukses yang hidup selama lebih dari 100 juta tahun. Penemuan ini ditemukan pada tahun 2021 oleh Dr. Graça Ramalheiro dari Sociedade de História Natural di tambang Ulsa, yang terletak di Formasi Freixial. Rahang bawah ini milik Cambelodon torreensis muda dan menunjukkan kombinasi fitur unik yang mengarah pada konfirmasi spesies baru. Penemuan ini juga mengungkap pola penggantian gigi yang unik pada Cambelodon torreensis. Tidak seperti kebanyakan mamalia modern yang mengganti gigi dalam urutan depan-ke-belakang yang dapat diprediksi, beberapa multituberkulat kuno menunjukkan pola penggantian posteroanterior yang tidak berurutan. Pola ini sangat jarang dan sulit untuk dipelajari secara mendalam, tetapi penemuan ini mendorong kerangka waktu yang diketahui untuk fitur gigi ini ke Tithonian akhir.

Penelitian baru dari University of Leicester mengungkap bahwa pterosaurus, yang biasanya dianggap sebagai makhluk udara, juga beradaptasi untuk hidup di darat. Penemuan ini didasarkan pada jejak fosil yang ditemukan di berbagai lokasi dan direkonstruksi menggunakan pemodelan 3D canggih. Jejak ini menunjukkan bahwa pterosaurus mengalami 'pergeseran ekologi' sekitar 160 juta tahun yang lalu. Jejak fosil memberikan wawasan tentang habitat yang disukai pterosaurus sebelum kepunahan mereka. Misalnya, jejak neoazhdarchian menunjukkan bahwa pterosaurus raksasa seperti Quetzalcoatlus sering berada di darat. Selain itu, ctenochasmatoids dengan gigi seperti jarum tampaknya beradaptasi untuk hidup di lingkungan pesisir, sementara dsungaripterids memiliki paruh melengkung tanpa gigi dan gigi besar untuk menghancurkan kerang. Penelitian ini menyoroti pentingnya jejak fosil dalam memahami perilaku dan ekologi pterosaurus. Jejak ini tidak hanya mengungkapkan bagaimana makhluk ini bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan mereka, tetapi juga memberikan petunjuk tentang perilaku dan aktivitas sehari-hari mereka. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Current Biology dan menambah pemahaman kita tentang makhluk Mesozoikum yang menakjubkan ini.

Para peneliti menemukan sebecid, buaya yang mirip greyhound di Karibia, yang mengubah narasi bahwa predator darat besar tidak ada di pulau-pulau tersebut. Tiga dekade lalu, para peneliti menemukan dua gigi fosil berusia 18 juta tahun di Karibia. Bentuk meruncing dan gigi tajam tersebut jelas milik predator yang bisa merobek daging. Ketika gigi-gigi ini muncul di pulau-pulau yang berbeda, tim di Florida Museum of Natural History bertanya-tanya apa itu. Pada awal 2023, paleontolog menemukan gigi yang disertai dua vertebra di Republik Dominika. Dengan sedikit tambahan dari hewan tersebut, mereka mengidentifikasi hewan itu sebagai sebecid, buaya mirip greyhound yang ganas hingga sepanjang 20 kaki. Sebecid adalah anggota terakhir dari Notosuchia, kelompok besar dan beragam dari buaya yang punah. Mereka bertahan di Amerika Selatan setelah kepunahan dinosaurus. Teori GAARlandia menyarankan adanya jembatan darat sementara atau rantai pulau yang menghubungkan Amerika Selatan dan Karibia. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang tata letak Karibia pada titik evolusi penting jutaan tahun yang lalu. Para peneliti dari University of Florida menggambarkan penemuan ini sebagai 'luar biasa' untuk niche paleontologi Karibia dan menyatakan bahwa ini hanya puncak gunung es dari apa yang mungkin ditemukan di masa depan.

Para ilmuwan telah hampir memecahkan misteri lama tentang asal-usul platipus dan echidna, mamalia paling aneh di Bumi. Sebuah reanalisis tulang berusia 108 juta tahun menantang konsensus bahwa echidna dan platipus berasal dari satu nenek moyang yang hidup di darat. Tim dari University of South Wales menggunakan teknik pemindaian canggih untuk menyelidiki tulang humerus yang ditemukan di Dinosaur Cave, Australia. Tulang tersebut diidentifikasi sebagai milik Kryoryctes cadburyi, monotreme yang bertelur. Struktur eksternal tulang mirip dengan echidna, sementara struktur internalnya mirip dengan platipus. Hal ini menunjukkan bahwa monotremes awal adalah penggali semi-akuatik, yang kemudian berevolusi menjadi platipus yang tetap hidup di air dan echidna yang beradaptasi dengan kehidupan di darat. Penemuan ini mengubah pemahaman tentang sejarah evolusi monotremes. Meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang kapan tepatnya transformasi evolusi ini terjadi, penelitian ini memberikan wawasan baru yang penting. Para peneliti berharap dapat menemukan monotremes purba lainnya untuk terus mengungkap sejarah awal kelompok mamalia yang paling menarik ini.

Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun bernama Elliot di Matlock, Derbyshire, menemukan fosil laut purba di halaman rumahnya. Saat menggali di halaman depan, Elliot menemukan blok batu kapur yang berisi fosil makhluk laut Jurassic berusia 180 juta tahun. Penemuan ini sangat menginspirasi Elliot yang bercita-cita menjadi ahli paleontologi. Namun, Dr. Susannah Lydon dari Universitas Nottingham percaya bahwa fosil tersebut tidak berasal dari Matlock, meskipun daerah tersebut pernah berada di atas terumbu karang purba. Menurutnya, fosil tersebut kemungkinan besar berasal dari Dorset, sebuah situs Warisan Dunia Pesisir Jurassic yang populer untuk mengumpulkan fosil. Meskipun demikian, penemuan ini tetap menjadi inspirasi besar bagi Elliot dan keluarganya. Ibunya, Gemma, sangat mendukung minat dan hobi anaknya. Elliot diharapkan terus menggali dan mungkin menemukan lebih banyak fosil yang bisa memperluas pengetahuan tentang kehidupan laut purba di Matlock.