Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

China Meningkatkan Kemampuan Penelitian Ilmiah dan Kemajuan Teknologi Domestik

Share

China berfokus pada peningkatan kapabilitas penelitian domestik dengan menarik kembali ilmuwan terkemuka dari Amerika Serikat dan Jepang, serta mengembangkan teknologi militer dan luar angkasa canggih guna memperkuat posisi globalnya dalam bidang teknologi.

09 Mei 2025 pukul 08.52 WIB

Lin Shaozhen, Peneliti Biomekanika Terkenal, Hadapi Pelecehan Setelah Jadi Profesor di China

Lin Shaozhen, Peneliti Biomekanika Terkenal, Hadapi Pelecehan Setelah Jadi Profesor di China
Lin Shaozhen adalah peneliti muda yang sangat ternama di bidang biomekanika. Dia telah meniti karier internasional yang sukses dengan bekerja di universitas-universitas di luar negeri seperti di Prancis dan Singapura sebelum kembali ke Tiongkok. Pada bulan Februari, Lin mulai bekerja sebagai profesor dan pembimbing doktoral di Sun Yat-sen University yang terletak di Guangzhou. Ini menjadi langkah penting karena menunjukkan pengakuan terhadap prestasi akademiknya di tanah air. Sayangnya, semenjak pengangkatannya, Lin menghadapi pelecehan online dari netizen di media sosial China, terutama karena kondisi fisik yang membuat kepalanya miring. Kondisi ini disebut torticollis kongenital atau dikenal juga dengan wryneck. Lin sendiri berasal dari sebuah kota bernama Ganzhou di provinsi Jiangxi. Ia adalah bagian dari program pendidikan khusus yang membantu siswa berprestasi yang membutuhkan dukungan dalam sekolah menengah atas, yang dikenal dengan nama program hongzhi. Secara akademis, Lin memiliki catatan yang sangat mengesankan dengan 41 publikasi ilmiah dan berkontribusi di jurnal bergengsi. Ini menunjukan bahwa meskipun mendapat pelecehan, prestasi ilmunya tetap tinggi dan diakui dunia.
09 Mei 2025 pukul 01.40 WIB

Kemampuan dan Tantangan Misil Hipersonik China serta Teknologi Hipersonik Barat

Kemampuan dan Tantangan Misil Hipersonik China serta Teknologi Hipersonik Barat
Peneliti militer China mengklaim bahwa mereka mampu meluncurkan misil dari luar angkasa yang dapat melaju sangat cepat hingga Mach 20. Misil ini disebut mampu mencapai target global dalam waktu sekitar 30 menit, sehingga memperpendek waktu reaksi pertahanan musuh secara drastis. Misil yang dimaksud adalah re-entry glide vehicles (RGV) yang menggunakan desain aerodinamis khusus untuk bermanuver tinggi di atmosfer dekat ruang angkasa dengan kecepatan hipersonik. Mereka juga bisa diluncurkan dari berbagai platform seperti satelit dan peluncur darat. Meski memiliki teknologi canggih, ada beberapa masalah teknis yang masih menghambat sistem misil China, terutama jejak panas inframerah yang kuat sehingga mudah terdeteksi dan keterbatasan dalam komunikasi yang bisa melemahkan kemampuan manuver saat akhir penerbangan. Sementara itu, Amerika Serikat dan Inggris juga sedang mengembangkan teknologi mesin jet hipersonik untuk misil jelajah hipersonik. Mereka telah melakukan ratusan uji coba yang sukses dengan harapan bisa mengoperasikan sistem ini pada tahun 2030. Perkembangan ini menunjukkan perlombaan teknologi hipersonik yang semakin intens di dunia, di mana berbagai negara berupaya memiliki kemampuan serang dan pertahanan yang lebih cepat dan sulit dideteksi oleh musuh.
08 Mei 2025 pukul 20.22 WIB

Penelitian Baru Ungkap Air Es Bulan Tersembunyi di Kedalaman Besar

Penelitian Baru Ungkap Air Es Bulan Tersembunyi di Kedalaman Besar
Negara di dunia saat ini berlomba untuk mengirim manusia kembali ke Bulan dengan rencana menjelajah dan membangun habitat yang akan membutuhkan sumber air dan oksigen besar. Fokus utama adalah kutub selatan Bulan, yang diduga menyimpan air es dalam jumlah besar yang dapat berguna untuk mendukung kehidupan manusia di sana. Penelitian terbaru menggunakan teleskop radio FAST dan radar SYISR dari China menemukan bahwa air es di kutub selatan Bulan tidak hanya terbatas di permukaan, melainkan tersebar dan berada cukup dalam di bawah tanah sekitar 10 meter. Kandungan air dari material di lapisan ini hanya sekitar 6 persen, sehingga ekstraksi air es akan menjadi suatu tantangan besar. Para ilmuwan berharap temuan ini dapat membantu menentukan lokasi pendaratan misi bulan masa depan serta mendukung desain pangkalan riset buatan China di Bulan. Namun, mereka juga menyatakan bahwa hasil ini masih merupakan analisis awal dan membutuhkan data dari berbagai sumber untuk akurasi lebih tinggi. Sejak penemuan pertama air es di kutub Bulan pada 2018 oleh tim dari Universitas Hawai'i yang menggunakan data dari misi Chandrayaan-1, masih ada debat tentang berapa banyak air es yang sebenarnya tersedia. Beberapa percaya jumlahnya sedikit dan tidak cukup untuk menopang koloni manusia, sementara yang lain yakin masih banyak air tersembunyi di dalam kawah-kawah yang gelap. China berencana meluncurkan misi Chang'e-7 tahun depan untuk menyelidiki air es secara langsung di Bulan dan mempelajari kondisi fisiknya. Misi tersebut diharapkan dapat memberi jawaban lebih pasti tentang ketersediaan air yang sangat dibutuhkan untuk masa depan eksplorasi dan kolonisasi Bulan.
08 Mei 2025 pukul 14.00 WIB

Senjata Hipersonik China Bisa Diluncurkan dari Luar Angkasa dan Serang Dunia Dalam 30 Menit

Senjata Hipersonik China Bisa Diluncurkan dari Luar Angkasa dan Serang Dunia Dalam 30 Menit
China kini memiliki senjata hipersonik yang bisa terbang sangat cepat hingga 20 kali kecepatan suara, atau Mach 20. Senjata ini dibuat oleh militer China dan dapat menyerang sasaran di seluruh dunia hanya dalam waktu 30 menit saja. Beberapa senjata tersebut bahkan bisa diluncurkan dari luar angkasa, bukan hanya dari darat. Kemampuan ini membuat musuh sulit mendeteksi dan memberikan respons karena waktunya sangat singkat. Penelitian mengenai senjata ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah China. Ini mengonfirmasi laporan-laporan sebelumnya dari Amerika Serikat yang sempat diragukan oleh beberapa ahli sebagai kebohongan atau fiksi ilmiah. Kecepatan dan kemampuan peluncuran dari luar angkasa membuat sistem peringatan dini negara lain menjadi kurang efektif. Ini memberikan keuntungan besar bagi China dalam kondisi perang nyata karena bisa menyerang secara tiba-tiba. Para pejabat pertahanan Amerika juga sudah memberikan peringatan serius tentang ancaman ini, menyebutkan bahwa mampu menghancurkan banyak kapal induk dalam waktu sangat singkat, yang menunjukkan perubahan besar dalam strategi militer global.

Baca Juga

  • Teknologi Nuklir Generasi Selanjutnya Maju di AS, Kanada, dan China

  • Perkembangan Teknologi Militer dan Luar Angkasa China

  • Inisiatif Kesehatan Bill Gates di Indonesia

  • Material dan Teknologi Ramah Lingkungan Inovatif

  • China Meningkatkan Kemampuan Penelitian Ilmiah dan Kemajuan Teknologi Domestik