AS dan Arab Saudi Bekerja Sama dalam Pengembangan Chip AI Lanjutan

Para ilmuwan dari Technical University of Munich telah menciptakan chip AI baru yang meniru cara kerja otak manusia. Chip ini mampu melakukan perhitungan secara langsung tanpa bergantung pada internet atau cloud, sehingga sangat aman dan hemat energi. Chip bernama AI Pro ini menggabungkan memori dan pemrosesan dalam satu tempat, membuatnya cepat dan efisien. Ia belajar mengenali pola menggunakan metode yang disebut hyperdimensional computing, yang memungkinkan chip memahami data tanpa perlu mengolah banyak contoh. Dengan teknologi ini, chip hanya mengkonsumsi energi yang sangat kecil, bahkan sampai 10 kali lebih hemat dibanding chip AI biasa. Ini cocok untuk perangkat seperti jam tangan pintar dan drone yang perlu bekerja cepat dan aman tanpa mengirim data ke luar. Karena data tetap berada lokal, risiko keamanan dan keterlambatan pengolahan data dapat dikurangi drastis. Ini sangat penting untuk aplikasi di bidang kesehatan, robotika, dan kendaraan otonom di daerah dengan sinyal internet yang lemah. Meskipun prototype chip ini berharga cukup mahal dan belum siap untuk produksi massal, pembuatnya yakin chip ini bisa membuka pasar baru untuk solusi AI yang khusus, bukan sekedar lebih kuat. Mereka optimis masa depan AI terletak pada perangkat keras yang dimiliki pengguna sendiri.

Industri semikonduktor sedang menghadapi tantangan besar karena proses pengembangan chip baru yang sangat lama dan menurunnya investasi modal ventura. Hal ini membuat perusahaan sulit untuk berinovasi dan mempercepat produksi chip yang sangat dibutuhkan di era kecerdasan buatan. Faraj Aalaei, seorang veteran semikonduktor, mendirikan Cognichip di San Francisco dengan tujuan menggunakan teknologi AI untuk mempercepat proses pengembangan chip. Perusahaannya mengembangkan model AI khusus yang disebut 'artificial chip intelligence' yang dapat bertindak seperti insinyur ahli dalam merancang chip. Tim Cognichip terdiri dari para ahli AI top dari berbagai institusi terkenal seperti Stanford, Google, dan MIT. Mereka mendapatkan pendanaan awal sebesar 33 juta dolar dari investor besar seperti Lux Capital dan Mayfield untuk mengembangkan dan menguji model AI ini agar dapat mempercepat proses desain chip hingga 50%. Dengan solusi ini, diharapkan perusahaan chip dapat mengurangi biaya produksi dan waktu yang diperlukan untuk membawa chip baru ke pasar. Selain itu, teknologi ini juga bertujuan untuk mempermudah akses perusahaan kecil agar bisa bersaing dan membangun chip khusus sesuai kebutuhan mereka. Meskipun masih memerlukan beberapa tahun pengembangan untuk mencapai performa optimal, Cognichip berambisi mengubah industri semikonduktor secara fundamental dengan teknologi AI yang bukan sekadar alat sederhana, tetapi sebuah revolusi dalam proses desain chip.

Nvidia memberikan 18.000 chip Blackwell terbaru kepada startup AI Arab Saudi bernama Humain. Ini dilakukan untuk memperkuat posisi Saudi dalam perlombaan kecerdasan buatan global yang semakin sengit antara AS, Tiongkok, dan negara lain. Selain Nvidia, AMD, Amazon, dan Cisco juga melakukan kerja sama besar dengan Humain. Hal ini menunjukkan Saudi serius membangun infrastruktur AI dan teknologi canggih untuk masa depan negaranya. Kesepakatan ini bertepatan dengan pengumuman pencabutan aturan pembatasan ekspor chip AI dari AS yang sebelumnya membatasi pengiriman chip tercanggih ke luar negeri, terutama ke negara seperti Saudi dan UEA. Tiongkok hanya mendapat versi chip Nvidia yang lebih lemah dibandingkan jenis Blackwell yang diberikan ke Saudi. Ini memberikan keunggulan kompetitif bagi Saudi untuk mengembangkan teknologi AI lebih cepat dan lebih baik daripada Tiongkok. Para analis yakin kesepakatan ini bakal mengubah persaingan teknologi global, dengan Nvidia tetap memimpin pasar chip AI dan Saudi menjadi pemain penting baru di peta AI dunia.

Pemerintahan Trump sedang membangun hubungan bisnis yang lebih erat dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di bidang teknologi kecerdasan buatan (AI). Mereka memudahkan akses kedua negara ini pada chip AI canggih yang sangat diperlukan untuk pengembangan teknologi terbaru. Kebijakan baru ini menggantikan aturan lama yang membatasi akses chip AI dibandingkan dengan masa pemerintahan Biden. Perubahan ini disambut baik oleh perusahaan teknologi Amerika dan sekutu Teluk yang ingin mempercepat kemajuan AI mereka. Selama kunjungan Trump ke Riyadh, berbagai kesepakatan investasi diumumkan, termasuk rencana pengembangan proyek AI dan pembelian pesawat dari Boeing. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dan bisnis menjadi fokus utama hubungan antara AS dan negara-negara Teluk. Selain itu, Arab Saudi juga memberikan lampu hijau untuk penggunaan layanan Starlink milik Elon Musk dalam sektor penerbangan dan pelayaran, yang bisa meningkatkan konektivitas bagi negara tersebut. Semua langkah ini memperlihatkan strategi Amerika untuk memperkuat posisi teknologi mereka sambil mendukung sekutu di kawasan Timur Tengah agar bisa bersaing di era digital dan kecerdasan buatan.

Saudi Arabia sedang memperkuat posisi sebagai pusat teknologi dunia dengan meluncurkan dana khusus AI. Dana ini diinisiasi oleh modal ventura Saudi bernama STV dan mendapat dukungan dari Google untuk mendukung startup teknologi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan nilai dana mencapai 100 juta dolar, fokus utama dari dana ini adalah membantu perusahaan-perusahaan startup tahap awal yang berkonsentrasi pada solusi aplikasi AI. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Saudi untuk mendiversifikasi ekonomi mereka. Selain itu, HUMAIN, perusahaan AI yang dimiliki oleh dana kekayaan Saudi, mengumumkan investasi besar bersama perusahaan teknologi besar seperti Amazon Web Services dan Advanced Micro Devices. Ini untuk membangun infrastruktur data center yang kuat guna mendukung teknologi AI. Kerjasama antara AS dan Saudi termasuk kesepakatan yang luas di sektor pertahanan, energi, dan teknologi, menunjukkan bagaimana hubungan bisnis kedua negara semakin erat dengan menjadikan AI sebagai salah satu fokus utamanya. STV bukan satu-satunya yang berinvestasi di bidang AI di Saudi; minggu ini juga ada pengumuman dana AI lainnya dari perusahaan modal ventura Saudi, menandakan tren investasi besar dan dukungan untuk pengembangan teknologi di wilayah tersebut.

Amazon berencana berinvestasi lebih dari 5 miliar dolar AS bekerjasama dengan Humain, perusahaan AI yang baru diluncurkan oleh penguasa Arab Saudi, untuk membangun zona AI khusus di Arab Saudi. Zona ini akan mendukung pengembangan teknologi AI serta penguatan infrastruktur di dalam negeri. Zona AI yang akan dibuat meliputi infrastruktur AWS seperti server, jaringan, serta program pelatihan dan sertifikasi untuk mendukung pengembangan teknologi dan sumber daya manusia terkait AI di Arab Saudi. Humain berkomitmen mengembangkan solusi AI menggunakan teknologi AWS dan mendukung startup AI lokal dengan menyediakan akses ke alat dan program yang diperlukan. Selain Amazon, beberapa perusahaan teknologi terkenal seperti Nvidia dan AMD juga bermitra dalam proyek ini. Investasi ini merupakan bagian dari dorongan Arab Saudi untuk memperkuat ekosistem teknologi nasional dan mematuhi aturan penyimpanan data lokal untuk perusahaan AI. Google dan Oracle juga telah mengumumkan ekspansi fasilitas di wilayah ini dalam beberapa tahun terakhir. Inisiatif ini didukung oleh kerjasama antara pemerintahan AS dan Arab Saudi, termasuk izin dari pemerintahan Trump untuk perusahaan teknologi AS agar mengadakan kesepakatan dengan perusahaan Arab Saudi, membuka peluang investasi besar dan kolaborasi teknologi di bidang AI.