
Harga Bitcoin turun lebih dari 3% ke sekitar Rp 1.68 miliar ($102,100) setelah rilis data inflasi baru yang mengejutkan pasar. Penurunan ini juga terlihat di mata uang kripto lain seperti Ethereum, Solana, dan Cardano yang mengalami penurunan serupa karena investor mencermati kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa Producer Price Index (PPI) turun 0,5% pada bulan April, berbeda dengan perkiraan kenaikan 0,2%. Penurunan ini juga terjadi pada Core PPI yang menanjak turun 0,4%, menandai penurunan terbesar harga jasa sejak 2009.
Biasanya, inflasi yang lemah bisa membuka peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga, yang umumnya positif bagi aset berisiko seperti Bitcoin. Namun, data penjualan ritel yang lemah dan penurunan pengeluaran konsumen memperlihatkan tanda-tanda perlambatan aktivitas ekonomi.
Data CPI bulan April juga lebih rendah dari perkiraan, naik hanya 0,2% secara bulanan dan 2,3% secara tahunan. Investor kini berharap The Fed dapat menurunkan suku bunga pada tahun 2025, namun kondisi permintaan yang lemah membingungkan sinyal ini.
Selain pasar kripto, saham terkait blockchain juga terdampak negatif dengan Coinbase, MicroStrategy, Robinhood, Marathon Digital, dan HIVE Digital mencatat penurunan harga. Situasi ini menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi dan kebijakan moneter mayor yang dapat mempengaruhi aset digital.