
Super Micro Computer dan Intel adalah dua perusahaan teknologi yang menghadapi tantangan besar karena perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI). Keduanya pernah mengalami masa sulit yang mempengaruhi harga saham mereka secara signifikan.
Super Micro Computer sempat naik daun karena menyediakan sistem server dengan chip terbaru dari Nvidia dan AMD, yang mendukung kebutuhan pusat data AI. Namun, masalah akuntansi menurunkan kepercayaan investor sehingga harganya turun drastis.
Meskipun margin keuntungannya menurun, Super Micro masih memiliki keunggulan dalam teknologi perakitan cepat dan liquid-cooling yang penting untuk menjaga suhu pusat data AI. Ini membuka peluang besar bagi perusahaan di masa depan.
Intel sempat tertinggal dalam pengembangan chip khusus AI, tetapi dengan penunjukan Lip-Bu Tan sebagai CEO baru, Intel berusaha memperbaiki dan menyederhanakan proses inovasi serta memperkuat bisnis foundry yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan besar.
Investor yang ingin berinvestasi di saham ini harus siap menghadapi risiko, terutama dalam jangka pendek. Namun, jika Super Micro berhasil mengelola produk dan persediaannya, serta Intel berhasil melaksanakan rencana barunya, keduanya bisa menjadi pemenang dalam perkembangan AI ke depan.