
Ilmuwan dari University of Surrey berhasil mengembangkan baterai lithium–CO₂ yang tidak hanya menyimpan energi lebih efisien, tetapi juga dapat menangkap karbon dioksida dari udara. Inovasi ini berpotensi besar dalam mengubah limbah polusi menjadi sumber energi yang berguna.
Baterai ini menggunakan katalis caesium phosphomolybdate yang murah dan mudah dibuat, menggantikan bahan logam langka dan mahal seperti ruthenium dan platinum. Dengan katalis ini, baterai bisa menyimpan energi sampai 2,5 kali lebih banyak dibandingkan baterai lithium-ion biasa.
Satu kilogram katalis dalam baterai dapat menyerap sekitar 18,5 kilogram karbon dioksida, cukup untuk mengimbangi emisi dari perjalanan mobil sejauh 100 mil. Ini artinya baterai ini mampu berkontribusi secara nyata dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon harian.
Selain dapat digunakan di Bumi, teknologi ini juga sangat relevan untuk eksplorasi Mars, di mana atmosfernya didominasi oleh CO₂. Baterai ini bisa berfungsi dalam kondisi tekanan CO₂ rendah seperti di Mars atau bahkan dari udara di Bumi.
Para peneliti terus mengembangkan baterai lithium–CO₂ agar semakin murah, tahan lama, dan efisien. Studi lanjutan meliputi pengamatan proses pengisian dan pengosongan baterai secara real time untuk meningkatkan performa dan ketahanannya di masa depan.