
Dalam dua hari terakhir, dunia perangkat keras AI menjadi sangat dinamis dengan Google memperkenalkan kacamata Android XR berteknologi tinggi, serta OpenAI yang mengejutkan pasar dengan mengakuisisi perusahaan AI hardware milik desainer legendaris Jony Ive. Ini menandai babak baru persaingan perangkat AI, di mana desain dan fungsi menjadi hal utama yang dipertaruhkan.
Sam Altman, CEO OpenAI, mengumumkan bahwa produk terbaru mereka bukanlah ponsel atau kacamata, yang selama ini dianggap sebagai form factor utama perangkat AI. Sebaliknya, mereka membuat perangkat baru yang termasuk kategori baru, dengan ukuran kompak seperti iPod Shuffle dan tanpa layar, yang bisa dipakai atau diletakkan di meja, membawa konsep 'hardware inti ketiga' yang melengkapi ponsel dan laptop.
Perangkat ini dirancang dengan kamera, speaker, mikrofon, baterai, dan konektivitas internet agar bisa menjalankan AI multimodal, yang memungkinkan interaksi natural dan interaktif di berbagai situasi. Jony Ive secara terbuka mengkritik beberapa gadget AI wearable lain yang gagal di tahun 2024, seperti Humane AI Pin dan Rabbit R1, menandakan bahwa mereka ingin melakukan pendekatan yang lebih tepat dan inovatif.
Spekulasi dari pakar seperti Ming-Chi Kuo menyebutkan perangkat ini berbentuk kecil, elegan, dan bisa dikenakan sebagai kalung, dengan kemampuan terhubung ke perangkat lain seperti smartphone dan komputer. Ini menunjukkan bahwa perangkat AI masa depan tidak selalu harus berupa kacamata atau ponsel pintar, tetapi bisa jadi sesuatu yang lebih fleksibel dan praktis.
Meskipun masih banyak misteri dan spekulasi seputar perangkat ini, lanjutan pengembangan perangkat keras AI ini menunjukkan bahwa era baru komputasi mobile sedang dibentuk, dengan perangkat AI yang menawarkan interaksi lebih alami dan lebih mudah dijangkau. Produk ini kemungkinan belum akan muncul hingga 2026 atau 2027, memberi waktu untuk membangun antisipasi dan inovasi lebih lanjut.