Courtesy of YahooFinance

Harga Rumah Tinggi dan Suku Bunga Memaksa Keluarga Muda Menunda Membeli Rumah

01 Feb 2025, 20.41 WIB

170 dibaca

Keluarga Petersen yang tinggal di apartemen dua kamar di California merasa ruang mereka semakin sempit, terutama dengan banyaknya mainan anak-anak. Meskipun mereka berpenghasilan sekitar Rp 4.44 miliar ($270,000) per tahun, mereka tidak mampu membeli rumah karena harga dan suku bunga hipotek yang tinggi. Banyak keluarga di Amerika Serikat mengalami hal yang sama, di mana rata-rata pemilik rumah menghabiskan 42% dari pendapatan mereka untuk biaya kepemilikan rumah, jauh lebih tinggi dari batas aman 30%. Banyak orang yang sebelumnya berharap untuk memiliki rumah kini terpaksa menyewa karena harga rumah yang tidak terjangkau.

Di sisi lain, beberapa kota seperti Boston memberikan bantuan kepada pembeli rumah pertama kali. Julieta Lopez, seorang penduduk Boston, berhasil membeli kondominium setelah mendapatkan bantuan dari program pemerintah yang membantunya dengan uang muka. Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang merasa sulit untuk memiliki rumah, ada juga upaya dari pemerintah untuk membantu mereka yang ingin membeli rumah pertama. Namun, banyak orang kini mulai mempertanyakan apakah memiliki rumah masih menjadi bagian dari "American dream" yang mereka impikan.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/home-prices-mortgage-rates-high-134124371.html

Analisis Kami

"Masalah ini mencerminkan ketidakseimbangan struktural dalam pasar perumahan yang membutuhkan intervensi kebijakan serius untuk menambah pasokan rumah terjangkau. Tanpa perubahan, impian warga Amerika untuk memiliki rumah sendiri akan semakin jauh dan memicu ketidaksetaraan ekonomi yang lebih dalam."

Analisis Ahli

Domonic Purviance

"Wage growth has not kept up with increases in home prices and interest rates, making homeownership less affordable despite higher incomes."

Brian McCabe

"Homeownership remains a cultural aspiration but flexibility and lifestyle changes among millennials may reduce its appeal in the future."

Prediksi Kami

Jika tren harga rumah dan suku bunga hipotek tetap tinggi, semakin banyak keluarga muda yang akan menunda atau mengesampingkan kepemilikan rumah dan lebih memilih menyewa, yang dapat mengubah budaya kepemilikan rumah di Amerika Serikat secara signifikan.

Pertanyaan Terkait

Apa masalah utama yang dihadapi keluarga Petersen terkait perumahan?

Keluarga Petersen merasa apartemen mereka terlalu kecil dan tidak mampu membeli rumah karena tingginya harga dan suku bunga hipotek.

Mengapa harga rumah menjadi tidak terjangkau bagi banyak keluarga di Amerika?

Harga rumah yang terus meningkat dan suku bunga hipotek yang tinggi membuat banyak keluarga tidak mampu membeli rumah, meskipun pendapatan mereka meningkat.

Apa yang dilakukan Julieta Lopez untuk membeli rumah setelah bertahun-tahun berusaha?

Julieta Lopez mencari program pemerintah yang membantu pembeli rumah pertama dan berhasil mendapatkan bantuan untuk uang muka rumah.

Bagaimana pandangan Brian McCabe tentang kepemilikan rumah di kalangan generasi muda?

Brian McCabe berpendapat bahwa generasi muda semakin menyadari keuntungan dari menyewa dan nilai fleksibilitas, yang dapat mengubah pandangan mereka tentang kepemilikan rumah.

Apa langkah yang diambil kota Boston untuk membantu pembeli rumah pertama?

Kota Boston telah menginvestasikan lebih dari $24 juta dalam program bantuan kepemilikan rumah untuk membantu penduduk mendapatkan rumah pertama mereka.