Courtesy of YahooFinance
Pasar Minyak Stagnan Setelah Inflasi AS Melambat dan Produksi OPEC Meningkat
13 Mar 2025, 06.33 WIB
118 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak stabil setelah inflasi AS menurun.
- Produksi OPEC meningkat, dengan Kazakhstan melanggar batas produksi.
- Para pedagang minyak menjadi lebih pesimis tentang prospek harga minyak.
Minyak stabil setelah mengalami kenaikan terbesar dalam dua minggu, didorong oleh penurunan inflasi di AS yang meningkatkan sentimen pasar keuangan. Minyak West Texas Intermediate diperdagangkan di bawah Rp 1.12 juta ($68) per barel setelah naik 2,2% pada hari Rabu, sementara minyak Brent mendekati Rp 1.17 juta ($71) . Data menunjukkan bahwa harga konsumen di AS naik dengan laju terendah dalam empat bulan, meskipun para ekonom memperkirakan bahwa perang dagang yang meningkat akan membuat harga barang seperti makanan dan pakaian naik dalam beberapa bulan mendatang.
Produksi minyak dari OPEC dan sekutunya meningkat bulan lalu, dengan Kazakhstan melanggar batas produksi yang disepakati. Meskipun demikian, Kazakhstan mengatakan telah setuju dengan perusahaan minyak internasional untuk mengurangi produksinya. Beberapa trader minyak besar mulai pesimis tentang prospek harga minyak karena pasokan mulai melebihi permintaan.
--------------------
Analisis Kami: Data inflasi AS yang melambat memberikan angin segar bagi pasar minyak, namun meningkatnya produksi dari negara-negara OPEC, khususnya Kazakhstan, menimbulkan risiko tekanan harga jangka panjang yang lebih besar. Sentimen pasar menjadi lebih hati-hati karena ketegangan perdagangan dapat memperumit permintaan minyak di masa mendatang.
--------------------
Analisis Ahli:
Daniel Yergin: Kenaikan produksi minyak OPEC dan risiko perang dagang menunjukkan pasar yang tidak stabil, sehingga investor dan produsen perlu memantau dinamika geopolitik dan ekonomi dengan sangat cermat.
Fatih Birol: Perlambatan inflasi AS tidak otomatis meningkatkan permintaan minyak; faktor geopolitik dan kebijakan produksi OPEC memainkan peran utama dalam menentukan harga minyak ke depan.
--------------------
Baca juga: Harga Minyak Naik Karena Prediksi Surplus Global Dipangkas dan Risiko Geopolitik Meningkat
What's Next: Harga minyak kemungkinan akan tetap volatil dalam beberapa bulan ke depan karena ketidakseimbangan antara pasokan yang meningkat dan permintaan yang belum pulih sepenuhnya, serta dampak lanjutan dari perang dagang global.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-holds-hefty-gain-easing-233348638.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-holds-hefty-gain-easing-233348638.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan harga minyak setelah inflasi AS menurun?A
Harga minyak stabil setelah inflasi AS menurun, dengan West Texas Intermediate diperdagangkan di bawah $68 per barel.Q
Apa yang dilaporkan mengenai produksi OPEC dan Kazakhstan?A
Produksi OPEC meningkat, dan Kazakhstan melanggar batas produksi, meskipun mereka setuju untuk mengurangi output dengan perusahaan minyak internasional.Q
Mengapa para pedagang minyak menjadi lebih pesimis tentang harga minyak?A
Para pedagang minyak menjadi lebih pesimis karena pasokan mulai melebihi permintaan.Q
Apa yang diharapkan ekonom terkait dengan perang dagang?A
Ekonom mengharapkan perang dagang yang meningkat akan mendorong harga barang seperti makanan dan pakaian naik.Q
Apa yang terjadi pada harga Brent dan WTI baru-baru ini?A
Harga Brent ditutup mendekati $71, sementara WTI mengalami lonjakan 2,2% pada hari Rabu.