Courtesy of CNBCIndonesia
Indonesia Terburuk di Asia Tenggara, Pendapatan Pajak Hanya 9,1% dari PDB
27 Mar 2025, 15.20 WIB
131 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kinerja pengumpulan pajak Indonesia sangat rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
- Ketidakpatuhan pajak menjadi masalah utama yang menghambat peningkatan penerimaan pajak di Indonesia.
- Bank Dunia menyoroti perlunya reformasi kebijakan untuk meningkatkan kinerja pajak di Indonesia.
Bank Dunia menyebut Indonesia sebagai salah satu negara dengan kinerja pengumpulan pajak terburuk di dunia. Dalam laporan terbaru, rasio pendapatan pajak Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 9,1% pada tahun 2021, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Kamboja, Malaysia, dan Filipina. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kinerja pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan badan (PPh Badan), yang seharusnya menyumbang 66% dari total penerimaan pajak.
Masalah utama yang dihadapi adalah kepatuhan pajak yang rendah, tarif pajak yang tidak efektif, dan basis pajak yang sempit. Pada tahun 2020, sekitar 50,7% dari kewajiban PPN tidak terpenuhi, yang setara dengan Rp 463 triliun. Sementara itu, kerugian dari pajak penghasilan badan akibat ketidakpatuhan mencapai sekitar Rp 160 triliun per tahun.
--------------------
Analisis Kami: Rendahnya penerimaan pajak Indonesia menunjukkan kegagalan sistem perpajakan dalam mengoptimalkan potensi sumber daya domestik yang ada. Reformasi menyeluruh terutama pada peningkatan kepatuhan wajib pajak dan perluasan basis pajak harus menjadi prioritas agar pemerintah memiliki dana yang cukup untuk membiayai pembangunan.
--------------------
Analisis Ahli:
Prof. Faisal Basri: Masalah utama dalam pengumpulan pajak di Indonesia adalah kebocoran perpajakan yang disebabkan oleh pemeriksaan dan penegakan hukum yang lemah serta rendahnya kesadaran pajak masyarakat.
Sri Mulyani: Peningkatan penerimaan pajak harus didukung dengan digitalisasi sistem perpajakan dan sosialiasi yang masif agar wajib pajak lebih patuh dan basis pajak dapat diperluas.
--------------------
What's Next: Jika masalah ketidakpatuhan, tarif pajak efektif, dan basis pajak tidak segera diperbaiki, besar kemungkinan penerimaan pajak Indonesia akan terus stagnan atau bahkan menurun, sehingga berdampak negatif pada pembiayaan pembangunan nasional.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250327143348-4-622302/ini-alasan-bank-dunia-cap-kinerja-pajak-ri-buruk
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250327143348-4-622302/ini-alasan-bank-dunia-cap-kinerja-pajak-ri-buruk
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilaporkan oleh Bank Dunia mengenai kinerja pengumpulan pajak Indonesia?A
Bank Dunia melabeli Indonesia sebagai salah satu negara dengan kinerja pengumpulan pajak terburuk di dunia.Q
Bagaimana rasio pendapatan pajak Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara?A
Rasio pendapatan pajak Indonesia hanya 9,1 persen pada tahun 2021, jauh lebih rendah dibandingkan Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.Q
Apa saja faktor yang menyebabkan buruknya kinerja pajak di Indonesia?A
Faktor-faktor yang menyebabkan buruknya kinerja pajak di Indonesia termasuk kepatuhan yang rendah, tarif pajak efektif yang relatif rendah, dan basis pajak yang sempit.Q
Berapa persen rasio penerimaan pajak terhadap PDB Indonesia pada tahun 2021?A
Rasio penerimaan pajak terhadap PDB Indonesia pada tahun 2021 adalah 9,1 persen.Q
Apa yang menjadi penyebab utama ketidakpatuhan pajak di Indonesia?A
Penyebab utama ketidakpatuhan pajak di Indonesia adalah tingginya persentase kewajiban pajak yang tidak dipenuhi, mencapai 50,7 persen dari total kewajiban PPN pada tahun 2020.