Courtesy of Axios
IMF Ungkap Dampak Emisi AI dan Perlunya Energi Terbarukan
Menggambarkan dampak kebutuhan energi AI terhadap emisi CO2 dan membandingkannya dengan keuntungan ekonomi yang dihasilkan oleh AI.
22 Apr 2025, 20.06 WIB
151 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Studi IMF menunjukkan bahwa emisi CO2 tambahan dari AI dapat signifikan, tetapi tidak seburuk yang diperkirakan.
- Konsumsi listrik global yang terkait dengan AI diperkirakan akan meningkat secara substansial pada tahun 2030.
- Keseimbangan antara manfaat ekonomi dari AI dan dampak lingkungan perlu diperhatikan dalam kebijakan energi.
global - Sebuah studi baru dari International Monetary Fund (IMF) menyoroti hubungan antara kecerdasan buatan (AI), iklim, dan energi. Studi ini menemukan bahwa kebutuhan energi AI dapat menyebabkan tambahan 1,7 gigaton emisi CO2 dari tahun 2025 hingga 2030, yang setara dengan emisi gas rumah kaca Italia selama lima tahun. Meskipun demikian, skenario yang lebih banyak menggunakan energi terbarukan menunjukkan peningkatan yang lebih rendah, yaitu 1,3 gigaton.
Laporan ini juga membandingkan biaya sosial dari tambahan emisi ini dengan keuntungan ekonomi yang dihasilkan oleh AI. IMF memperkirakan biaya sosial dari tambahan emisi ini adalah antara Rp 833.76 triliun ($50,7 miliar) hingga Rp 1.09 quadriliun ($66,3 miliar) , menggunakan biaya sosial karbon sebesar Rp 641.36 ribu ($39) per ton. Meskipun biaya sosial ini dianggap kecil dibandingkan dengan keuntungan ekonomi dari AI, tetap saja menambah kekhawatiran terhadap peningkatan emisi global.
IMF juga menemukan bahwa konsumsi listrik global yang didorong oleh AI bisa mencapai 1.500 TWh pada tahun 2030, setara dengan total permintaan listrik India. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah aplikasi AI yang mengurangi emisi pada akhirnya dapat mengimbangi CO2 yang dihasilkan dari kebutuhan energi pusat data. Studi ini menekankan pentingnya kebijakan energi yang lebih berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan dari perkembangan AI.
--------------------
Analisis Kami: Meskipun emisi tambahan dari AI tampak relatif kecil dibandingkan keuntungan ekonominya, kita tidak boleh mengabaikan akumulasi kontribusi ini terhadap krisis iklim global. Fokus harus diarahkan pada peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan untuk mendukung perkembangan AI secara berkelanjutan.
--------------------
Analisis Ahli:
Nicholas Stern: Biaya sosial karbon yang sering digunakan bisa terlalu rendah dan tidak sepenuhnya mencerminkan kerusakan iklim nyata, sehingga emisi tambahan AI perlu menjadi perhatian lebih serius.
Fatih Birol: Penting untuk memastikan energi untuk AI berasal dari sumber terbarukan agar potensi dampak negatif terhadap iklim dapat diminimalisir.
--------------------
What's Next: Energi dan emisi yang dikaitkan dengan AI akan terus meningkat, namun kemajuan teknologi dan kebijakan energi terbarukan berpotensi mengurangi dampak negatifnya jika diimplementasikan secara efektif.
Referensi:
[1] https://www.axios.com/2025/04/22/ai-climate-toll-imf-study
[1] https://www.axios.com/2025/04/22/ai-climate-toll-imf-study
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh studi IMF tentang hubungan antara AI, energi, dan emisi?A
Studi IMF menemukan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang emisi yang dihasilkan oleh AI, situasinya tidak seburuk yang diperkirakan.Q
Berapa banyak emisi CO2 tambahan yang diproyeksikan terkait dengan kebutuhan AI dari 2025 hingga 2030?A
IMF memproyeksikan emisi CO2 tambahan sebesar 1,7 gigaton dari kebutuhan AI selama periode tersebut.Q
Apa yang dikatakan laporan IEA tentang kekhawatiran mengenai AI dan perubahan iklim?A
Laporan IEA menyatakan bahwa kekhawatiran tentang AI yang mempercepat perubahan iklim tampaknya berlebihan.Q
Apa dampak dari konsumsi listrik global yang diperkirakan oleh IMF terkait AI?A
IMF memperkirakan bahwa konsumsi listrik global yang terkait dengan AI bisa mencapai 1.500 TWh pada tahun 2030.Q
Mengapa penting untuk memantau emisi baru yang berasal dari teknologi seperti AI?A
Penting untuk memantau emisi baru dari teknologi seperti AI untuk memastikan bahwa kita tidak melampaui target perjanjian Paris terkait perubahan iklim.