Courtesy of TechCrunch
Hakim Memenangkan Meta dalam Gugatan AI dan Hak Cipta: Apa Artinya?
Menjelaskan keputusan hukum terbaru yang mendukung penggunaan data berhak cipta untuk pelatihan AI selama memenuhi kriteria fair use, serta dampaknya terhadap industri teknologi dan hukum hak cipta.
26 Jun 2025, 06.40 WIB
100 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Keputusan hakim mendukung penggunaan wajar dalam pelatihan model AI.
- Kasus ini menunjukkan tantangan hukum yang dihadapi penulis dalam melindungi karya mereka.
- Perusahaan teknologi perlu mengembangkan argumen yang lebih kuat dalam kasus penggunaan karya berhak cipta.
San Francisco, Amerika Serikat - Sebuah keputusan pengadilan baru-baru ini menemukan Meta tidak melanggar hak cipta saat melatih model AI mereka dengan menggunakan buku berhak cipta, termasuk karya dari beberapa penulis terkenal. Keputusan ini diambil oleh Hakim Vince Chhabria melalui summary judgment, yang berarti kasus tidak perlu diteruskan ke pengadilan juri.
Hakim Chhabria menilai bahwa penggunaan karya tersebut masuk dalam kategori "fair use" karena sifatnya yang transformasi. Artinya, AI Meta tidak hanya menyalin karya asli, melainkan mengolahnya sehingga berbeda dan tidak merusak karya aslinya. Selain itu, penggugat gagal membuktikan bahwa pelatihan AI tersebut merugikan pasar karya mereka.
Putusan ini mengikuti jejak keputusan lain yang mendukung Anthropic dalam kasus serupa, yang kemudian menjadi sinyal positif bagi perusahaan teknologi yang lama berseteru secara hukum dengan pelaku industri media. Meskipun begitu, hakim menekankan keputusan ini hanya berlaku untuk kasus tertentu dan bukan berarti semua pelatihan AI dengan karya berhak cipta legal tanpa syarat.
Situasi hukum atas pelatihan AI menggunakan karya berhak cipta sangat bergantung pada detail kasus, seperti jenis karya yang digunakan dan bukti dampak pada pasar. Misalnya, pasar untuk karya berita dilihat lebih rentan dibandingkan pasar buku, sehingga argumen fair use bisa berbeda untuk setiap jenis konten yang digunakan.
Selain Meta dan Anthropic, terdapat banyak gugatan lain terhadap perusahaan seperti OpenAI, Microsoft, dan Midjourney yang juga dituding melanggar hak cipta karena memakai berita, film, dan acara TV untuk melatih AI mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pertarungan hukum mengenai penggunaan data dalam pelatihan AI akan terus berlanjut dan berkembang.
Sumber: https://techcrunch.com/2025/06/25/federal-judge-sides-with-meta-in-lawsuit-over-training-ai-models-on-copyrighted-books/
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang menggugat Meta dalam kasus hukum ini?A
Penulis buku, termasuk Sarah Silverman, menggugat Meta dalam kasus hukum ini.Q
Apa keputusan yang diambil oleh Hakim Vince Chhabria?A
Hakim Vince Chhabria memutuskan untuk mendukung Meta dengan alasan bahwa penggunaan karya berhak cipta termasuk dalam doktrin penggunaan wajar.Q
Apa yang dimaksud dengan doktrin penggunaan wajar?A
Doktrin penggunaan wajar adalah prinsip hukum yang membolehkan penggunaan terbatas karya berhak cipta tanpa izin pemiliknya, terutama untuk tujuan tertentu seperti pendidikan atau penelitian.Q
Mengapa Meta dianggap melakukan penggunaan yang transformatif?A
Meta dianggap melakukan penggunaan yang transformatif karena model AI-nya tidak hanya menggandakan karya penulis, tetapi menggunakannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.Q
Apa implikasi dari keputusan ini untuk perusahaan teknologi lainnya?A
Keputusan ini dapat memberikan preseden hukum yang menguntungkan bagi perusahaan teknologi lainnya yang menggunakan karya berhak cipta untuk melatih model AI.