Courtesy of CNBCIndonesia
Dampak AI Generatif: Lulusan Baru Makin Sulit Cari Kerja dan Masa Depan Karir Terancam
Artikel ini bertujuan menginformasikan dampak negatif AI generatif terhadap para lulusan baru dan pekerja muda serta mengingatkan pentingnya pemahaman dan adaptasi terhadap teknologi ini agar tidak menyebabkan kerugian besar pada tenaga kerja manusia.
27 Agt 2025, 17.45 WIB
277 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perkembangan AI generatif berdampak signifikan pada pekerja tingkat pemula.
- Banyak perusahaan yang menyesali keputusan untuk mengganti pekerja dengan AI.
- Sam Altman menekankan pentingnya keterlibatan manusia dalam proses medis meskipun teknologi AI semakin maju.
Jakarta, Indonesia - Perkembangan pesat teknologi Artificial Intelligence (AI) generatif kini mulai berdampak pada lingkungan kerja, terutama bagi para lulusan baru yang sedang mencari pekerjaan. Mereka menghadapi kesulitan karena AI mampu menggantikan fungsi pekerjaan yang biasanya dikerjakan manusia. Studi dari Stanford menunjukkan bahwa bidang pengembangan software dan layanan pelanggan adalah contoh pekerjaan yang sangat terdampak.
Pekerjaan yang selama ini dianggap mudah dan biasa seperti sekretaris, asisten administrasi, dan auditor kini juga mendapat tekanan besar akibat kemampuan AI yang bisa otomatis melakukan tugas-tugas tersebut. Hal ini membuat peluang karir bagi pekerja muda semakin sempit dan berisiko menghambat jenjang karir di masa depan.
Di Inggris, penerapan AI yang tergesa-gesa menyebabkan banyak bisnis menyesali keputusan mereka untuk mengganti tenaga manusia sepenuhnya dengan AI. Situasi serupa juga terjadi di Australia, di mana sebuah bank harus meminta maaf dan memulihkan kembali karyawan manusia karena AI tidak mampu menjalankan tugas dengan baik.
Sam Altman, CEO OpenAI, memberikan peringatan bahwa beberapa industri bisa hilang total akibat kemajuan AI. Namun, ia juga menekankan bahwa manusia tetap akan membutuhkan jasa dokter meskipun AI mampu memberikan diagnosa yang lebih akurat, karena kepercayaan manusia terhadap interaksi sosial dan profesional masih sangat dibutuhkan.
Fenomena ini memberikan pesan penting bahwa penggunaan AI harus disertai dengan persiapan matang dan penyesuaian yang bijaksana agar tidak merugikan tenaga kerja manusia. Perjalanan ke depan menuntut kolaborasi antara teknologi dan sumber daya manusia agar masa depan kerja tetap inklusif dan berkelanjutan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250827122821-37-661763/lulus-kuliah-makin-susah-dapat-kerja-kantoran-ini-penyebabnya
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250827122821-37-661763/lulus-kuliah-makin-susah-dapat-kerja-kantoran-ini-penyebabnya
Analisis Kami
"Perkembangan AI memang membawa tantangan berat bagi lulusan baru dan pekerja muda, terutama mereka yang mengandalkan keterampilan yang mudah diotomatisasi. Namun, ini juga kesempatan untuk mengubah paradigma pendidikan dan pelatihan agar lebih menyesuaikan dengan kebutuhan teknologi dan kemampuan manusia yang unik."
Analisis Ahli
Sam Altman
"Beberapa industri akan musnah karena AI, tapi kepercayaan manusia terhadap dokter tetap penting meski AI bisa memberikan diagnosa lebih akurat."
Prediksi Kami
Dalam 10 sampai 20 tahun ke depan, akan terjadi penurunan drastis posisi pemimpin muda karena jenjang karir yang terhambat oleh otomatisasi AI, sehingga dunia kerja perlu bertransformasi dengan memfokuskan pengembangan kemampuan manusia yang tidak tergantikan AI.
Pertanyaan Terkait
Q
Mengapa lulusan kuliah kesulitan mencari pekerjaan?A
Karena perkembangan Artificial Intelligence generatif yang diterapkan di lingkungan kerja.Q
Apa dampak dari teknologi AI terhadap pekerjaan tingkat pemula?A
Pekerja muda kesulitan dalam jenjang karir, terutama di bidang yang terdampak oleh AI seperti pengembangan software.Q
Siapa yang mengingatkan tentang dampak Gen AI pada pekerjaan?A
Sam Altman dari OpenAI.Q
Apa yang terjadi di Australia terkait penerapan AI di perusahaan?A
Sebuah bank di Australia terpaksa mempekerjakan kembali pekerja manusia karena AI gagal berfungsi dengan baik.Q
Apa pandangan Sam Altman tentang diagnosa AI?A
Sam Altman menyatakan bahwa meskipun AI dapat memberikan diagnosa yang lebih baik, tidak semua orang akan mempercayakan hasil diagnosa pada chatbot.