Biaya Visa H-1B Rp 1.64 miliar ($100,000) Trump Mengancam Startup dan Innovasi AI di Silicon Valley
Courtesy of YahooFinance

Biaya Visa H-1B Rp 1.64 miliar ($100,000) Trump Mengancam Startup dan Innovasi AI di Silicon Valley

Menggambarkan kekhawatiran dan dampak dari pengenaan biaya visa H-1B sebesar 100.000 dolar AS terhadap perusahaan teknologi, khususnya startup AI, sekaligus mengevaluasi bagaimana kebijakan tersebut bisa mengubah lanskap tenaga kerja dan inovasi di AS.

27 Sep 2025, 01.26 WIB
135 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Biaya visa H-1B yang baru dapat menguntungkan perusahaan besar dan membahayakan startup.
  • Akses ke bakat global dianggap penting untuk inovasi di industri teknologi.
  • Pengembangan bakat lokal di AS dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pekerja asing.
Silicon Valley, Amerika Serikat - Presiden Donald Trump baru-baru ini mengeluarkan perintah eksekutif yang mengenakan biaya 100.000 dolar AS untuk visa H-1B, sebuah visa yang memungkinkan perusahaan di Amerika Serikat mempekerjakan tenaga kerja asing yang terampil. Kebijakan ini mengejutkan banyak perusahaan teknologi di Silicon Valley, terutama startup AI yang sangat bergantung pada talenta asing untuk membangun produk dan layanan mereka.
Beberapa pendiri startup, seperti Jain dari Glean dan Habib dari Writer, mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa biaya visa yang tinggi ini akan menghambat kemampuan mereka untuk merekrut pegawai asing berkualitas. Mereka juga berpendapat bahwa kebijakan ini justru bisa menguntungkan perusahaan teknologi besar seperti Google, Apple, dan Amazon yang mampu menanggung biaya tinggi tersebut, sehingga membuat persaingan menjadi tidak sehat.
Disisi lain, ada juga optimisme bahwa kebijakan ini bisa mendorong pengembangan talenta lokal Amerika Serikat. Seperti yang disampaikan oleh Phil Fersht dan pendapat dari Rabicoff, sebaiknya sebagian dari biaya visa tersebut dialokasikan untuk pelatihan lulusan baru di bidang teknologi seperti AI, keamanan siber, dan infrastruktur cloud agar memperkuat tenaga kerja domestik.
Namun, kekhawatiran utama para pelaku industri adalah bahwa startup kecil dan menengah mungkin tidak mampu mengeluarkan biaya besar ini untuk visa H-1B, yang berpotensi menghambat inovasi dan pertumbuhan mereka, sekaligus memperlebar kesenjangan dengan perusahaan raksasa teknologi. Padahal dalam sejarah Silicon Valley, startup-lah yang sering menjadi pendorong kemajuan teknologi dan ekonomi.
Pada akhirnya, kebijakan baru ini mencerminkan dilema antara ingin melindungi peluang kerja domestik dan kebutuhan akan talenta global dalam dunia teknologi yang semakin kompetitif. Dampaknya terhadap dunia teknologi Amerika Serikat masih perlu dipantau ke depan dan bisa memicu perubahan strategi perekrutan dan pengembangan sumber daya manusia.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/3-ai-execs-trumps-100k-182610388.html

Analisis Ahli

Phil Fersht
"Biaya 100.000 dolar AS harus dialihkan sebagian untuk mendanai akademi pelatihan talenta lokal, fokus pada bidang yang sedang berkembang seperti cloud ops dan AI agar memperkuat kapasitas tenaga kerja domestik."

Analisis Kami

"Biaya visa H-1B yang sangat tinggi ini adalah langkah yang kontraproduktif jika tujuan utamanya ingin memperkuat inovasi teknologi AS, karena justru menghambat kelincahan startup. Meskipun mendorong pengembangan talenta lokal adalah ide bagus, kehilangan kebebasan merekrut global akan melemahkan posisi AS dalam persaingan teknologi dunia."

Prediksi Kami

Kebijakan ini kemungkinan akan menyebabkan startup kesulitan dalam merekrut talenta asing, memperkuat dominasi perusahaan teknologi besar, sementara berpotensi memicu investasi lebih besar pada pengembangan sumber daya manusia lokal dalam jangka panjang.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa dampak dari biaya baru untuk visa H-1B terhadap startup di Silicon Valley?
A
Biaya baru untuk visa H-1B dapat menghambat kemampuan startup untuk merekrut bakat global yang mereka butuhkan.
Q
Siapa saja yang diinterview oleh Business Insider mengenai kebijakan visa baru?
A
Business Insider mewawancarai Jain, Habib, dan Rabicoff mengenai dampak kebijakan visa baru.
Q
Apa alasan Habib menilai biaya baru ini menguntungkan Big Tech?
A
Habib berpendapat bahwa biaya baru ini menciptakan keuntungan untuk Big Tech dan membahayakan ekosistem startup.
Q
Bagaimana Glean merespons kebijakan baru terkait visa H-1B?
A
Glean menyatakan bahwa mereka akan terus merekrut bakat terbaik meskipun ada perubahan kebijakan visa.
Q
Apa pendapat Rabicoff mengenai pengembangan bakat lokal di AS?
A
Rabicoff percaya bahwa kebijakan baru ini bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan bakat muda di AS.