Courtesy of TheVerge
Biaya Visa Baru Trump Guncang Industri Teknologi AS dan Buka Peluang Eropa
Menyampaikan dampak kebijakan biaya visa H-1B baru terhadap industri teknologi AS dan bagaimana negara-negara Eropa memanfaatkan situasi ini untuk menarik pekerja terampil asing.
24 Sep 2025, 19.30 WIB
119 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan baru Trump mengenai biaya visa H-1B menciptakan ketidakpastian bagi pekerja terampil.
- Perusahaan di Britania Raya memanfaatkan situasi untuk menarik talenta internasional yang terdampak.
- Startup di AS mungkin menghadapi kesulitan lebih besar dibandingkan perusahaan besar dalam menghadapi biaya tambahan akibat kebijakan baru ini.
London, Inggris - Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump baru-baru ini mengumumkan biaya baru sebesar 100.000 dolar AS untuk mendapatkan visa H-1B, yang biasa digunakan oleh tenaga kerja terampil dari luar negeri di sektor teknologi. Kebijakan ini mengejutkan banyak perusahaan teknologi besar seperti Amazon, Google, dan Microsoft, yang kemudian segera mengurus pekerja mereka agar dapat kembali ke AS dan membatalkan perjalanan ke luar negeri agar terhindar dari biaya tambahan tersebut.
Baca juga: Biaya Visa H-1B Rp 1.64 miliar ($100,000) Trump Mengancam Startup dan Innovasi AI di Silicon Valley
Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang besar bagi para pekerja yang bergantung pada visa H-1B. Banyak perusahaan dan startup di Inggris melihat ini sebagai peluang untuk menarik talenta global yang kini mulai mempertimbangkan opsi lain selain AS. Perusahaan-perusahaan seperti Cleo, Synthesia, dan Wordsmith secara terbuka menawarkan pekerjaan dengan visa yang lebih mudah didapat dan berbagai dukungan seperti biaya relokasi.
Tidak hanya perusahaan-perusahaan swasta, pemerintah Inggris juga tertarik untuk mempermudah proses visa bagi pekerja teknologi asing, dalam upaya memanfaatkan kekacauan aturan visa di AS. Hal ini bisa memperkuat posisi Inggris sebagai pusat teknologi yang dapat bersaing dengan Silicon Valley. Meski pemerintah AS berupaya memberikan pengecualian biaya untuk beberapa sektor seperti tenaga medis dan pembaruan visa, ketidakpastian tetap menjadi hambatan besar bagi pekerja dan perusahaan.
Banyak perusahaan di AS, terutama startup, merasa berat dengan beban biaya tambahan ini. Garry Tan, CEO Y Combinator, memperingatkan bahwa kebijakan ini mendorong pekerja berbakat untuk membangun karirnya di negara lain, yang pada akhirnya memperlemah posisi AS di tengah persaingan teknologi yang ketat, terutama dalam perkembangan AI dan inovasi teknologi lainnya.
Baca juga: Biaya Rp 1.64 miliar ($100,000) Visa H-1B Bisa Bunuh Startup AS dan Giring Talenta ke Kanada
Secara keseluruhan, kebijakan visa H-1B yang baru ini diperkirakan akan mengubah arus tenaga kerja teknologi global dan membuka peluang besar bagi negara-negara Eropa untuk menjadi tujuan utama para talenta teknologi internasional. Sementara AS harus menghadapi tantangan baru dalam menjaga daya tariknya sebagai pusat inovasi teknologi dunia.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/784412/trump-h-1b-visa-europe-steal
[1] https://theverge.com/news/784412/trump-h-1b-visa-europe-steal
Analisis Ahli
Garry Tan
"Kebijakan ini adalah pukulan telak bagi startup yang sedang berkembang di AS dan justru memberikan keuntungan besar bagi ekosistem teknologi luar negeri yang lebih terbuka."
Analisis Kami
"Kebijakan ini jelas akan memperlambat laju inovasi di AS dan mendorong talenta global ke ekosistem teknologi yang lebih ramah di luar negeri. Perusahaan startup yang tidak mampu menanggung beban biaya ini akan mengalami kesulitan besar dalam mempertahankan dan merekrut karyawan berbakat."
Prediksi Kami
Kebijakan biaya visa H-1B yang tinggi akan membuat banyak pekerja terampil beralih ke negara lain, terutama Inggris dan Eropa, sehingga mengakibatkan berkurangnya daya saing industri teknologi AS di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan biaya visa H-1B yang diumumkan oleh Donald Trump?A
Donald Trump mengumumkan biaya baru sebesar $100,000 untuk visa H-1B, yang mempengaruhi banyak pekerja terampil di sektor teknologi.Q
Bagaimana perusahaan teknologi besar menanggapi kebijakan baru ini?A
Perusahaan seperti Amazon dan Google berusaha menarik kembali pekerja mereka dari luar negeri dan membatalkan rencana perjalanan mereka.Q
Apa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan di Britania Raya kepada pekerja yang terdampak?A
Perusahaan-perusahaan di Britania Raya menawarkan pekerjaan dan menjanjikan dukungan visa serta biaya relokasi untuk menarik talenta yang terdampak.Q
Siapa yang mengungkapkan keprihatinan tentang kebijakan visa baru ini?A
Barney Hussey-Yeo dan Victor Riparbelli mengungkapkan keprihatinan tentang ketidakpastian yang dihadapi oleh pemegang visa H-1B.Q
Apa dampak yang diharapkan dari kebijakan baru terhadap startup di AS?A
Dampak yang diharapkan adalah kesulitan bagi startup yang tidak mampu menanggung biaya tambahan dan potensi pengalihan talenta ke pusat teknologi di luar AS.